Ketimpangan penguasaan tanah dan konflik agraria masih menjadi tantangan serius dalam pelaksanaan program reforma agraria di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis anatomi dan solidaritas gerakan petani Aliansi Masyarakat Nanggung Transformatif (AMANAT) di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor serta pengaruhnya terhadap trajektori perjuangan reforma agraria, khususnya dalam konteks struktur penguasaan tanah dan kebijakan pertanahan yang memihak kaum miskin (pro-poor land governance). Metode penelitian campuran (mixed-methods) digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif melalui survei terhadap 30 petani AMANAT dan didukung oleh data kualitatif yang diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan AMANAT memiliki solidaritas tinggi, tercermin dari pembingkaian diagnostik, prognostik, dan motivasional yang kuat. Analisis PLS-SEM menunjukkan gerakan petani AMANAT secara signifikan berpengaruh terhadap trajektori perjuangan reforma agraria (path coefficient = 0,720; p-value = 0,000). Selain itu, AMANAT berhasil membangun jejaring dengan pemerintah daerah dan LSM yang secara nyata mendorong terwujudnya kebijakan pertanahan yang memihak kelompok miskin. Studi ini menyimpulkan bahwa gerakan petani yang terorganisir memiliki peranan strategis dalam mempengaruhi kebijakan pertanahan inklusif dan menjadi model bagi pelaksanaan reforma agraria yang berkeadilan sosial.