Perubahan paradigma kerja akibat perkembangan teknologi dan pandemi global telah mendorong munculnya budaya kerja jarak jauh yang tidak terstruktur, yang memengaruhi cara organisasi membangun loyalitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana budaya kerja tak terstruktur dalam lingkungan kerja jarak jauh membentuk ulang loyalitas karyawan di sektor jasa profesional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap lima belas karyawan dari lima perusahaan yang menerapkan sistem kerja jarak jauh secara permanen. Analisis data dilakukan melalui teknik tematik untuk mengidentifikasi pola pengalaman, persepsi, dan dinamika hubungan antara fleksibilitas kerja, otonomi personal, dan komitmen emosional terhadap organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja yang tidak terstruktur menciptakan ruang bagi fleksibilitas dan kepercayaan, yang berkontribusi pada peningkatan rasa memiliki, kepuasan kerja, dan loyalitas emosional karyawan terhadap perusahaan. Namun demikian, kurangnya struktur formal juga memunculkan tantangan berupa kaburnya batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan serta potensi keterasingan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa loyalitas karyawan dalam konteks kerja jarak jauh tidak lagi bergantung pada kontrol struktural, melainkan pada keberhasilan organisasi dalam membangun hubungan berbasis kepercayaan, komunikasi terbuka, dan penghargaan terhadap hasil kerja. Implikasi dari temuan ini mendorong redefinisi strategi manajemen sumber daya manusia yang adaptif terhadap dinamika kerja masa kini.