Hadiwijono, Vanessa Juventia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Quadratus Lumborum Block (QLB) pada Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL): Tinjauan Sistematik dan Meta-Analisis Hadiwijono, Vanessa Juventia; Ratumasa, Marilaeta Cindryani Ra
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 41 No 3 (2023): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v41i3.320

Abstract

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan metode endoskopik untuk manajamen nefrolitiasis yang lebih tidak invasif, namun tetap bisa menyebabkan nyeri pasca operatif yang mempengaruhi morbiditas. Quadratus lumborum block (QLB) adalah blok pada posterior dinding abdominal. Hingga kini, blok ini sudah dimodifikasi menjadi empat pendekatan serta dilakukan pada beragam pembedahan seperti pembedahan sesar, muskuloskeletal, hingga nefrolitotomi. Melalui tinjauan ini penulis hendak meringkas efikasi dari QLB pada PCNL dilihat dari penggunaan morfin dan nilai Visual Analog Scale (VAS) 24 jam pasca operatif dan ke depannya dapat diaplikasikan secara klinis. Tinjauan sistematis ini dibuat berdasarkan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) dan dianalisis dengan Review Manager (versi 5.4). Lima Randomized Control Trial (RCT) dari tahun 2018-2023 dilibatkan. Risiko bias dianalisis dengan plot funnel dan tes I2 untuk heterogenitas. Perbedaan standar rata-rata dilaporkan bermakna apabila p<0,05 dengan interval kepercayaan 95%. Hasil analisis komparatif pada penggunaan opioid (SMD=2,44 IK95%=2,09-2,79 p<0,00001 I2=94%) dan VAS (SMD=2,10 95% IK95%=1,74-2,45 p<0,00001 I2=93%) 24 jam pasca operatif menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Studi ini mendapatkan perbedaan rata-rata yang signifikan pada penggunaan opioid dan penilaian VAS 24 jam pasca operasi pada pasien yang menjalani PCNL dengan QLB. Namun, pertimbangan ulang diperlukan untuk implentasi klinis mengingat heterogenitasnya yang cukup tinggi. ditambah dengan parasetamol 1000 mg.
Telaah Sistematis Terhadap Analisis Penggunaan Algoritma Machine Learning untuk Acute Kidney Injury pada Pasien dengan Infark Miokard Cindryani Ra Ratumasa, Marilaeta; Suryana, I Ketut; Senapathi, Tjokorda Gde Agung; Hadiwijono, Vanessa Juventia
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 43 No 1 (2025): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v43i1.432

Abstract

Acute kidney injury (AKI) merupakan kondisi yang umum terjadi dan memiliki kontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada pasien yang mengalami infark miokard. Identifikasi dini dan intervensi yang tepat pada pasien berisiko AKI sangat penting, terutama dalam konteks prosedur kardiovaskular seperti angiografi koroner dan bedah jantung. Machine learning (ML) tentunya berpotensi besar dalam mendukung deteksi dini AKI pada pasien dengan cedera miokard. Oleh karena itu, telaah sistematis ini bertujuan untuk menganalisis studi-studi terkini mengenai penggunaan machine learning untuk deteksi dini AKI pada pasien yang mengalami infark miokard dalam konteks angiografi koroner hingga bedah jantung. Dengan memahami peran teknologi ini, diharapkan dapat ditemukan cara-cara baru untuk meningkatkan deteksi dan pengelolaan AKI, serta mengurangi komplikasi yang terkait dengan cedera ginjal pada pasien kardiovaskular. Tinjauan sistematis ini dibuat berdasarkan dari panduan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Basis data didapatkan dari Pubmed, Cochrane Central (Wiley), Embase (Elsevier), serta ClinicalTrials.gov menggunakan operator Boolean AND dan OR dimana dibatasi pencarian dari tahun 2014-2024. Penilaian kualitas studi menggunakan skor QUADAS. Teknologi machine learning dan AI menawarkan alat yang menjanjikan untuk meningkatkan akurasi prediksi, memungkinkan pengawasan yang lebih baik, dan intervensi yang lebih tepat waktu. Namun, beragam jenis algoritma dengan pendekatan yang berbeda dilibatkan dalam studi ini.Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam praktik klinis sehari-hari dan meningkatkan penanganan pasien dengan risiko tinggi AKI.
Innovation of a Three-Dimensional (3D) Printed Video Laryngoscope for Difficult Airway Management in a Rural Setting Hadiwijono, Vanessa Juventia; Muhammad, Emerald
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 43 No 2 (2025): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v43i2.414

Abstract

Background: Managing difficult airways remains a critical challenge in anesthetic practice, particularly in resource-limited settings. While modern video laryngoscopes are effective, their high cost and limited availability hinder their use in peripheral areas.Case Illustration: We report a 41-year-old woman with an abscess colli sinistra, classified as ASA III, who presented with a difficult airway requiring general anesthesia for surgical debridement. Due to anticipated intubation difficulty and limited access to advanced equipment, we employed an innovative 3D-printed video laryngoscope made of polyethylene terephthalate glycol (PETG), equipped with a endoscopic camera. The device facilitated successful endotracheal intubation without complications.Conclusion: TThis case highlights the potential of affordable, customizable 3D-printed video laryngoscopes as an alternative airway management tool in low-resource settings.