Nazara, Agustina Lesmauli
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bakteri Klebsiella sp. Asal Babi Penderita Porcine Respiratory Disease Complex Resistan Terhadap Ampicillin dan Peka Sulfamethoxazole-Trimethoprim dan Kanamycin Nazara, Agustina Lesmauli; Suarjana, I Gusti Ketut; Gelgel, Ketut Tono Pasek
Indonesia Medicus Veterinus Vol 11 (1) 2022
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2022.11.1.66

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola kepekaan bakteri Klebsiella sp. asal babi penderita Penyakit Respirasi Kompleks pada Babi atau Porcine Respiratory Disease Complex (PRDC) terhadap antibiotik ampicillin, sulfamethoxazole-trimethoprim dan kanamycin. PRDC adalah penyakit saluran pernapasan pada babi yang disebabkan oleh multimikrob, salah satunya adalah bakteri Klebsiella sp. Klebsiella sp. merupakan bakteri Gram negatif yang mempunyai kemampuan memproduksi enzim Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) yang menyebabkan resistansi terhadap antibiotik golongan beta-lactam. Penelitian ini menggunakan sampel isolat bakteri Klebsiella sp. bersifat ? hemolitik sebanyak tiga sampel yang telah diisolasi dan diidentifikasi secara konvensional dengan uji primer dan uji biokimiawi. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram menurut Kirby-Bauer dengan membuat suspensi bakteri yang kekeruhannya sesuai standar McFarland 0,5. Kemudian dilanjutkan dengan mengukur diameter killing zone (mm) yang terbentuk pada masing-masing paper disc. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disesuaikan dengan tabel standar diameter killing zone masing-masing antibiotik. Pola kepekaan yakni resistan, intermediet, dan sensitif disajikan dalam tabel persentase. Hasil yang diperoleh dari tiga sampel Klebsiella sp. menunjukkan yakni ketiga sampel resistan terhadap ampicillin 100%, terhadap sulfamethoxazole-trimethoprim sensitif 100%, dan terhadap kanamycin sensitif 100%. Klebsiella sp. resistan terhadap ampicillin, dan ketiga sampel sensitif terhadap sulfamethoxazole-trimethoprim dan kanamycin.
Kajian Pustaka: Upaya Menelan Berlebihan dan Regurgitasi pada Anjing Penderita Akalasia Krikofaringealis Mahaputra, I Made; Juniartini, Wieke Sri; Bolla, Nelci Elisabeth; Nazara, Agustina Lesmauli; Robi, I Made; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (4) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.4.619

Abstract

Krikofaringeal akalasia adalah gangguan menelan langka dari sfingter esofagus bagian atas pada anjing dan hewan muda lainnya. Tanda klinis yang umum terjadi pada anjing yang terkena krikofaringeal akalasia adalah disfagia, regurgitasi setelah berusaha menelan, batuk, hipersalivasi, refluks hidung, nafsu makan menurun sehingga pertumbuhan buruk. Krikofaringeal akalasia merupakan kondisi yang jarang terjadi pada anjing, tetapi harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding dalam kasus disfagia dan regurgitasi. Krikofaringeal akalasia merupakan salah satu penyebab disfagia orofaringeal yang langka ditandai dengan ketidakmampuan untuk melewatkan bolus ke dalam esofagus cervical akibat kegagalan membuka sfingter esofagus bagian atas. Kejadian krikofaringeal akalasia dapat disebabkan oleh hipertrofi krikofaringeal atau myositis atau atrofi yang menyebabkan ketidakmampuan fisik pada esofagus bagian atas. Secara histologis dari fragmen otot menunjukkan myositis neutrofilik fokal dan atrofi otot. Anjing penderita krikofaringeal akalasia dilaporkan memiliki penyakit penyerta seperti hipertiroidisme dan pneumonia. Penanganan krikofaringeal akalasia dapat dilakukan dengan pendekatan bedah myectomy dan pascaoperasi dapat diberikan opioid, antibiotika, dan dexamethasone. Prognosis dapat diberikan baik pada kasus krikofaringeal akalasia yang terdeteksi lebih awal dengan kondisi hewan yang baik. Sedangkan prognosis tanpa perawatan bedah biasanya buruk karena kesulitan dalam memelihara dan mengendalikan pneumonia aspirasi secara efektif pada hewan. Sebanyak lima laporan kasus krikofaringeal akalasia pada anjing dipilih dan rekam medisnya dijadikan sebagai sumber informasi untuk kajian pustaka.