Tama, Kevin Tri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Canine and Feline Dirofilariasis Currently Spreads in Indonesia Damaging Pulmonary Arteries and Lungs: A Literature Review Dayanti, Marissa Divia; Batan, I Wayan; Margaretha, Aloysiana; Tama, Kevin Tri
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (5) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.5.814

Abstract

Dirofilariasis, caused by Dirofilaria immitis, mostly known as heartworm disease, is an important mosquito-borne nematode zoonosis that naturally infects canids and other species such as cats, ferrets, and humans. There have been reports of heartworm infection from many countries in worldwide. Researchers have reported D. immitis is widely distributed in Southeast Asia because this parasitic zoonosis disease lives in temperate, tropical, and subtropical areas and can be found in colder regions. Therefore, the authors intended to provide an overview of Dirofilariasis cases in Indonesia from a global perspective. The published articles of dirofilariasis were collected and retrieved by an electronic literature search of three databases, including Google Scholar, PubMed, and Science Direct. The literature presented is intended to enhance our current understanding of the overview of D. immitis infection and its prevalence in Indonesia from a global perspective. D. immitis infection can cause caval syndrome in dogs as well as a cardiopulmonary syndrome known as Heartworm-Associated Respiratory Diseases (HARD), which can become fatal as the number of worms infecting the host increases. Whereas in cats, although the number of worms in the host are very few (one to six worms) they can cause pathological changes in the pulmonary arteries which result in a more serious infection than in dogs and endanger life.
Kajian Pustaka: Bakteri Penginfeksi yang Dapat Menimbulkan Diare pada Kuda Priharyanthi, Luh Komang Ayu Puteri; Tama, Kevin Tri; Remontara, Al Afuw Niha; Dhayanti, Ni Luh Evy; Maha Arta, I Komang Wira Kusuma; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (3) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.3.487

Abstract

Diare merupakan salah satu gejala yang timbul dari biosekuriti yang buruk dan ditandai dengan peningkatan frekuensi defekasi yang dapat terjadi secara akut maupun kronis. Bakteri merupakan salah satu agen penyebab diare. Gejala klinis pada diare kuda sangat bervariasi dan harus dipantau secara ketat meliputi suhu rektal, degup jantung, laju pernapasan, tingkat hidrasi, warna dan kualitas membran mukosa, waktu pengisian kembali kapiler, nafsu makan, serta karakter dan frekuensi defekasi. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kasus diare pada kuda yang disebabkan oleh agen bakteri. Kajian pustaka ini menyajikan enam laporan kasus diare bakteri pada kuda yang ditandai dengan tinja berwarna hijau berair, dehidrasi, suhu rektal hingga 39,4oC, takikardia, dan takipnea. Bakteri yang menyebabkan diare pada kuda adalah Salmonella spp., Clostridium difficile, Clostridium perfringens, Neorickettsia risticii, Brachyspira spp., dan Escherichia fergusonii. Pemeriksaan penunjang yang umum digunakan adalah pemeriksaan darah lengkap, biokimia darah, kultur bakteri, Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), dan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi enterotoksin dan mendiagnosis enterekolitis terkait dengan enterotoksigenik. Penanganan awal kasus diare pada kuda adalah penggantian hilangnya cairan tubuh, pemulihan keseimbangan asam-basa dan elektrolit, serta menghambat sekresi cairan usus. Terapi kausatif dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi dan terapi cairan ringer laktat. Dalam kajian pustaka ini, antibiotik yang paling sering digunakan adalah metronidazole (28,5%), flunixin meglumine (19,0%), dan ceftiofur (14,2%). Diagnosis dan pengobatan dini diare pada kuda sangat penting untuk mencegah perkembangan endotoksemia.
Kualitas Daging dan Produk Olahan Daging yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar, Bali Tama, Kevin Tri; Remontara, Al Afuw Niha; Arta, I Komang Wira Kusuma Maha; Dhayanti, Ni Luh Evy; Priharyanthi, Luh Komang Ayu Puteri; Swacita, Ida Bagus Ngurah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (3) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.3.351

Abstract

Kualitas daging adalah ukuran yang penting dalam hal palatabilitas dan penerimaan kepada konsumen. Kandungan gizi yang tinggi dalam daging merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga menyebabkan daging mudah rusak dan busuk. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daging dan produk olahan daging dengan menggunakan sampel yang didapat dari pasar tradisional di Kota Denpasar seperti Pasar Batu Kandik, Pasar Poh Gading, Pasar Badung, dan Pasar Kumbasari. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Pengujian dilakukan secara subjektif dan objektif. Uji subjektif daging dan olahan daging meliputi warna, aroma, konsistensi, tekstur, tenunan pengikat, serta kepualaman. Uji objektif daging meliputi uji pH, daya ikat air, kadar air, dan cemaran mikrob. Pengujian daging dan olahan daging menunjukkan bahwa warna, aroma, dan konsistensi dalam beberapa sampel dikategorikan normal sesuai dengan jenis daging dan produk daging, kecuali daging ikan dari Pasar Batu Kandik yang konsistensinya berair dan memiliki aroma amis. Tenunan pengikat dan kepualaman daging sapi dan babi masing-masing memiliki mutu II dan 10%, sedangkan daging ayam dan ikan memiliki mutu I dan 0%. Pada uji objektif, kadar pH daging dikategorikan normal berdasarkan jenisnya berkisar 5,4-6,4, sedangkan produk olahan daging seperti bakso berkisar 6-7 dan sosis 6-6,5; daya ikat air berkisar 64,43-83,75%; kadar air berkisar 71,7-81,9%, dan angka lempeng total bakteri (ALTB) 196 x 103-440 x 103 CFU/g. Namun, pertumbuhan Coliform melebihi batas normal dengan nilai 68-222 CFU/g. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan produk olahan daging memiliki kualitas baik. Seluruh daging dari Pasar Poh Gading dan Pasar Batu Kandik memiliki nilai organoleptik yang baik, kecuali daging ikan dari Pasar Batu Kandik. Seluruh daging memiliki nilai cemaran Coliform di atas batas normal kecuali daging ikan dari Pasar Poh Gading.