Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Model Pendidikan Komunikasi Iman di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Jakarta Pusat Lusia Rahajeng
Jurnal Pendidikan Kristen dan Ilmu Teologi Marturia Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Kristen dan Ilmu Teologi Marturia
Publisher : Marturia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.852 KB)

Abstract

AbstractIndonesian society, both demographically and sociologically, is a diverse society. The characteristics that characterize the nature of this diversity are the presence of language, race (ethnic), religious beliefs and other cultural practices. This cultural diversity is an invaluable asset of the nation, but at the same time cultural diversity can collapse or be a divisive one for a country. This cultural diversity is often used as a trigger for racial, religious, ethnic, and intergroup (SARA) conflicts. When children enter the school education level, the teachings of tolerance and respect for differences must be instilled as early as possible. Therefore, this study aims to describe how the faith communication education model can be accepted as an educational model to teach giving meaning to pluralism in Indonesia. The method used is a qualitative research method with a literature review approach. The result of the research is that teachers and students can apply the faith communication education model as a learning model for Christian religious education in schools. Abstrak Masyarakat Indonesia baik dari segi demografis maupun sosiologis merupakan masyarakat yang beragam. Ciri-ciri yang mencirikan sifat keanekaragaman ini adalah adanya bahasa, ras (suku), keyakinan agama dan praktik budaya lainnya. Keanekaragaman budaya adalah peninggalan bangsa yang tidak ternilai harganya, namun pada saat yang sama keragaman budaya dapat runtuh atau menjadi pemecah belah suatu negara. Keberagaman budaya ini sering dijadikan sebagai pemicu konflik ras, agama, suku, dan antargolongan (SARA). Ketika anak memasuki jenjang pendidikan sekolah, ajaran toleransi dan menghargai akan perbedaan harus ditanamkan sedini mungkin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana model pendidikan komunikasi iman dapat diterima sebagai model pendidikan untuk mengajarkan memberi makna terhadap pluralisme di Indonesia. Metode yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dengan pendekatan literature review. Hasil riset yaitu guru serta peserta didik bisa mempraktikkan model pembelajaran komunikasi iman sebagai salah satu model pendidikan pembelajaran agama Kristen di sekolah.
Psikologi pendidikan agama kristen dalam keluarga yang berkarakter Lusia Rahajeng
Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2022): Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.53 KB) | DOI: 10.55904/educenter.v1i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang dasar alkitabiah dalam perjanjian baru mengenai pendidikan agama kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter yang berkualitas harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang membentuk kepribadian anak, maka perlulah kita melihat ragam tipe pola asuh orangtua dan yang terbaik adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk menjadi dirinya sendiri, yang tentu saja butuh bimbingan dan arahan dari orangtua sebagai pendidik utama. Untuk mewujudkan tiga pilar pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan gereja, kita perlu belajar dari Teori Ekologi Bronfenbrenner. Dapat disimpulkan bahwa ketiga pusat pendidikan sama-sama memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan karakter pada anak dan pada dasarnya semua saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lain dan keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan bertanggung jawab mendidik anak-anaknya.
Implikasi Standar dan Jenis Penilaian dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Gereja Lusia Rahajeng
DIAJAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/diajar.v2i3.1588

Abstract

Christian religious education is a vital aspect of church teachings, as it shapes an individual's character and spiritual attitude. However, ensuring the quality and effectiveness of religious education requires appropriate standards and types of assessments in the learning process. This study aimed to analyze the implications of standards and types of assessments in Christian religious education in churches. The research employed a document analysis approach, collecting data from various sources such as textbooks, journal articles, and official documents from churches. The analysis identified the standards that should be met in Christian religious education, including theological understanding, prayer practice, participation in worship, moral and ethical understanding, and personal development activities. The research also evaluated appropriate types of assessments to evaluate students' achievements in meeting these standards, such as formative and summative assessments, project assessments, portfolio assessments, and direct observation. Educators should understand the standards that must be met in religious education and choose the appropriate types of assessments to evaluate students' achievements. The study's findings can serve as a reference for churches in developing quality learning programs and ensuring effective implementation of religious education. In conclusion, Christian religious education in churches plays a crucial role in shaping an individual's character and spiritual attitude. The study highlights the importance of using appropriate standards and types of assessments to ensure the quality and effectiveness of learning. Educators and churches should work together to provide adequate support and resources to facilitate effective learning implementation.
Psikologi pendidikan agama kristen dalam keluarga yang berkarakter Lusia Rahajeng
Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2022): Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/educenter.v1i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang dasar alkitabiah dalam perjanjian baru mengenai pendidikan agama kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter yang berkualitas harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang membentuk kepribadian anak, maka perlulah kita melihat ragam tipe pola asuh orangtua dan yang terbaik adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk menjadi dirinya sendiri, yang tentu saja butuh bimbingan dan arahan dari orangtua sebagai pendidik utama. Untuk mewujudkan tiga pilar pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan gereja, kita perlu belajar dari Teori Ekologi Bronfenbrenner. Dapat disimpulkan bahwa ketiga pusat pendidikan sama-sama memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan karakter pada anak dan pada dasarnya semua saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lain dan keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan bertanggung jawab mendidik anak-anaknya.
Psikologi pendidikan agama kristen dalam keluarga yang berkarakter Lusia Rahajeng
Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2022): Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/educenter.v1i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang dasar alkitabiah dalam perjanjian baru mengenai pendidikan agama kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter yang berkualitas harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang membentuk kepribadian anak, maka perlulah kita melihat ragam tipe pola asuh orangtua dan yang terbaik adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk menjadi dirinya sendiri, yang tentu saja butuh bimbingan dan arahan dari orangtua sebagai pendidik utama. Untuk mewujudkan tiga pilar pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan gereja, kita perlu belajar dari Teori Ekologi Bronfenbrenner. Dapat disimpulkan bahwa ketiga pusat pendidikan sama-sama memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan karakter pada anak dan pada dasarnya semua saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lain dan keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan bertanggung jawab mendidik anak-anaknya.