Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GERAKAN KOMUNIS DALAM SAREKAT ISLAM DI SURAKARTA TAHUN 1918-1926 M Fanani, Muhammad Farih; Maimunah, Siti
Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam Vol 20, No. 1 (2021): Thaqāfiyyāt
Publisher : Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/thaq.2021.20104

Abstract

Abstract: In the early 1920s, the Sarekat Islam as an organization Islam had the influence from the communists. Communism in Sarekat Islam (SI) has almost had an even impact from the CSI to Local SI. It is a clash between two different ideologies. Communist entry into SI can also be felt in Surakarta. In Surakarta communist movement activity was represented by H. Misbach. He played a major role in instilling communist ideology through the newspapers, Medan Moeslimin and Islam Bergerak. However, Misbach has a different view of communism. As a person who was born and raised in a religious environment, he tried to find a middle ground between the religion he believed in and his support for communism. Misbach developed the idea of Islamic communism. The idea sought to harmonize and find common ground between Islam and communism.Abstrak: Pada awal 1920-an, Sarekat Islam sebagai organisasi Islam mendapat pengaruh dari komunis. Komunisme dalam Sarekat Islam (SI) hampir berdampak merata dari CSI ke SI Lokal. Ini adalah benturan antara dua ideologi yang berbeda. Masuknya komunis ke SI juga terasa di Surakarta. Di Surakarta kegiatan gerakan komunis diwakili oleh H. Misbach. Ia berperan besar dalam menanamkan ideologi komunis melalui surat kabar Medan Moeslimin dan Islam Bergerak. Namun, Misbach memiliki pandangan berbeda tentang komunisme. Sebagai orang yang lahir dan besar di lingkungan yang religius, ia berusaha mencari jalan tengah antara agama yang diyakininya dan dukungannya terhadap komunisme. Misbach mengembangkan gagasan komunisme Islam. Idenya berusaha untuk mengharmoniskan dan menemukan titik temu antara Islam dan komunisme.