Kebutuhan energi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sementara sumber daya utama yang sampai saat ini masih digunakan berbahan dasar fossil yang tak terbarukan. Hal tersebut menyebabkan mulai dikembangkannya berbagai alternatif, salah satunya bioetanol yang merupakan bagian dari biofuel. Bahan baku bioetanol banyak dikembangkan, salah satunya yang berasal dari batang sorgum. Penggunaan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol dinilai menguntungkan dari segi ekonomi maupun teknis, sehingga dirancang suatu pabrik bioetanol dari batang sorgum dengan rancangan kapasitas sebesar 15.000.000 L/tahun. Proses utama dari pabrik ini adalah pre-treatment untuk degradasi lignin, fermentasi dengan teknologi SSCF, dan purifikasi menggunakan distilasi serta molecular sieves. Pabrik yang didesain akan mulai beroperasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2027 dengan asumsi operasi 330 hari dalam satu tahun. Analisis ekonomi dilakukan dan didapatkan data Capital Expenditure (CAPEX) sebesar Rp217.181.210.789; Operational Expenditure (OPEX) sebesar Rp170.197.041.372; Net Present Value (NPV) sebesar Rp84.770.408.771 dengan Internal Rate of Return sebesar 19,50%, Break Even Point (BEP) sebesar 50,55% dan Pay-out Time (POT) selama 6 tahun setelah pabrik beroperasi. Tak hanya itu, pabrik ini juga menekankan konsep green industry yang didasarkan pada peraturan pemerintah dengan adanya unit pengolahan limbah serta memanfaatkan kembali limbah yang meaish memiliki nilai ekonomi. Disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.