This Author published in this journals
All Journal SN-Biosper
Indra Gunawan
Laboratorium Fisiologi, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SEREALIA LOKAL JEWAWUT (Setaria italica (L.) P. Beauv): GIZI, BUDIDAYA DAN KULINER Titi Juhaeti; Wahyu Widiyono; Ninik Setyowati; Peni Lestari; Fauzia Syarif; Saefudin Saefudin; Indra Gunawan; Budiarjo Budiarjo; R.H Agung
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jewawut (Setaria italica (L.) P.Beauv.) merupakan salah satu serealia lokal Indonesia yang biji dan tepungnya potensial dimanfaatkan sebagai pengganti terigu dalam pembuatan kue kering maupun kue basah. Di perdagangan internasional, jewawut dikenal dengan nama foxtail millet. Dewasa ini jewawut masih ditanam dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan di beberapa daerah di Indonesia diantaranya di Sulawesi Barat, Sumba, Papua, Pulau Buru, Jawa Tengah (Wonogiri).  Di Jawa Barat, masyarakat lokal di Tasikmalaya, Ciamis dan Cianjur mengenalnya dengan sebutan kunyit. Secara tradisional, jewawut biasa diolah menjadi bubur, nasi atau kue basah tradisional lainnya. Jewawut bergizi tinggi sehingga disebut sebagai nutri-cereal. Indeks glikemiknya yang rendah cocok untuk penderita diabetes. Namun, saat ini sudah banyak yang tidak mengenal jewawut sebagai bahan pangan, lebih dikenal sebagai makanan burung. Dalam rangka mempopulerkan kembali jewawut, Pusat Penelitian Biologi LIPI pada tahun 2018-2019 mengenalkan kembali budidaya dan pemanfaatan jewawut ke masyarakat di Desa Banyudono Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Telah dibuat demplot budidaya, pelatihan penanganan pasca panen dan pengolahannya menjadi berbagai jenis kuliner. Hasilnya menunjukkan bahwa jewawut merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh, berumur genjah dengan potensi produksi biji yang cukup tinggi (4 ton/ha). Pada umur 2,5-3 bulan, jewawut sudah dapat dipanen. Pengupasan kulit biji dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti lumpang dan alu atau dalam skala besar dapat menggunakan mesin pengupas kulit. Biji tanpa kulit selanjutnya dapat ditepung dan dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis kuliner baik kue kering maupun kue basah. Potensi gizi, budidaya dan pemanfaatan jewawut akan diuraikan lebih lanjut dalam makalah ini. Diharapkan pemanfaatan jewawut dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian terigu.