Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran yang diterapkan masih dominan pada hafalan dan pemahaman konsep, belum memberdayakan kemampuan berpikir kritis. bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model Creative Problem Solving (CPS) pada sub materi psikotropika di kelas XI SMAN 2 Singaparna Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2018 sampai dengan Juli 2019 di SMAN 2 Singaparna. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah preeksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas XI IPA SMAN 2 Singaparna sebanyak dua kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 66 orang. Sampel yang digunakan sebayak dua kelas diambil dengan teknik total sampling yaitu kelas XI IPA 2 menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas XI IPA 1 menggunakan model Creative Problem Solving (CPS). Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis peserta didik pada sub materi psikotropika . tes ini berupa uraian sebanyak 14 butir soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model Creative Problem Solving (CPS) pada sub materi psikotropika di kelas XI SMAN 2 Singaparna Tahun Ajaran 2018/2019.