Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis proses komunikasi politik keluarga Ratu Atut dalam meningkatkan elektabilitas Benjamin-Pilar Saga dalam Pilkada Tangerang Selatan, Desember 2020. Konsep komunikasi politik digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi yang dijalankan oleh dinasti keluarga dalam meningkatkan elektabilitas di pemilihan umum, sehingga teori dinasti politik dan konsep elektabilitas juga diperlukan. Penelitian ini didasarkan pada fenomenologi dan menggunakan metode penelitian studi kasus. Observasi, diskusi mendalam, tinjauan pustaka, dokumentasi, dan penelusuran internet digunakan untuk memperoleh data. Tahapan reduksi data, display, dan diversifikasi/kesimpulan digunakan untuk melakukan analisis data. Temuan penelitian adalah: Pertama, Benyamin-Pilar yang berasal dan/atau sudah menjadi kekuatan politik lokal yang mengakar di Tangerang Selatan, memiliki popularitas dan elektabilitas yang lebih kuat dibanding dengan figur yang baru muncul dengan rekam jejak yang belum banyak terlihat dan diketahui oleh konstituen. Kedua, Benyamin-Pilar dengan dukungan dinasti keluarga Ratu Atut, memiliki keunggulan berupa koneksi keluarga, sumber daya uang dan jaringan, serta hubungan simbiosis dengan partai politik, sehingga memiliki lebih banyak komunikator/pembawa pesan dalam komunikasi politik yang dijalankan. Ketiga, para komunikator memanfaatkan media massa, media sosial, dan kampanye langsung (door to door) untuk menjalankan berbagai bentuk komunikasi politik selama pilkada. Keempat, faktor politik uang mendominasi kesediaan warga untuk memilih, bukan karena kesadaran yang terbangun oleh derajat literasi politik yang memadai.