Kota Surabaya merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang banyak menyimpan nilai-nilai historis. Adanya bangunan peninggalan maupun kawasan bersejarah, berupa kampung-kampung lama di kawasan pusat kota Surabaya menjadi saksi perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah kawasan Kampung Peneleh, yang terdapat pemakaman Belanda, turut menjadi cikal bakal pertumbuhan dan perkembangan kampung-kampung lama kota Surabaya. Diantaranya adalah kampung Lawang Seketeng, yang menyimpan riwayat kesejarahan perjuangan Bangsa Indonesia. Di kampung ini banyak menyisakan bangunan peninggalan yang sarat dengan peristiwa sejarah, diantaranya adalah keberadaan Langgar Dukur Kayu, Rumah Gaya Kolonial, Makam Mbah Pitono dan Mbah Dimo, Makam Syekh Al Habib Zaini, Rumah Singgah Bung Karno dan Bung Tomo, Rumah Puing dan Rumah Jengki, serta masih banyak lagi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan bangunan peninggalan tersebut dari aspek makna cultural dan potensinya sebagai salah satu tujuan wisata heritage yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif-komparatif, dengan cara menganalisa bangunan peninggalan menggunakan kriteria penilaian makna cultural dengan teknik skoring. Dari hasil penilaian tersebut, akan dapat dipetakan potensi pelestariannya. Hasil penelitian menunjukkan tingginya nilai makna cultural bangunan peninggalan, sehingga hal ini dapat menjadi peluang untuk dapat diwujudkannya wisata heritage guna menjaga nilai-nilai historis yang terkandung didalamnya.The city of Surabaya is one of the old cities in Indonesia which has a lot of historical values. The existence of heritage buildings and historic areas, in the form of old villages in the downtown area of Surabaya, is a witness to the struggle of the people in defending Indonesia's independence. One of them is the Peneleh Village area, which has a Dutch cemetery, which became the forerunner of the growth and development of the old villages of Surabaya. Among them is the village of Lawang Seketeng, which holds a historical history of the struggle of the Indonesian nation. In this village, there are many heritage buildings that are full of historical events, including the existence of Langgar Dukur Kayu, Colonial Style House, Tomb of Mbah Pitono and Mbah Dimo, Tomb of Sheikh Al Habib Zaini, Shelter House of Bung Karno and Bung Tomo, Rubble House and Jengki House, and many others. This study aims to identify the existence of these heritage buildings from the aspect of cultural meaning and their potential as one of the heritage tourism destinations launched by the Surabaya City Government. The research method used is descriptive qualitative-comparative, by analyzing heritage buildings using cultural meaning assessment criteria with scoring techniques. From the results of the assessment, it will be possible to map its conservation potential. The results show the high value of the cultural significance of heritage buildings, so that this can be an opportunity for the realization of heritage tourism in order to maintain the historical values contained therein