Wulandari, Andi Dewi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tingkat Pemahaman Pedagang Bakso Kota Denpasar terhadap Bahan Pengawet Formalin dan Boraks serta Kandungannya dalam Bakso Wulandari, Andi Dewi; Suardana, I Wayan; Suarsana, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 11 (2) 2022
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2022.11.2.159

Abstract

Bakso merupakan produk olahan daging asal hewan yang sering ditemui di kalangan masyarakat karena rasanya yang enak, relatif murah, mudah disajikan, dan mudah ditemui. Pada tahap produksi, bakso seringkali ditambahkan bahan pengawet dengan maksud untuk memperpanjang masa simpan produk dalam 12-24 jam. Salah satu masalah yang dihadapi pedagang bakso yaitu produk bakso harus habis terjual sebelum mengalami pembusukan sehingga beberapa oknum ditemui mengawetkan produk dagangnya menggunakan bahan berbahaya seperti formalin dan boraks. Penggunaan formalin dan boraks dengan dosis terkecil pada makanan telah dilarang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 33 tahun 2012, termasuk pada produk bakso. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman penjual bakso sekaligus mendeteksi secara kualitatif adanya senyawa formalin dan boraks yang dijual di sekitar pasar tradisional di Kota Denpasar. Sampel yang diidentifikasi diambil dari sembilan pedagang menetap, lima pedagang kaki lima, dan enam pedagang keliling selama tiga minggu berturut-turut. Tingkat pemahaman penjual diambil berdasarkan sejumlah pertanyaan kuisioner. Pemeriksaan kualitatif senyawa formalin dilakukan menggunakan reagen NaOH, natrium nitroprusida, dan fenilhidrazin, sedangkan, pemeriksaan kualitatif senyawa boraks dilakukan menggunakan uji kertas kurkumin. Hasil studi menunjukkan persepsi pedagang terhadap penggunaan bahan pengawet berbahaya dinilai sudah baik. Hasil analisis kualitatif terhadap formalin dan boraks pada bakso menunjukkan hasil negatif di semua sampel, dari minggu pertama hingga ketiga.