Sari, Herna
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Framing Pembangunan Jokowi Tak Boleh Berhenti Atas Nama Deforestasi pada Media Berita Daring Republika dan CNBC Indonesia Sari, Herna; Setiawan, Hendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.3398

Abstract

Utasan yang dilontarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar melalui akun media sosial twitter menjadi perdebatan dikalangan warganet. Lantaran Menteri Siti Nurbaya Bakar membuat pernyataan mengenai pembangunan yang dilakukan diera kepemimpinan Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama deforestasi. Padahal sehari sebelumnya Presiden Jokowi menandatangani perjanjian pemberhentian deforestasi per 2030 bersama dengan 190 negara lainnya melalui Konferensi Perubahan Iklim PBB yang diselenggarakan di Glasglow, Skotlandia. Media berita ini akan dianalisis bagaimana cara Republika.co.id dan CNBC Indonesia dalam mengemas pemberitaan. Untuk mengetahui fakta yang terjadi maka dilakukan analisis framing. Analisis framing bertujuan untuk mengetahui berita yang disajikan apakah sudah sesuai dengan fakta yang ada atau terdapat fakta yang disembunyikan. Analisis framing yang digunakan adalah menurut Zhongdang Pan dan M. Kosicki pada penelitian ini sebagai bukti bahwa stuktur, perangkat framing dan unit yang diamati merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara wartawan mengemas berita dan menyajikannya kepada publik. Adapun hasil penelitian yang ditunjukan pada media daring Republika.co.id dan CNBC Indonesia adalah secara sintaksis memiliki kesamaan yaitu judul yang mengarah pada Menteri LHK walaupun sebenarnya terdapat nama Presiden Jokowi. Secara tematik kedua media daring tersebut fokus membahas deforestasinya walaupun pada media berita Republika.co.id pada akhirnya membahas rencana Presiden Jokowi dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Secara skrip kedua media berita daring tersebut sudah memenuhi unsur 5W+1H. Secara retoris yang memiliki sedikit perbedaan karena CNBC Indonesia lebih fokus membahas tentang ketikan Ibu Menteri LHK difacebook sedangkan Republika.co.id fokus membahas melalui media sosial twitter yang saat itu sedang dipermasalahkan oleh warganet.