Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0
P-Index
This Author published in this journals
All Journal LOGOS (Jurnal Filsafat - Teologi) Logos
Simanullang, Banggas
Unknown Affiliation
Health Professions Social Sciences Other

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

 1 
MAKA KITA BERSERU,“ALLAH, BAPA YANG MAHARAHIM”: Membaca Alkitab dari Perspektif Perempuan Simanullang, Banggas
LOGOS Vol. 6 No. 1 (2008): Januari 2008
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v6i1.1820

Abstract

There are different responses given to the question: “Is the Bible really disparaging the women?” Literally speaking, it is that we find clear, explicit cases of the marginalization or segregation of women in several passages of the Bible, both in the Old and the New Testaments. These texts sound strange and surprising to one who is not familiar with the culture of the biblical world and believes in a just and liberating God. Therefore, a reading from a woman’s perspective is indispensable as a guarantee that the Bible’s God is also on the side of them. To read the Bible from a woman’s perspective, we must read it with women’s eyes, that is to say, conscious of the existence of individuals who are cast aside because of their sex. For this reason our reading does not come out spontaneously, and a conscious effort is needed to discover new women-liberating aspects or even elements in the text that other perspectives would not bring to light. Feminist consciousness is a basic skill indispensable to read the Bible from woman’s perspective.
“MAN OF GOD” IN ELIJAH AND ELISAH’S STORIES Simanullang, Banggas
LOGOS Vol 4 No. 1 (2005) : januari 2005
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v4i1.1831

Abstract

Tidak ada tokoh dalam Perjanjian Lama yang paling sering dijuluki “Abdi Allah” (Ibrani:) selain dari Elia, khususnya Elisa, nabi penggantinya di masa monarki Israel. Kisah kedua tokoh tersebut terdapat dalam 1-2Raja-Raja, kitab yang termasuk dalam apa yang biasa disebut oleh para ahli sebagai Sejarah Deuteronomistik. Sejarah tersebut mengalami redaksi sedikitnya dua kali, yakni sebelum dan sesudah pembuangan. Tidak ada kata sepakat di antara para ahli mengenai kualitas apa yang hendak diungkapkan dengan julukan tersebut. Satu hal yang menarik diperhatikan adalah bahwa julukan “Abdi Allah” tersebut dipakai hanya dalam teks-teks yang muncul sesudah masa pembuangan. Dipakainya julukan tersebut kepada Musa yang dalam Ul 18 dipandang sebagai “model” (prototype) nabi, menguatkan pandangan bahwa julukan “Abdi Allah” dalam kisah-kisah Elia dan Elisa juga bermaksud menggambarkan kedua tokoh sebagai nabi, penyambung lidah Allah yang sah kepada umat-Nya Israel. Sama seperti Musa, mereka mempunyai kedekatan khusus dengan TUHAN, Allah Israel.
MAKA KITA BERSERU,“ALLAH, BAPA YANG MAHARAHIM”: Membaca Alkitab dari Perspektif Perempuan Simanullang, Banggas
LOGOS Vol. 6 No. 1 (2008): Januari 2008
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v6i1.1820

Abstract

There are different responses given to the question: “Is the Bible really disparaging the women?” Literally speaking, it is that we find clear, explicit cases of the marginalization or segregation of women in several passages of the Bible, both in the Old and the New Testaments. These texts sound strange and surprising to one who is not familiar with the culture of the biblical world and believes in a just and liberating God. Therefore, a reading from a woman’s perspective is indispensable as a guarantee that the Bible’s God is also on the side of them. To read the Bible from a woman’s perspective, we must read it with women’s eyes, that is to say, conscious of the existence of individuals who are cast aside because of their sex. For this reason our reading does not come out spontaneously, and a conscious effort is needed to discover new women-liberating aspects or even elements in the text that other perspectives would not bring to light. Feminist consciousness is a basic skill indispensable to read the Bible from woman’s perspective.
“MAN OF GOD” IN ELIJAH AND ELISAH’S STORIES Simanullang, Banggas
LOGOS Vol 4 No. 1 (2005) : januari 2005
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v4i1.1831

Abstract

Tidak ada tokoh dalam Perjanjian Lama yang paling sering dijuluki “Abdi Allah” (Ibrani:) selain dari Elia, khususnya Elisa, nabi penggantinya di masa monarki Israel. Kisah kedua tokoh tersebut terdapat dalam 1-2Raja-Raja, kitab yang termasuk dalam apa yang biasa disebut oleh para ahli sebagai Sejarah Deuteronomistik. Sejarah tersebut mengalami redaksi sedikitnya dua kali, yakni sebelum dan sesudah pembuangan. Tidak ada kata sepakat di antara para ahli mengenai kualitas apa yang hendak diungkapkan dengan julukan tersebut. Satu hal yang menarik diperhatikan adalah bahwa julukan “Abdi Allah” tersebut dipakai hanya dalam teks-teks yang muncul sesudah masa pembuangan. Dipakainya julukan tersebut kepada Musa yang dalam Ul 18 dipandang sebagai “model” (prototype) nabi, menguatkan pandangan bahwa julukan “Abdi Allah” dalam kisah-kisah Elia dan Elisa juga bermaksud menggambarkan kedua tokoh sebagai nabi, penyambung lidah Allah yang sah kepada umat-Nya Israel. Sama seperti Musa, mereka mempunyai kedekatan khusus dengan TUHAN, Allah Israel.
Co-Authors