Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Aspal Kabungka Campur Dingin Hampar Panas Dengan Menggunakan Modifier 3% Agus, Irzal; Hamsah, Hamsah
Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil UNIDAYAN Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik , Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55340/jmi.v14i1.1889

Abstract

Penelitian ini mengkaji pemanfaatan aspal Kabungka campur dingin hampar panas dengan penambahan modifier sebesar 3%. Aspal Kabungka merupakan salah satu jenis aspal alam yang berpotensi digunakan sebagai alternatif aspal minyak konvensional, namun karakteristiknya yang lebih keras dan getas memerlukan modifikasi untuk aplikasi tertentu. Metode campur dingin hampar panas menawarkan keuntungan dalam hal efisiensi energi dan emisi dibandingkan dengan metode campuran panas konvensional. Dalam penelitian ini, modifier ditambahkan untuk meningkatkan kualitas dan performa aspal Kabungka, khususnya dalam hal fleksibilitas, ketahanan terhadap retak, dan stabilitas campurannya. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengevaluasi sifat-sifat fisik dan mekanik campuran aspal Kabungka dengan modifier 3%, meliputi pengujian Marshall untuk menentukan stabilitas, flow, VIM (Void in Mix), VMA (Void in Mineral Aggregate), dan VFB (Void Filled with Bitumen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan modifier 3% secara signifikan meningkatkan stabilitas dan durabilitas campuran aspal Kabungka, membuatnya memenuhi spesifikasi yang disyaratkan untuk perkerasan jalan, dan semua variasi kadar BGA 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% memenuhi spsesiifikasi syarat yang ditentukan. Hasil ini mengindikasikan bahwa aspal Kabungka yang dimodifikasi dengan metode campur dingin hampar panas memiliki potensi besar untuk diaplikasikan dalam konstruksi jalan, mendukung keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Penyuluhan Sumur Resapan Sebagai Upaya Konservasi Cadangan Air Tanah Dan Pengendalian Genangan Air Di Kota Baubau Nurhayati, Nurhayati; Agus, Irzal; Surianti, Surianti
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 6 No. 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i4.2546

Abstract

The population increase in urban areas will be directly proportional to the increase in the number of settlements and housing, so a lot of lands will change its function resulting in damage to water catchment areas. Technological developments and development are increasing, disrupting rainwater catchment areas and reducing the ability of rainwater to infiltration. When the rainy season, the problem in RT 18 is a lot of  runoff that cannot quickly absorb into the reservoir, resulting in stagnant water which is quite disturbing to residents' activities. Meanwhile, during the dry season, the borehole water discharge is greatly reduced and seawater intrusion occurs into the well. To overcome this there must be a solution offered to overcome these problems. Therefore one method to build public awareness is through counseling about the importance of infiltration wells. The results of the implementation showed that before counseling the participants' understanding test results were only 14.17% and after counseling the participants' understanding was 77.5%. There was an increase in participants' understanding of 63.33%.            Keywords: infiltration wells; runoff; water conservation, water absorption Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pemukiman dan perumahan, sehingga banyak lahan akan beralih fungsi yang berakibat pada rusaknya daerah resapan air. Perkembangan teknologi dan pembangunan yang makin meningkat, membuat lahan resapan air hujan terganggangu dan mengurangi kemampuan air hujan meresap kedalam tanah. Pada saat musim penghujan tiba permasalahan yang terjadi di RT 18 yaitu banyak limpasan air yang tidak bisa cepat menyerap ke dalam tahan sehingga terjadi genangan air yang cukup mengganggu aktivitas warga. Sedangkan ketika musim kemarau debit air sumur bor sangat berkurang serta terjadi instrusi air laut ke dalam sumur. Untuk mengatasi hal tersebut harus ada solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu salah satu metode untuk membangun kesadaran masyarakat yaitu melalui penyuluhan tentang arti penting sumur resapan. Hasil pelaksanaan menunjukkkan sebelum dilakukan penyuluhan hasil test pemahaman peserta hanya 14,17% dan setelah penyuluhan pemahaman peserta 77,5%. Terjadi peningkatan pemahaman peserta sebesar 63,33%. Kata kunci: limpasan; pelestarian air, resapan air, sumur resapan,