Mayoritas manusia yang hidup saat ini menganggap pertemuan dengan Allah hanyalah fiktif belaka, belum tentu dirasakan oleh setiap manusia, juga hanya dapat di nikmati setelah adanya hari kebangkitan. Sehingga sangat mudah mengabaikan keberadaan Allah dengan menafikan nilai-nilai kebaikan menuju Allah. Tujuan tulisan ini untuk menggali makna Liqāallah denga mengangkat nilai-nilai maqāṣid al-Qur’an dan maqāṣid alsharia’ah dalam QS. Al-Kahfi[18]:110. Artikel ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dengan metode analisis deskriptif yang diteliti menggunakan pendekatan tafsir maqashidi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lafadz Liqāallah tidak hanya bermakna pertemuan dengan Allah setelah hari akhir, tetapi juga bermakna ganjaran kebaikan dari Allah yang dapat diterima semasa hidup di dunia. Penulis juga menemukan nilai-nilai maqāṣid al-Qur’an dan maqāṣid al-sharia’ah dalam QS. AlKahfi[18]:110 yang dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembalikan keyakinan manusia akan keberadaaan Allah dengan menanamkankembali nilai-nilai kebaikan menuju Allah. [The majority of people living today think that meeting God is just a fiction, not necessarily felt by every human being, and can only be enjoyed after the resurrection day. So it is very easy to ignore the existence of Allah by denying the values of goodness towards Allah. The aim of this article to explore the meaning of Liqāallah by highlighting the values of maqāṣid al-Qur’an and maqāṣid alsharia’ah in the QS. Al-Kahfi[18]:110. This article is a type of library research with a descriptive analysis method that is researched using the maqāṣidi interpretation approach. The result of this research show that Liqāallah does not only mean meeting with Allah after thelast day, but it also of goodness from Allah can be received during life in the world. The author also finds the values of maqāṣid al-Qur’an and maqāṣid al-sharia’ah in the QS. Al-Kahfi[18]:110 which can be applied in everyday life. The result of this research are expetected to restore human belief in the exsistence of God by re-instilling good values toward Allah].