Arshita Auliana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Proximal Jejunal Diverticle: Cause of Upper Gastrointestinal Bleeding Andree Kurniawan; Marcellus Simadibrata; Arshita Auliana; Armen Armen; Achmad Fauzi
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy VOLUME 13, NUMBER 1, April 2012
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.073 KB) | DOI: 10.24871/131201256-60

Abstract

Five percents of patient presenting with gastrointestinal (GI) bleeding, the etiology of bleeding could not be found by upper endoscopy and colonoscopy. Almost 75% of which, the abnormality is detected in small bowel. One of the etiologies in small bowel bleeding is jejunal diverticle. In this paper, we reported a female, 38 years old, came with upper GI bleeding since one month ago. She had undergone several diagnostic procedures, such as abdominal ultrasound, abdominal computed tomography scan (CT-scan), upper and lower endoscopy, but there were no conclusion to explain the cause of bleeding. However, barium follow through examination found a diverticle, pouch-like shape, at jejunal proximal projection. Then, she underwent surgical treatment. Small intestine bleeding is best investigated by capsule endoscopy and double balloon enteroscopy. However, in limited conditions, small bowel follow through can be used to screen the source of bleeding in small intestine. The specific diagnosis of small intestine diverticle is possible by radiologic contrast study using various form of barium. Small bowel diverticle does not require surgical treatment, unless refractory symptoms or complications occur. Jejunal diverticle is one of sources in small intestinal bleeding. Small bowel follow through can still be used to diagnose jejunal diverticle. Keywords: diverticle, proximal jejunal, upper gastrointestinal bleeding, barium follow through
Pengaruh Depresi Terhadap Perbaikan Infeksi Ulkus Kaki Diabetik Auliana, Arshita; Yunir, Em; Putranto, Rudi; Nugroho, Pringgodigdo
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Pasien Diabetes Melitus (DM) dengan ulkus kaki lebih banyak yang mengalami depresi dan memiliki kualitas hidup yang buruk. Dalam tatalaksana ulkus kaki diabetik perlu diperhatikan faktor psikososial karena diperkirakan dapat mempengaruhi penyembuhan luka melalui induksi gangguan keseimbangan neuroendokrin-imun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh depresi terhadap proses perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik, serta tingkat depresi pada pasien ulkus kaki diabetik yang dirawat inap. Metode. Studi kohort prospektif dilakukan pada 95 pasien ulkus kaki diabetik terinfeksi yang dirawat di RSCM dan RS jejaring pada Maret-Oktober 2014. Subjek dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok depresi dan kelompok tidak depresi. Data klinis, penilaian depresi, dan data laboratorium diambil saat pasien masuk rumah sakit kemudian dinilai perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik dalam 21 hari masa perawatan. Hasil. Dari 95 subyek penelitian, 57 orang (60%) masuk dalam kelompok depresi, yang didominasi oleh kelompok perempuan (70%). Penyakit komorbid terbanyak adalah hipertensi, dengan angka komorbiditas dan penyakit kardivaskular lebih tinggi pada kelompok depresi. Malnutrisi dan obesitas juga lebih banyak pada kelompok depresi (64,9% dan 31,6%), demikian pula dengan kontrol glikemik yang buruk (73,7%). Sebagian besar pasien (73,7%) yang masuk dalam kelompok depresi memiliki depresi ringan. Pada kelompok depresi 40,4% mengalami perbaikan infeksi dalam 21 hari masa perawatan, sedangkan 68,4% pada kelompok tidak depresi. Depresi cenderung meningkatkan risiko atau kemungkinan tidak terjadinya perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik, walaupun setelah dilakukan penyesuaian terhadap variabel perancu, hasil tersebut tidak bermakna secara statistik (p = 0,07, adjusted OR 2,429 dengan IK 95% 0,890-6,632). Lebih banyak subjek dengan depresi sedang yang tidak mengalami perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik dibandingkan dengan subjek dengan depresi ringan (93,3% dan 47,6%). Simpulan. Depresi cenderung meningkatkan risiko atau kemungkinan tidak terjadinya perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik.