Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINGKAT ADOPSI PETANI MENERAPKAN VUB IMPARA 3 DAN IMPARI 34 DI LAHAN RAWA KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI : TINGKAT ADOPSI PETANI MENERAPKAN VUB IMPARA 3 DAN IMPARI 34 DI LAHAN RAWA KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI Suharyon Suharyon
Khazanah Intelektual Vol. 3 No. 1 (2019): Khazanah Intelektual
Publisher : Balitbangda Provinsi Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37250/newkiki.v3i1.35

Abstract

Tujuan pengkajian untuk mengetahui tingkat adopsi varietas Inpara 3 dan Impari 34 di lahan rawa. Pengkajian dilakukan di lahan rawa Desa Makmur Jaya, Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi pada tahun 2019. Jumlah sampel sebanyak 40 orang petani kooperator di bawah kelompok tani Surya Gemilang, dipilih secara acak sederhana yang berada di desa Makmur Jaya, Kecamatan Betara. Data dianalisis secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif dengan teknik skoring. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani terhadap varietas Inpara 3 dan Impari 34 termasuk kategori tinggi, masingmasing 84,3% dan 71,3%, sedangkan sikap petani terhadap inovasi kedua varietas tersebut termasuk dalam kategori setuju. Varietas Impara 3 dan Impari 34 cukup efisien dikembangkan dilahan rawa. Varietas Inpara 3 sangat disukai petani karena daya adaptasi varietas di lahan rawa, ketahanan terhadap hama dan penyakit, jumlah anakan dan produktivitas yang tinggi. Sedangkan pada varietas Impari 34 sangat disukai petani karena daya adaptasi varietas di lahan rawa, ketahanan terhadap hama dan penyakit, bentuk gabah dan tekstur/rasa nasi yang pera. Peningkatan adopsi varietas Inpara 3 dan Impari 34 dapat dilakukan melalui peningkatan diseminasi dan dukungan benih sumber secara keberlanjutan untuk mendukung pengembangannya di lahan rawa
Keragaan dan Potensi Produksi Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah Bukaan Baru Keracunan Besi Busyra Buyung Saidi; Jon Hendri; Suharyon Suharyon
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2020: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 “Komoditas Sumber Pangan untuk Meningkatkan K
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saidi BB, Hendri J, Suharyon S. 2020.  Performance and production potential yield of new rice high yielding varieties on new constructed irrigated rice field of iron poisoning fields. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang 20 Oktober 2020. pp. xxx.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Assessment of Performance and Potential Yields of New Rice High Yielding Varieties on New Constructed Irrigated Rice Field of Iron Poisoning Fields was carried out in Muntialo Village, Betara District, Tanjung Jabung Barat Regency from April to August 2018. The rice varieties used consisted of: 4 varieties, namely (1) Inpari 34 Agritan Salin, (2) Inpara 3, (3) Indragiri, and (4) IR 42. The study used a randomized block design with 4 (four) replications. Fertilization recommendations based on soil nutrient status. Cultivation of crops with an integrated crop management system (ICM) of Swamp Rice. 4: 1 legowo planting system with 20 days of seedlings. The data collected consisted of the chemical properties of the soil before the assessment, components of plant growth and production. The results showed that there was no significant difference in plant height between the varieties tested. The highest plant height was Inpari 34 (105.37 cm) and Inpara 3 (100.98 cm), followed by Indragiri (97.73 cm) and the lowest was IR 42 (93.38 cm). There was a significant difference between the maximum number of tillers, productive tillers, the number of grains per panicle and yield of harvested dry grain between the VUB tested. The highest production was obtained by Inpari 34 (5.58 tons/ha), while Inpara 3 (4.10 tons/ha), Indragiri 3.86 tons / ha and the lowest was on IR 42 (3.40 tons/ha).