Ayu Puji Lestari
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Survei Penggunaan, Jenis, Teknik, serta Obat Blok Saraf Perifer di Jawa Barat Tahun 2016 Ayu Puji Lestari; Suwarman Suwarman; M. Andy Prihartono
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.911 KB) | DOI: 10.15851/jap.v6n3.1346

Abstract

Blok saraf perifer merupakan salah satu teknik regional anestesi yang memiliki banyak manfaat. Penggunaan blok saraf perifer di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia sudah mulai meningkat. Data yang ada saat ini menunjukan bahwa penggunaan, jenis, teknik, dan obat untuk blok saraf perifer di negara lain sangat bervariasi. Di Indonesia khususnya wilayah Jawa Barat belum terdapat data mengenai penggunaan, jenis, teknik, dan obat blok saraf perifer. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan, jenis, teknik, dan obat yang digunakan untuk blok saraf perifer di Jawa Barat. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2018. Penelitian bersifat deskriptif dengan  menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada 120 dokter spesialis anestesi di Jawa Barat, 66 melalui  jasa pos dan 54 kuesioner diberikan langsung kepada dokter spesialis anestesi yang bekerja di Bandung. Angka respons yang didapatkan sebesar 51,3%. Dari penelitian ini didapatkan dokter spesialis anestesi yang melakukan blok saraf perifer pada tahun 2016 sebesar 44%, blok ankle sebanyak 56%, blok wrist sebanyak 53%, 71% menggunakan blind technique, serta obat paling banyak digunakan adalah bupivakain sebesar 91%. Permasalahan dokter spesialis anestesi di Jawa Barat yang berkaitan dalam pelaksanaan tindakan blok saraf perifer pada tahun 2016 paling banyak disebabkan dokter anestesi yang tidak familiar dengan tindakan blok saraf perifer sebesar 45%.Kata kunci: Blok saraf perifer, Jawa Barat, surveySurvey on Use, Type, Technique, and Drugs Used for Peripheral Nerve Block in West JavaPeripheral nerve block is a beneficial regional anesthesia technique. The use of peripheral nerve block across Asia, Europe, America and Australia has been increasing. Current data have shown a wide variety in the use, technique, and drugs selected for peripheral nerve block. In Indonesia, especially in West Java, no data available yet on the use, technique and drugs selected for peripheral nerve block. This study aimed to explore the use, technique, and drugs selected for peripheral nerve block in West Java. This was a descriptive study using a questionnaire as data collection tool to collect data on peripheral nerve block done in 2016. One hundred and twenty questionnaires were distributed to anesthesiologists in West Java area with 66 were sent via air mail and 54 were given directly to the anesthesiologists who work in Bandung area during the month of March 2018. The response rate was 51.3%. Result shown that in 2016, 44% anesthesiologists performed peripheral nerve blocks. Of these,56% were ankle block and 53% were wrist block with 71% of the respondents chose to usethe blind technique. The most widely used agent was bupivacaine, which was used in 91% of the procedures. The main challengeof peripheral nerve block implementation in West Java is unfamiliarity with the approach that 45% anesthesiologist are not used to use this technique.Key words: Peripheral nerve block, survey, West Java 
Intubasi Fiber Optic pada Pasien Anak dengan Syngnathia dan Pseudoankylosis Sendi Temporomandibular : Laporan Kasus Hafizh Budhiman Mahmud; Gezy Weita Giwangkancana; Ayu Puji Lestari
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v11n1.3140

Abstract

Manajemen jalan napas pada pasien anak dengan malformasi kraniofasial merupakan tantangan karena sulit dilakukan. Laporan kasus ini bertujuan menjelaskan manajemen anestesi pada pasien anak dengan syngnathia anterior dan pseudoankilosis temporomandibular. Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dengan diagnosis syngnathia segmen anterior dan pseudoankilosis temporomandibular dijadwalkan untuk operasi elektif. Intubasi fiber optic dilakukan pada pernapasan spontan (spontaneous breathing) melalui insuflasi menggunakan perangkat jalan napas nasofaring yang dimodifikasi. Dilakukan teknik “spray-as-you-go” dengan lidokain yang diencerkan dan intubasi nasal menggunakan fiber optic dari saluran hidung kontralateral menggunakan tabung endotrakeal uncuffed ukuran 4,5. Metode intubasi fiber optic dapat berhasil digunakan pada anak dengan malformasi kraniofasial.