Khairani Khairani
Universitas Muhammadiyah Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Young, Brave and Selfless: Grit Characters' in Ta'awun Behavior of Young Muhammadiyah Volunteers Sovi Septania; Khairani Khairani
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.908 KB) | DOI: 10.17977/um023v9i12020p15-25

Abstract

This research purpose is to empirically analyze how grit is connected with ta’awun behavior. This research used the grounded theory approach. Data collection methods through in-depth interviews, observation, and focus group discussions. Data integration utilized the triangulation method through three main stages, consist of open, axial, and selective coding. Respondents consisted of four young volunteers with specific criteria such as act as active volunteers at Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), students of Muhammadiyah Lampung University, and had practical experience in the disaster area. The results showed that there were five main themes in the behavior of Muhammadiyah's young volunteer ta'awun: (1) attention to others; (2) helping others; (3) considerate others; (4) positive achievement; dan (5) positive consequences. Grit character in the behavior of young Muhammadiyah volunteers involves as a rover to success system in aligning young volunteers to give added value to the utmost usefulness in the process of assisting survivors. Further explanation in understanding its various connection was discussedKata Kunci: young volunteer; muhammadiyah; ta’awun; grit
KECEMASAN PADA WANITA YANG TELAT MENIKAH DALAM PERSPEKTIF PERSON CENTERED THERAPY Renyep Proborini; Gilang Sukma Lestari; Khairani Khairani
JURNAL PSIKOLOGI MALAHAYATI Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v1i2.1874

Abstract

ANXIETY AMONG LATE MARRIED WOMEN IN PERSON CENTERED THERAPY PERSPECTIVEThis study aim to find data about anxiety among late married women. Discussion about this problem will be based on Person Centered Therapy form Carl R Rogers. The method used in this study was a qualitative method with case study approach. The subject of this study was three unmarried women, 28-30 years old, live in Bandar Lampung. Data obtained by interview and observation. To improve data credibility, interviews were also conducted on the third parties pf each subject. The result of this study shows that anxiety found in women who get married late is varied from low, mideum, and high. As adult women who already have self-concept, the subjects choose and realize a number of experiences that are in accordance with themselves. If it does not match, it will be ignored or changed. The self finally forms the ideal self and self concept. Self-confidence and independence help the subject to accept the reality of the problem. Unconsciousness of experiences that are seen, heard and felt, can reduce anxiety in one side, but increased anxiety on the other side, because it is contrary to the reality. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kecemasan yang dialami oleh wanita yang telat menikah. Pembahasan masalah ini akan dilandasi pendekatan teori Person Centered Therapy dari Carl R. Rogers. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah tiga orang wanita yang belum menikah, berusia 28-30 tahun yang tinggal di Bandarlampung. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Untuk lebih memperkuat kredibilitas data, maka dilakukan wawancara terhadap pihak ketiga dari masing-masing subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan karena telat menikah pada para subyek bervariasi dari level rendah, sedang dan tinggi. Sebagai wanita dewasa yang telah memiliki konsep diri, para subyek memilih dan menyadari  sejumlah pengalamannya yang sesuai dengan diri. Bila tak sesuai maka akan diabaikan atau diubah. Diri akhirnya membentuk konsep diri dan diri ideal. Kepercayaan diri dan kemandirian membantu subyek untuk dapat menerima kenyataan mengenai permasalahannya. Ketidaksadaran terhadap pengalaman yang dilihat, didengar dan dirasai, satu sisi dapat meredam kecemasan namun di sisi lain mendorong meningkatnya kecemasan karena bertentangan dengan realita yang ada.
Pemberdayaan Taman Pendidikan Quran (TPQ) Melalui Pembuatan Kurikulum Berdasarkan Metode Multi-Sensori Sovi Septania; Khairani Khairani; Mashdaria Huwaina
Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.885 KB) | DOI: 10.36590/jagri.v2i2.161

Abstract

TPQ sebagai lembaga pembelajaran Al-Quran harus memiliki metode pembelajaran yang terstandar melalui kurikulum sehingga evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara optimal. Masalah saat ini yang dihadapi TPQ Safaril ‘Ulum yaitu belum memiliki kurikulum yang terstandar sehingga proses belajar hanya difokuskan pada aktivitas rutin tanpa metode pembelajaran yang dapat dinilai efektivitasnya. Tujuan kegiatan untuk memberikan pendampingan dalam pembuatan kurikulum berdasarkan metode multi-sensori yang telah terbukti mampu berpengaruh terhadap kemampuan menghafal siswa. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari focus group discussion, observasi dan demostrasi hasil atau sosialisasi. Proses kegiatan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan untuk memetaan kondisi awal TPQ, tahap kedua sebagai proses FGD dalam pembuatan kurikulum dan tahap ketiga yaitu sosialisasi kurikulum. Dengan kurikulum berlandaskan metode multi-sensori, tenaga pendidik memiliki panduan sekaligus mampu menerapkan metode pembelajaran yang baru bagi peserta didik. Selain itu, kegiatan ini dapat menghasilkan siswa didik yang tidak hanya cepat dalam proses menghafal Al-Quran, namun menempatkan standar yang sama bagi seluruh siswa didik dengan kurikulum yang terstandar.