Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tingkat Produktivitas Perusahaan Kripik Tempe dengan Metode The American Productivity Center Teguh Oktiarso; Rudy Setiawan
Semantik Vol 4, No 1 (2014): Semantik 2014
Publisher : Semantik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2970.119 KB)

Abstract

Peningkatan kualitas perusahaan dapat dicapai dengan transformasi manajemen dalam melaksanakan sistemmanajemen kontemporer atau Total Quality Management (TQM), untuk itu perusahaan harus mengetahui tingkatproduktivitas. Cara ini dapat diketahui dengan menggunakan metode The American Produktivity Center (APC). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 1) Proses transaksi pembelian dan penjualan dapat dilakukan dengan cepat, 2) Datatransaksi penjualan dan pembelian mudah diketahui, 3) Data-data pada transaksi penjualan, pembelian dan tenagakerja sangat berpengaruh pada proses pengukuran tingkat produktivitas pada pengusaha kripik tempe, 4) Pengukurandengan metode The American Produktivity Center (APC) membantu dalam menganalisa perkembangan produktivitassuatu perusahaan, 5) Pihak manajemen dapat mengetahui perkembangan produktivitas pada perusahaanKata Kunci: Total Quality Management, Produktivitas, The American Produktivity Center
Analisis Pengaruh BMI, Suhu dan Durasi Kerja Terhadap Kebutuhan Energi pada Pekerja di Bagian Administrasi Teguh Oktiarso
JIE Scientific Journal on Research and Application of Industrial System Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/jie.v6i1.1331

Abstract

Pegawai administrasi di perkantoran memiliki banyak pekerjaan yang harus ditangani dan aktivitas yang dilakukan lebih banyak melibatkan beban mental dibandingkan dengan beban fisik. Beban kerja mental dapat menyebabkan stress kerja pada karyawan sehingga dapat mempengaruhi penurunan daya tahan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh BMI, suhu, dan durasi kerja terhadap kebutuhan energi pada aktivitas bagian administrasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain eksperimen untuk mengetahui respon ketiga faktor terhadap kebutuhan energi.  Observasi penelitian ini dilakukan di Universitas Ma Chung pada bagian Sekertariat Fakultas dengan difokuskan pada bagian Staf Fakultas Sains dan Teknologi. Faktor BMI  memiliki 2 taraf, yaitu normal dan gemuk. Faktor suhu memiliki 2 taraf, yaitu nyaman optimal dan hangat nyaman. Faktor durasi kerja memiliki 2 taraf, yaitu ringan dan menengah berat.  Responden dari penelitian ini adalah wanita dengan rentang usia 18-40 tahun. Rancangan dasar yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa ketiga faktor memiliki pengaruh terhadap kebutuhan energi dan adanya pengaruh interaksi antara faktor BMI, suhu dan durasi kerja terhadap kebutuhan energi. Hasil perhitungan konsumsi energi menunjukkan bahwa responden dengan BMI gemuk membutuhkan energi yang lebih besar daripada responden dengan BMI normal untuk melakukan aktivitas bagian administrasi dalam percobaan ini. Berdasarkan hasil perhitungan ini, dapat disimpulkan bahwa energi yang dibutuhkan pekerja untuk melakukan aktivitas bagian administrasi pada penelitian ini masih tergolong dalam kriteria beban kerja ringan
Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming Pada UKM XYZ Dimas Krissyda; Teguh Oktiarso
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 22 No 1 (2021)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/matrik.v22i1.1577

Abstract

UKM XYZ merupakan produsen empat belas jenis sambungan pipa dan satu jenis karet paku. Perusahaan mengalami kondisi overstock dan out-of-stock secara terus menerus karena perencanaan produksi yang kurang sesuai. Diusulkan sebuah rencana produksi menggunakan metode goal programming untuk memenuhi tujuan perusahaan yaitu memenuhi permintaan dan minimasi stok. Data permintaan historis akan digunakan sebagai data masukan pada model dan diolah dengan tiga metode peramalan deret waktu. Program LINGO 16.0 akan digunakan untuk perhitungan model rencana produksi. Hasil model pertama tidak dapat memenuhi permintaan dan memiliki nilai pengendapan stok produk rata-rata Rp 498.125,00 lebih banyak dari rencana UKM XYZ, maka diusulkan dua model perbaikan. Model kedua akan menggunakan pembobotan kuadrat dan model ketiga akan menggunakan variabel pemenuhan permintaan pada dua periode di masa depan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kedua model dapat memenuhi permintaan. Nilai pengendapan produk rata-rata dengan model kedua adalah Rp 678.333,00 lebih sedikit dari rencana UKM XYZ, sedangkan nilai pengendapan produk rata-rata model ketiga adalah Rp 303.542,00 lebih sedikit dari rencana UKM XYZ. Kedua model dapat memenuhi tujuan perusahaan dengan model kedua sebagai usulan terbaik
Penjadwalan Untuk Memininimalkan Total Tardiness Dengan Metode Integer Linear Programming Clara Yessica Livia; Teguh Oktiarso
Jurnal Teknik Industri Vol. 18 No. 2 (2017): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol18.No2.127-137

Abstract

Production scheduling is an important thing done in the company so that consumer demand is met on time. PT Mitra Mulia Makmur implements the scheduling principle of First Come First Serve in producing plastic container products. The scheduling applied is not yet effective and efficient because there are some late consumer demands. The delay in consumer demand is due to longer processing time than the specified time limit. In the study using Integer Linear Programming (ILP) method to minimize total tardiness (total tardiness). ILP was chosen as a method of solving delay problems. ILP can help the company’s decision-making process to achieve a purpose function by considering the constraints or constraints in the company. Linear Integer Programming method with the help of LINGO 16.0 software can produce improvements.
MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK PRODUK SAYURAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE DAN MODEL HOUSE OF RISK Andi Haifa Kania Nadhira; Teguh Oktiarso; Titik Desy Harsoyo
Kurawal - Jurnal Teknologi, Informasi dan Industri Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Kurawal Volume 2, Nomor 2, Oktober 2019
Publisher : Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/kurawal.2019.2.2.101-117

Abstract

Pada proses distribusi hasil pertanian di Kabupaten Malang, masih sering ditemukan beberapa masalah. Salah satunya adalah adanya kesulitan dalam melakukan penjualan produk pertanian secara maksimal. Proses distribusi ini adalah bagian dari operasi rantai pasok, yang pengelolaannya menjadi sangat penting. Dibutuhkan langkah identifikasi dan analisis risiko untuk menemukan potensi risiko yang timbul dari setiap masalah agar hambatan dan kerugian yang terjadi dapat diantisipasi.Penelitian terhadap manajemen risiko pada rantai pasok hasil pertanian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dalam mengidentifikasi risiko beserta agen risikonya, serta menggunakan model House Of Risk (HOR) untuk menganalisis risiko yang terjadi, untuk kemudian menentukan strategi mitigasi atas risiko tersebut.Hasil yang diperoleh pada penelitian rantai pasok distribusi produk sayuran di STA Mantung Kabupaten Malang adalah ditemukannya 15 risiko dan 23 agen risiko. Dari 23 agen risiko ini, terpilih 12 agen risiko utama yang dipilih dan dianalisis untuk kemudian ditentukan strategi mitigasi risiko yang tepat untuk diterapkan.Strategi mitigasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebanyak 14 strategi mitigasi.Dengan adanya pengelolaan risiko dan strategi mitigasi pada rantai pasok distribusi, diharapkan STA Mantung Kabupaten Malang lebih siap dalam menghadapi risiko yang terjadi.
Perencanaan Produksi Minyak Biji Kapuk di PT. Singa Mas Anugerah Berkah Christian Adi Wibowo; Teguh Oktiarso
Journal of Integrated System Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v1i2.1200

Abstract

Singa Mas Anugerah Berkah adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi minyak nabati berbahan dasar biji kapuk. Perencanaan produksi di perusahaan ini dinilai kurang karena proses produksi dan sumber daya yang ada belum terintegrasi dengan baik. Perencanaan produksi merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah produk yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar. Perencanaan produksi agregat dilakukan untuk mengetahui berapa banyak produk yang harus diproduksi dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Peramalan permintaan dilakukan untuk mengetahui perkiraan permintaan pada periode yang akan datang. Metode yang terpilih adalah regresi linear karena permintaan cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil dari penelitian ini adalah jadwal induk produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kata kunci: perencanaan produksi, perencanaan agregat, jadwal induk produksi
Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Baru dengan Metode Systematic Layout Planning Retty Chaterin Siahaan; Teguh Oktiarso
Journal of Integrated System Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v1i2.1201

Abstract

CV Ika Raya Sentausa adalah industri yang bergerak dalam bidang makanan. Produk yang dihasilkan yaitu saus sambal, saus manis, kecap, dan tepung tapioka. Area pabrik terdiri dari kantor utama, lantai produksi, dan packing tepung tapioka. Pemilik ingin memindahkan area lantai produksi ke area packing tepung tapioka dikarenakan jumlah produksi saus sambal, saus manis, dan kecap belum mencapai target penjualan perusahaan. Selain itu, luas packing lantai produksi saat ini masih belum dimaksimakanl. Berdasarkan masalah tersebut digunakan metode Systematic Layout Planning supaya dapat menghitung luas lantai produksi yang dibutuhkan pada area baru, membantu perusahaan dalam mengusulkan layout alternatif baru pada area packing tepung tapioka dan memilih jarak aliran material terkecil dari produksi saus sambal, manis, dan kecap. Pada layout lantai produksi saat ini, jarak aliran material pada saus sebesar 78,53 m dan kecap sebesar 108,45 m dengan luas sebesar 830 m². Setelah melakukan langkah-langkah dalam metode Systematic Layout, maka dibuat tiga alternatif layout usulan yang memiliki jarak aliran material lebih kecil dibanding awal. Diantara ketiga layout, terpilihlah layout alternatif III karena memiliki jarak aliran material yang lebih sesuai dibanding usulan lainnya dengan jarak aliran material saus sebesar 77,3689725 m dan kecap sebesar 62,08776 m dengan luas yang dibutuhkan sebesar 1.056,44255 m². Kata kunci: Jarak Aliran Material, Kebutuhan Luas Area, Systematic Layout Planning
Penjadwalan Produksi Dengan Algoritma Dannenbring dan Branch and Bound pada Produksi Atap Galvalum Di PT NS Bluescope Lysaght Indonesia Muhammad Irsyad; Teguh Oktiarso
Journal of Integrated System Vol. 3 No. 2 (2020): Journal of Integrated System Vol. 3 No. 2 (Desember 2020):
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v3i2.2773

Abstract

PT NS Bluescope Lysaght Indonesia memiliki permasalahan yaitu masih terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan pemesanan untuk memenuhi permintaan konsumen. Maka dari itu, diperlukannya penjadwalan yang paling optimal digunakan sebagai urutan proses produksi, sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan penyelesaian produk pesanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil terbaik dengan nilai makespan terkecil dari hasil urutan menggunakan metode Branch and Bound dan Dannenbring, sehingga dapat menentukan metode terbaik diantara kedua metode dan dapat diterapkan di PT NS Bluescope Lysaght Indonesia. Pengolahan berawal dari data yang telah diuji keseragaman dan uji kecukupan data serta performance rating untuk mendapatkan waktu standar sebagai dasar, yang selanjutnya dihitung menggunakan metode Branch and Bound dan Dannenbring. Berdasarkan penjadwalan yang telah dilakukan dengan metode Branch and Bound menghasilkan nilai makespan yang lebih kecil dari pada metode Dannenbring sebesar 639,580 detik dengan urutan proses 1-4-3-2. Metode ini, mampu mengurangi makespan 80,420 detik atau mampu mengurangi 11,169% dari kondisi awal. Dengan demikian metode ini dapat diterapkan oleh PT NS Bluescope Lysaght Indonesia untuk menyusun penjadwalan produksinya pada pembuatan galvalum jenis Krip-Lok, Trimdek Optima, Spandek, dan Smartdek dan dapat diterapkan juga menyusun penjadwalan produksi pada jenis produk yang lain untuk mengurangi waktu produksi. Kata kunci: branch and bound; dannenbring; flow shop; penjadwalan produksi