Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Struktur Floristik Hutan di Kawasan Lindung Sempadan Sungai dalam Areal Hutan Tanaman Industri Qomar, Nurul; Bahdarsyah, Bahdarsyah; Nugroho, P Agung; Rohaini, Rahmi A; Muhammad, Ahmad
Jurnal Natur Indonesia Vol 10, No 1 (2007)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jnat.10.1.24-30

Abstract

This study was carried out in riparian conservation forests within a monospecific pulpwood estate in Sorek,Pelalawan District, Riau. The remaining natural forests comprised lowland rainforest (at Sei Buluh and Tolamriversides), mixed swamp forest (at Telayap riverside), and pole forest (at Rangsang riverside). The objective of thecurrent study was to describe the floristic structure of each forest type at the conservation areas in concern.Fifteen transects (width of 20 m) were established at all sites with a total length of 8.080 m. Quadrates plots of 20x 20 m were established with continue on these transect for tree sampling (dbh > 20 cm) and smaller quadrates(10 x 10 m) were nested on each one of the former for pole sampling (dbh 10 – 20 cm). The parameters used in thisstudy were Importance Value (IV), species richness (Margalef Index = R1 and Menhinick Index = R2), and Diversity Index (Shannon = H’ and Simpson = D). Results showed that in tree stratum, the largest basal area (11.25 m2ha-1) and the highest diversity was found at Telayap’s riverside (H’ = 3.70 and D = 0.98). Species richness was most profound at Tolam riverside (R1 = 10.43 and R2 = 2.83). Rangsang’s riverside possessed the highest tree density (105 individuals ha-1) but with the smallest dbh (26.5 cm). This forest was a peat-swamp forest predominating by bintangur (Calophyllum pulcherimum). At the pole stratum, the largest basal area (7.00 m2ha-1) and the highest diversity was found at Tolam riverside (H’ = 3.39 and D = 0.96). Species richness was most profound at Telayap’s riverside (R1 = 8.89 and R2 = 2.64). The highest pole density (380 individuals ha-1) was observed at Sei Buluh’s riverside, in which mempening (Quercus lucida Roxb.) was predominating. Acacia mangium was establishing very well at all sites, indicating its adaptability and potentially invasive feature.
Efektivitas Inetrnal lembaga Pendidikan dan Pelatihan Bahdarsyah Bahdarsyah; Sukamto Sukamto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 5 (2002)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v4i5.2067

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan kepemimpinan. struktur organisasi. hubungan kerja, dan persepsi keprofesian dengan iklim organisasi lembaga Diklat. Populasi penelitian meliputi semua staf Pusat Diklat Kehutanan dan Perkebunan Bogor, Balai Latihan Kehutanan Rumpin - Bogor, Balai Latihan Kehutanan Kadipaten. Sampel penelitian pada ketiga unit kerja tersebut adalah widyaiswara sebanyak 45 orang secara berurutan terdiri dari 26, 11, dan 8 orang, sedangkan pejabat struktural meliputi 9 orang (eselon 3 - 4). Pengambilan sampel widyaiswara menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan kajian dokumentasi. Kuesioner digunakan dalam pencarian informasi tentang iklim organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, hubungan kerja, persepsi keprofesian, dan efektivitas lembaga Diklat. Analisis data dilakukan dengan korelasi dan regresi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel penelitian. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dimensi organisasi yang memiliki hubungan yang signifikan dengan iklim organisasi adalah kepemimpinan dan hubungan kerja. Terdapat hubungan antara iklim organisasi dan efektivitas lembaga Diklat, tetapi tidak terdapat perbedaan dalam eselonisasi unit kerja (eselon 2-3) dan golongan widyaiswara dalam mendukung tercapainya efektivitas lembaga Diklat. Kata kunci: efektivitas internal, iklim organisasi, kepemimpinan, hubungan kerja, dan persepsi keprofesian.