Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH GAYA HIDUP MILENIAL TERHADAP DESAIN ARSITEKTUR KAFE Vanessa Susanto; Muhammad Arif Mappe Amir; Muhammad Arkan Haqqi; Agus Suharjono Ekomadyo; Annisa Safira Riska
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.926 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i2.001

Abstract

ABSTRAKKafe menjadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi generasi milenial. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi generasi milenial dalam menentukan pilihan kafe yang akan dikunjungi, yakni aspek kenyamanan, pelayanan yang baik, harga yang terjangkau, variasi dan inovasi produk, keunikan menu, kelengkapan fasilitas, dan masukan teman. Dalam penelitian ini, Penulis ingin mencari tahu apakah gaya hidup milenial dengan preferensi penilaian akan aspek tersebut memiliki pengaruh pada desain arsitektural sebuah kafe, baik dari segi pensuasanaan, pencahayaan, hingga pengaturan ruang. Metode yang dipakai adalah penyebaran kuesioner kepada pengunjung dalam kategori milenial yang sedang berada di dalam kafe yang terpilih. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa desain arsitektural kafe memiliki pengaruh dalam menarik minat pengunjungnya terkhusus kaum milenial, sesuai dengan keunikan maupun branding yang ditawarkan pada setiap kafe. Selain itu, keunggulan utama setiap kafe terdapat pada aspek kenyamanan ruang sebagai modal utama pengelola kafe dalam membuat pengunjung betah kongko di dalam kafe. ABSTRACTCafes have become one of the favourite places that suits the lifestyle of current millennials. In choosing one to visit, millennials tend to select based on these aspects: comfortable place, good service, affordable price, varied products, complete facilities, unique menus, friend’s recommendation, reflecting social status, and innovative products. Our team is determined to find out whether this lifestyle affect these aspects that play a huge role in a café’s architectural design. In this journal, the method we chose to gather data is using a questionnaire we shared with millenials whilst visiting these cafes to find out whether the architectural design of a cafe has an impact with the overall scores of the aspects. Based on our analysis, we can conclude that the design of a cafe plays a role in getting visits from customers, especially millennials. It can be observed by the way the cafes brand itself or the uniqueness it share. Comfort becomes the key in attracting customers and making them feel at ease in cafes.
PERAN PERANCANGAN DALAM MEMPERJUANGKAN RIGHT TO THE CITY: STUDI KASUS BOGOTA Zufar Azka Prabaswara; Nava Ivana Cindy Hutagaol; Dian Okta Viryani; Agus Suharjono Ekomadyo; Vanessa Susanto
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v18i2.12741

Abstract

Seiring bertambahnya populasi perkotaan, timbul isu ketidakkesetaraan  kesempatan berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan dari perkembangan kota, yang menyebabkan kota tersegregasi berdasarkan status sosial ekonom masyarakati. Fenomena ini mendorong Henri Lefebvre, mengungkapkan konsep “right to the city”, dimana seluruh masyarakat pada dasarnya berhak atas ruang kota. Bogota, adalah salah satu kota yang dianggap sukses memperjuangkan right to the city lewat gerakan “Bogota Change”. Dalam gerakan ini, terdapat sebuah rencana besar Plan Centro, dimana pemerintah berupaya memperbaiki kondisi pusat kota yang terdegradasi dengan membangun ruang publik. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana Bogota memperjuangkan right to the city melalui tiga proyek ruang publik yang merupakan bagian dari Plan Centro, yakni Jimenez Quesada Avenue, Taman Tercer Milenio, dan Plaza San Victorino. Ketiga ruang publik tersebut berdampak besar dalam perwujudan kesetaraan sosio-spasial di Kota Bogota melalui upaya pencapaian 6 dari 22 Norma Hak Asasi Manusia terkait Hak Spasial. Pada hasil temuan, terlihat berbagai strategi seperti peningkatan pengawasan, menciptakan ruang hijau, penyediaan transportasi umum dan fasilitas rekreasi, serta menyediakan ruang untuk pembangunan ekonomi sebagai pemenuhan terhadap norma-norma hak asasi manusia atas ruang. Hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam merancang kota dalam menjunjung hak spasial bagi rakyat.