La Ode Abdul Rachmad Sabdin Andisiri
Sekolah Pendidikan Voksi Universitas Halu Oleo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ONTOLOGI ARSITEKTUR WUNA DENGAN TELAAH HERMENEUTIKA PRIJOTOMO La Ode Abdul Rachmad Sabdin Andisiri; Arman Faslih
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.003

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan anatomi arsitektur Wuna, (2) menemukan hakekat terdalam arsitektur Wuna.  Penelitian ini diselenggarakan di kabupaten Muna sebagai bekas wilayah administrasi kerajaan Wuna dan berlandaskan pada paradigma post-positivisme yakni metode hermeneutika Prijotomo pendekatan kualitatif dimana aspek – aspek yang dianalisis berupa anatomi arsitektur Wuna dan konsepsi penyebab adanya suatu arsitektur. Penelitian ini menemukan dua temuan yakni (1) uraian deskriptif anatomi arsitektur Wuna secara horizontal, dan vertikal, (2) mengungkap hakekat terdalam arsitektur Wuna dimana, iklim dan geografi Nusantara adalah jiwa yang meraga pada wujud (pernaungan) serta keteraturan kosmos adalah spirit dari arsitekturnya. The objetives of this research are (1) to describe the anatomy of Wuna architecture, (2) to find the deepest essence of Wuna architecture. This research was conducted in Muna district as a former administrative area of the Wuna kingdom and is based on the post-positivism paradigm, namely the Prijotomo hermeneutic method with a qualitative approach in which the aspects analyzed are the anatomy of Wuna architecture and the conception of the causes of an architecture. This research found two findings, namely (1) a descriptive description of Wuna's architectural anatomy horizontally, and vertically, (2) revealing the deepest essence of Wuna architecture where the climate and geography of the archipelago are the souls of the body (shelter) and the order of the cosmos is the spirit of its architecture.
KONSEP KAMPUNG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA La Ode Abdul Rachmad Sabdin Andisiri; Ishak Kadir; Muhammad Zakaria Umar
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.716 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2018.v8i2.002

Abstract

Pembangunan perdesaan adalah bagian integral dari pembangunan Indonesia, hakekat pembangunan adalah pembangunan manusia dan sumber daya manusia di perdesaan masih sangat rendah sehingga, arah pembangunan desa sebaiknya mengutamakan manusia dan penciptaan lapangan kerja. Penelitian ini bertujuan (1)  mengetahui fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat perdesaan sebagai prasarana belajar, (2) menemukan rumusan kawasan binaan kampung kerja sebagai kawasan aglomerasii pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya masyarakat desa. Penelitian ini diselenggarakan di Kabupaten Muna dan metode penelitian ini berlandaskan pada paradigma post-positivisme yakni metode studi kasus pendekatan kualitatif dimana aspek – aspek yang dianalisis adalah angkatan kerja, sektor ekonomi, kebutuhan bangunan, infrastruktur, dan zonasi keruangan. Penelitian ini menemukan dua temuan (1) kebutuhan akan fasilitas yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas angkatan kerja, (2) rumusan model kawasan binaan kampung pendidikan dan pelatihan kerja sebagai kawasan aglomerasi peningkatan sumber daya manusia perdesaan.Rural development is an integral part of Indonesia's development, the essence of development is human development and human resources in rural areas are still very low so that the direction of rural development should prioritize humans and job creation. The objetives of this research are (1) find out the facilities needed by rural communities as learning infrastructure, (2) find the formulation of the working area of the working village as an educational agglomeration area as an effort to improve the quality of rural community resources. This research was conducted in Muna Regency and this research method was based on the post-positivism paradigm, a case study method of qualitative approach where the aspects analyzed were labor force, economic sector, building needs, infrastructure, and spatial zoning. This study found two findings (1) the need for facilities needed to improve the quality of the workforce, (2) the formulation of the model of the village built area of education and job training as an agglomeration area to increase rural human resources.  
KONSEP TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PESISIR BERBASIS INDUSTRI DAN PARIWISATA Studi Kasus: Desa Langere Kabupaten Buton Utara Muhammad Arsyad; La Ode Abdul Rachmad Sabdin Andisiri; Sachrul Ramadhan; Weko Indira Romanti Aulia
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i3.001

Abstract

Masyarakat pesisir memandang perairan sebagai habitat otentik mereka. Hanya di perairan lah rumah bagi mereka. Di lautan mereka berhuni, bekerja, bermain, dan berbudaya secara bermakna. Penelitian ini bertujuan mendokumentasikan  ekspresi spasial, kondisi infrastruktur, dan budaya masyarakat desa Langere. Menemukan rumusan model kawasan berbasis industri dan pariwisata  serta, kebutuhan infrastruktur desa Langere. Penelitian ini diselenggarakan di desa Langere Kabupaten Buton Utara yang berparadigma pasca positifistik dengan metode basis teori pendekatan kualitatif dimana variabel yang digunakan mencakup spasial, infrastruktur, ekonomi, ekologi, dan budaya. Penelitian ini, menemukan tigat temuan yakni, secara morfologis, bentuk persegi panjang kawasan Langere dipengaruhi oleh kondisi iklim dan geografinya dan karakter infrastruktur setempat merupakan ekspresi dari budaya maritim yang kokoh meski, umumnya dalam kondisi rusak ringan.  Dari perspektif arsitektur, rumah deret di kawasan Langere adalah wujud keselarasan arsitektur dengan lingkungan, iklim, dan geografi. Rumusan model kawasan Langere berparadigma kontekstualisme dimana, konfigurasi kawasan direncanakan dengan konsep makro secara sektoral meliputi, sektor primer, sekunder, dan tersier dan, konsep mikro berupa kenyamana termal, audial, dan visual yang secara umum dijiwai oleh kebudayaan masayarakat Langere.