Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Produksi Kedelai Goreng dengan Metode BLOCPLAN dan CORELAP (Studi Kasus pada UKM MMM di Gading Kulon, Malang) Danang Triagus Setiyawan; Dalliya Hadlirotul Quddsiyah; Siti Asmaul Mustaniroh
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1204.751 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2017.006.01.7

Abstract

AbstrakUKM MMM adalah salah satu UKM berkembang di Kabupaten Malang yang memiliki produk unggulan kedelai goreng dengan kapasitas produksi 12 kuintal/minggu. Permasalahan yang muncul pada UKM MMM diakibatkan terlalu besarnya penggunaan luas area pada proses pendinginan kedelai goreng yaitu 19,063 m2 dari luas total area produksi 83,6 m2. Hal ini menyebabkan aliran bahan semakin panjang, penanganan bahan yang tidak tepat serta perpindahan alat dan mesin produksi yang dilakukan setiap pergantian proses dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, penggunaan area yang berlebih untuk proses pendinginan menimbulkan rasa tidak nyaman pada tenaga kerja terutama pada saat melakukan pemindahan bahan dari proses satu ke proses yang lainnya dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti tumpahnya bahan atau produk jadi yang dibawa oleh pekerja. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan tata letak fasilitas pada UKM MMM adalah BLOCPLAN dan CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning). Hasil dari penelitian didapat bahwa usulan tata letak dengan menggunakan metode BLOCPLAN dipilih sebagai tata letak usulan karena memiliki efisiensi sebesar 52,70% dengan OMH pertahun Rp 2.384.981. Sedangkan tata letak menggunakan metode CORELAP memiliki efisiensi sebesar 31,35% dengan OMH pertahun sebesar Rp 3.461.765.Kata kunci: ARC, BLOCPLAN, CORELAP, material handling, tata letak AbstractMMM is one of the growing SME located in Malang, producing fried soybean with a capacity of 12 quintals per week. Unfortunately, it is discovered that MMM occupies an overly large area to operate its production. While the industry only requires 19.063 m2 for the fried soybean’s cooling process, the area provides 83,6m2 to occupy. This resulted on longer ingredients distribution track, incompatibility materials treatment, and higher risk of damaged production machines and equipment. In addition, the overly large production area hampers the workers while distributing the ingredients from one place to another. This obstruction can possibly increase the risk of work accidents during the production process, for instance, failure in distributing material or even finished products. Among the recommended methods, BLOCPLAN and CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning) are considered as the most suitable methods to improve the MMM’s area layout. Based on this research’s findings, BLOCPLAN is approved to be the most applicable method to improve the MMM’s area layout with an efficiency percentage of 52.70% and OMH per year Rp2.384.981. Meanwhile, CORELAP can only show an efficiency percentage of 31.35% with OMH per year as much as Rp 3.461.765.Keywords: ARC, BLOCPLAN, CORELAP, material handling, layout design
Analisis Postur Kerja pada Stasiun Pemanenan Tebu dengan Metode OWAS dan REBA, Studi Kasus di PG Kebon Agung, Malang Reza Fatimah Nur; Endah Rahayu Lestari; Siti Asmaul Mustaniroh
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.594 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2016.005.01.5

Abstract

Abstrak Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan secara manual beresiko mengalami gangguan muskuloskeletal, yaitu cedera pada bagian otot, urat syaraf, urat daging, tulang, persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat risiko musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal akibat postur kerja pada saat pemanenan tebu berdasarkan metode OWAS dan REBA. Pengolahan data dilakukan dengan software WinOwas dan ErgoFellow. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa masing-masing elemen aktivitas memanen tebu, hampir seluruh elemen kegiatan memiliki tingkat risiko yang tinggi dan sangat berbahaya bagi sistem muskuloskeletal. Hasil pada OWAS menunjukkan sebanyak 87,5% kegiatan termasuk ke dalam kategori sangat berbahaya dan perlu perbaikan saat ini, serta 12,5% termasuk kategori tidak berbahaya dan tidak perlu perbaikan, sedangkan pada REBA menunjukkan 62,5% kegiatan memiliki tingkat risiko sangat tinggi dan perlu perbaikan saat ini, 25% kegiatan dengan tingkat risiko tinggi dan perlu perbaikan segera, serta 12,5% dengan tingkat risiko rendah dan diperlukan perbaikan di masa mendatang.Kata kunci: OWAS, postur kerja, REBA, stasiun pemanenan tebuAbstract Labors that do work manually was risky of suffering a musculoskeletal disorders that is an injury to the muscular parts, nerves, bone, joints, cartilage. The purpose of this study is to compare the level of risk musculoskeletal disorders (MSDs) due to posture work at the time of the harvesting cane based on a methods OWAS and REBA. Data was performe by software WinOwas and ErgoFellow. The result of the processing data showed that all element of the activity of harvesting cane have a highly risk and dangerous for the musculosketal. Owas method show that 87.5% of activities was catogarized as highly dangerous and need a repair right now, and 12.5%activities was categorized as not dangerous and no to require improvement or repair method. Reba method showed that 62.5% activity has a very high risk and need a repair at the moment, and 25% activity has a high risk and to require improvement or repair immediately, and 12.5% has a low risk and necessary repair in the future.Keywords: OWAS, working posture, REBA, harvesting sugarcane station
Perencanaan Strategi Pemasaran Minuman Sari Apel “Dewata” dengan Pendekatan Quantitative Strategic Planning Matrix Siti Asmaul Mustaniroh; Chafida Rofiatul Chasnaq; Imam Santoso
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.57 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2016.005.01.3

Abstract

Abstrak Salah satu industri olahan apel di Kota Batu yang berkembang saat ini adalah CV Segar Buah Hutama yang memproduksi minuman sari buah apel “Dewata” dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dengan berbagai merek dan harga jual. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor internal dan eksternal CV Segar Buah Hutama, merumuskan alternatif strategi pemasaran, serta memformulasikan prioritas strategi pemasaran minuman sari apel “Dewata”. Metode analisa menggunakan pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil penelitian menunjukkan pada Matriks IFE bahwa CV Segar Buah Hutama belum memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatasi kelemahan. Matriks EFE menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif mengambil keuntungan dari peluang dan meminimalkan efek dari ancaman dalam industri minuman sari apel. Hasil Matriks IE menunjukkan kondisi Growth and Stability. Formulasi strategi yang diterapkan oleh CV Segar Buah Hutama adalah market penetration and product development strategy. Prioritas alternatif strategi pemasaran minuman sari apel “Dewata” yaitu (1) Mendorong promosi aktif dari mulut ke mulut terhadap konsumen dan distributor dengan membuktikan kualitas minuman sari apel “Dewata”, (2) Meningkatkan daya saing melalui kualitas produk dan pelayanan perusahaan, dan (3) Mengoptimalkan bahan baku serta minimasi biaya produksi.Kata kunci: sari apel, pemasaran, strategi, SWOT, QSPMAbstract One of apple processing industry development in Kota Batu is CV Segar Buah Hutama which produces “Dewata” apple beverages with high comptitivenss arising among many brands and lower selling prices.The goals of this research are to analyse the internal and external factor of CV Segar Buah Hutama, formulating alternative marketing strategy, as well as priorities of “Dewata” apple beverages marketing strategies. The method of analysis is Quantitative Strategic Planning Matrix. The results showed that IFE Matrix indicates the inability of CV Segar Buah Hutama to overcome weakness. EFE Matrix indicates the company’s infectivity to take advantage of opportunities and minimize the effect of the threat in this industry. Based on the IE Matrix, CV Segar Buah Hutama is at the stage of Growth and Stability. Formulation of the strategy should be applied is the market penetration and product development strategy. The priority of alternative marketing strategies of “Dewata” apple beverages includes increasing the word of mouth marketing to consumer and distributor with prove the quality of “Dewata” apple beverages, increase the competitiveness through product’s quality and the consumer services, as well as optimizing raw materials and minimizing production cost.Keywords: apple beverage, marketing, strategy, SWOT, QSPM
Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko Produksi Keripik Tempe July Prasetyo Irawan; Imam Santoso; Siti Asmaul Mustaniroh
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.212 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2017.006.02.5

Abstract

AbstrakRisiko produksi merupakan suatu keadaan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi bisnis. UKM XYZ merupakan industri kecil pembuat keripik tempe yang memiliki risiko pada proses produksi. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan merumuskan strategi mitigasi risiko yang dihadapi pada UKM XYZ. Metode analisis yang digunakan adalah Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan risiko tertinggi yaitu harga bahan baku kedelai yang berfluktuasi, hasil produk keripik tempe yang kurang baik dan beragam, serta permintaan keripik tempe tidak pasti. Tulisan ini juga mengembangkan strategi mitigasi risiko proses produksi.Kata kunci: AHP, FMEA, keripik tempe, risiko produksi AbstractProduction risk is a condition that can be detrimental to the achievement of the goals and objectives of the business organization. UKM XYZ is a small industry of tempe chips producer that has a risk on the production process. The objective of the research is to analyze and formulate risk mitigation strategies. The analysis method used is Failure Mode Effect Analysis (FMEA) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results showed the highest risk are fluctuating soybean feedstock, low diversity and quality of  the product, and demand of tempe chips is uncertain. This paper also develops a risk mitigation strategy for the production process.Keywords: AHP, FMEA, tempe chips, production risk