Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CITRA PEREMPUAN PADA CERPEN SEPASANG MATA YANG TERPENJARA DAN PEREMPUAN ITU PERNAH CANTIK Harum Ika Praningrum
Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.763 KB) | DOI: 10.30651/lf.v5i2.7075

Abstract

Penelitian ini berusaha membandingkan dua cerpen yang berjudul Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara (SMDYT) karya Ni Komang Ariani dan Perempuan Itu Pernah Cantik (PIPC) karya Mashdar Zainal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sastra bandingan dan kritik sastra feminis. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu (1) penetapan objek penelitian, (2) pengumpulan data yang akan dianalisis, (3) analisis data, (4) penyajian hasil analisis data. Setelah dibandingkan kedua cerpen ini memiliki kesamaan dalam hal bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dari dua cerpen tersebut. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut adalah marginalisasi, stereotip, dan beban kerja ganda. Adapun perbedaan dua cerpen tersebut adalah kehadiran tokoh ibu dalam SMDYT dan tidak hadirnya sosok ibu dalam PIPC, perbedaan penggambaran watak tokoh suami, dan perbedaan sikap dalam menerima peran sebagai seorang istri dalam konteks tradisional.  Kata Kunci: sastra bandingan, citra perempuan, cerpen This research attempts to compare two short stories entitled Sepasang Mata Dinaya Yang Terpenjara (SMDYT) by Ni Komang Ariani and Perempuan Itu Pernah Cantik (PIPC) by Mashdar Zainal. The approach used is the comparative literature and feminist literary criticism. This research is conducted in several stages, namely (1) determining the object of research, (2) collecting data to be analyzed, (3) analyzing the data, (4) presenting the results of the data analysis. After comparing the two short stories, they have similarities in terms of the form of gender injustice experienced by each of the main characters of the two short stories. The forms of gender injustice are marginalization, stereotypes, and double workloads. The differences between the two short stories are the presence of a mother figure in SMDYT and the absence of a mother figure in PIPC, the differences in the representation of the husband's character, and differences of attitudes in accepting the role of a wife in a traditional context. Keywords: comparative literature, image of woman, short story
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA DESA PARANGGUPITO MELALUI OPTIMALISASI LITERASI DAN PUBLIKASI DIGITAL Harum Ika Praningrum
KREASI : Jurnal Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : BALE LITERASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.853 KB) | DOI: 10.58218/kreasi.v2i2.128

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri melalui optimalisasi literasi digital dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pengabdian dilaksanakan melalui beberapa program kerja di antaranya (1) pembuatan video profil desa wisata, (2) pembuatan akun media sosial Youtube Desa Wisata Paranggupito, (3) pengambilan video sanggar budaya desa Paranggupito, (4) pembuatan peta infografis desa wisata Paranggupito, (5) taman Sapta Pesona, (6) Sosialisasi pembuatan Ecobrick. Masyarakat dan kelompok mitra berpartisipasi aktif dengan membagikan pengalamannya dalam setiap kegiatan. Dampak dari program kerja yang telah dilaksanakan baik pelatihan maupun sosialisasi yaitu mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Paranggupito dalam memanfaatkan media digital untuk meningkatkan potensi wisata di daerahnya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata Paranggupito ini sangat bermanfaat utamanya untuk mengenalkan potensi wisata Desa Paranggupito ke masyarakat luas dan diharapkan dapat berkelanjutan.