Sri Wahyuni
Fakultas Teknik - Universitas Pasundan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI NILAI LAJU DEOKSIGENASI DI DAERAH PADAT PENDUDUK (STUDI KASUS SUNGAI CICADAS, BANDUNG) Yonik Meilawati Yustiani; Sri Wahyuni; Arry Akbar Abdul Kadir
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 No.1, Maret 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.695 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i1.1496

Abstract

Buangan limbah cair yang berasal dari kegiatan domestik mengandung BOD yang relatif tinggi. Secara alamiah, polutan organik yang masuk ke badan air penerima dapat didegradasi melalui proses self purification. Proses degradasi ini dapat direprestasikan dengan penurunan oksigen atau deoksigenasi, sedangkan laju deoksigenasi menandakan kecepatan degradasi tersebut berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai laju deoksigenasi di Sungai Cicadas, Bandung, yang memiliki pencemaran berat akibat buangan cair dari daerah padat penduduk. Metode yang digunakan adalah pengamatan laboratorium selama 10 hari pada sampel yang diambil di 3 titik. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan Metode Slope. Selain itu, laju deoksigenasi juga dihitung menggunakan rumus empiris yang dikeluarkan oleh Hydroscience. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju deoksigenasi berkisar antara 0,01 hingga 0,17 per hari. Jika dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan rumus empiris, nilai ini sangat kecil. BOD ultimate yang diperoleh memiliki rentang antara 42,76 hingga 682 mg/L. Nilai laju deoksigenasi yang rendah ini memperlihatkan bahwa walaupun limbah dari kegiatan domestik mudah didegradasi, namun proses degradasi dapat berlangsung lambat akibat faktor-faktor penghambat yang kemungkinan terjadi pada sungai tersebut.
PERENCANAAN SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI DAERAH PESISIR (STUDI KASUS : DESA PURWOREJO, KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK) Sri Wahyuni; Lili Mulyatna; Linda Qomariyah
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.546 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1456

Abstract

Desa Purworejo sebagai desa nelayan yang memiliki sarana pengolahan air limbah domestik minim. Permasalahan ini diperparah dengan kebiasaan sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan buang air besar sembarangan. Hal ini, menunjukkan rendahnya pola hidup sehat dan bersih pada masyarakat.Perencanaan ini berguna untuk meningkatkan akses dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana pengolahan air limbah domestik di wilayah pesisir. Data primer yang dikumpulkan dengan survey dan penyebaran kuisioner digunakan untuk bahan pertimbangan pemilihan teknologi yang akan diterapkan.Teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah adalah Tripikon-S diterapkan pada masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan bibir pantai sebanyak 224 unit, tangki septik komunal untuk daerah yang berjauhan dari bibir pantai dan sebagian besar memiliki jamban sendiri sebanyak 147 unit, sedangkan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) ++ (ruang mandi 4 unit, ruang cuci 2 unit, ruang kakus 4 unit) dengan 2 unit Anaerobic Baffled Reactor untuk daerah yang tidak memiliki prasarana MCK, jarak tempat tinggal masyarakat yang berdekatan, dan luas lahan rumah yang relatif sangat kecil.
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN CIHAMPELAS DAN JALAN SUKAJADI KOTA BANDUNG Sri Wahyuni; Yonik Meilawati Yustiani; Andika Juliandahri
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.524 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1451

Abstract

Kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau suara keras yang tidak menyenangkan atau tidak terduga. Kebisingan bersumber dari kegiatan manusia seperti penggunaan alat transportasi dan aktifitas industri. Dampak dari kebisingan ini bukan hanya pada kota-kota besar. Pengukuran tingkat kebisingan diatur dalam KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kebisingan, yaitu: cara sederhana dan cara langsung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sound level meter, seperangkat alat hitung dan stopwatch. Penentuan tingkat kebisingan lingkungan menggunakan sound level meter dilakukan di 2 (dua) lokasi yang merupakan daerah komersial di Kota Bandung, yaitu Jalan Cihampelas (Ciwalk) dan Jalan Sukajadi (PVJ). Berdasarkan data yang diperoleh tingkat kebisingan paling tinggi terjadi di PVJ pada saat akhir pekan yaitu sebesar 69,8 dBA. Tingkat kebisingan terendah terjadi di Ciwalk pada saat hari kerja, yaitu sebesar 68,4 dBA. Nilai ini tidak melebihi baku kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 untuk daerah perdagangan dan jasa yaitu sebesar 70 dBA.
STRATEGI OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER AIR BANTAR AWI SUNGAI CIKAPUNDUNG TERHADAP INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DAGO PAKAR Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Styvani Merinda
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.727 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1457

Abstract

Cikapundung merupakan salah satu sungai yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sebagai sumber air baku. Penurunan kualitas air yang terjadi di Sungai Cikapundung merupakan salah satu alasan mengapa perlu untuk mengevaluasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Dago Pakar . Tingginya tingkat pencemaran pada sumber air baku ini disebabkan oleh masih banyaknya warga masyarakat yang membuang sampah dan kotoran hewan ternak ke sungai juga erosi. Dengan kondisi tersebut IPAM Dago Pakar mencoba untuk mengolah air baku ini agar dapat menghasilkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat dan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Peraturan Menteri 492/MENKES/PER/IV/2010. Metoda penelitian dilakukan dengan cara menghitung rata-rata debit dari BBWS dan IPAM Dago Pakar, mengevaluasi kinerja IPAM berdasarkan evaluasi pada air hasil olahan yang dihasilkan serta evaluasi terhadap kriteria desain bangunan unit pengolahan. Berdasarkan observasi dan studi pustaka, dapat disimpulkan antara lain IPAM Dago Pakar memiliki satu (1) seri pengolahan air lengkap, yang terdiri dari intake, pra-sedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksidan reservoir, (2) total kapasitas IPAM Dago Pakar adalah sebesar 600 L/detik, (3) pada musim penghujan, proses backwash bisa dilakukan hingga 3-5× 1 hari/unit untuk itu disarankan pihak PDAM membangun sebuah bak penampungan air hasil backwash agar dapat dipompakan kembali ke unit koagulasi untuk diolah kembali, (4) berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, sumber air baku (sungai Cikapundung, Bantar Awi) masih memenuhi standar kualitas air baku untuk air minum, Peraturan Pemerintah No. 82, 2001 meskipun terdapat beberapa parameter yang terkadang tidak memenuhi baku mutu salah satunya adalah residu tersuspensi, namun setelah melewati proses pengolahan air yang diproduksi sudah memenuhi baku mutu, (5) berdasarkan kesesuaian pada criteria desain, maka bak prasedimentasi membutuhkan penambahan waktu detensi dan pelebaran agar kinerja unit prasedimentasi ini bisa lebih dioptimalkan dalam mengatasi fluktuasi ke keruhan air baku pada saat musim penghujan.
STUDI ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Yonik Meilawati Yustiani; Sri Wahyuni; Alexander Saputra
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.694 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1452

Abstract

Sungai Cibanten merupakan salah satu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang memiliki nilai penting bagi Kabupaten Serang dan sekitarnya. Saat ini telah terjadi kerusakan lingkungan di Sungai Cibanten, ini dibuktikan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana beberapa parameternya melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sumber pencemar di Sungai Cibanten yang paling dominan berasal dari limbah penduduk. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengelolaan kualitas air Sungai Cibanten agar kualitas airnya tetap terjaga. Pemeriksaan kualitas air sungai dilakukan di 6 (enam) titik pengamatan berdasarkan pertimbangan tingginya potensi pencemar dan banyaknya sumber pencemar. Penentuan titik pengamatan ini juga berdasarkan dari data sekunder yang pernah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana titik pengamatan dimulai dari hulu (Desa Pancanegara) sampai hilir (Desa Margaluyu) yang merupakan muara Sungai Cibanten. Metode pemeriksaan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan Standard Methods for Examination of Water and Wastewater. Dari hasil pemeriksaan sampel air pada bulan Maret 2008, memperlihatkan bahwa sebagian parameter fisika-kimia air masih memenuhi standar baku mutu yang diperbolehkan untuk standar buangan sungai/ stream standar berdasarkan Peraturan Pemarintah RI No.82 Tahun 2001, kecuali untuk sebagian parameter kimia ada 5 (lima) parameter yang nilainya tidak memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, antaralain parameter BOD, COD, DO, Zat organik dan Ammunium.
PERBANDINGAN KOMPOSISI KOAGULAN BIJI KELOR (MoringanOleifera), BIJI ASAM JAWA (TamarindusIndica L) DAN ALUMINIUM SULFAT (AL2(SO4)3) UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUNGAI CITARUM ATAS CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Faizal Hamdan
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.01 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1453

Abstract

Jenis koagulan bisa dikategorikan menjadi koagulan anorganik dan organik, koagulan anorganik yang sering digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3). Koagulan organik merupakan koagulan yang dapat dihasilkan dari ekstrak tumbuhan, binatang dan mikrooganisme. Biji kelor (Moringan Oleifera) dan biji asam jawa (Tamarindus Indica L) merupakan koagulan organik yang sudah banyak dilakukan studi menurunkan parameter kekeruhan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis optimum koagulan biji kelor (Moringan Oleifera), biji asam jawa (Tamarindus Indica L), dan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan parameter kekeruhan buatan dan air sungai Citarum Atas Ciparay Kabupaten Bandung. Pengujian dilakukan menggunakan Jartest sampel menggunakan kekeruhan buatan dan air sungai. Variasi kekeruhan buatan 100 NTU, 500 NTU, 600 NTU dan 1000 NTU, sedangkan variasi koagulan terdiri dari koagulan biji kelor, koagulan biji asam jawa, koagulan aluminium sulfat, campuran dari biji kelor dengan aluminium sulfat, dan campuran dari biji asam jawa dengan aluminium sulfat. Hasil penelitian dosis optimum biji kelor secara berurut berdasarkan variasi kekeruhan 85 mg/500ml, 220 mg/500ml, 235 mg/500ml, dan 430 mg/500ml, biji asam jawa 85 mg/500ml, 230 mg/500ml, 235 mg/500ml dan 435 mg/500ml, dan aluminium sulfat 70 mg/500ml, 80 mg/500ml, 105 mg/500ml dan 135 mg/500ml. Percobaan dengan air sungai menggunakan koagulan campuran biji kelor dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji kelor dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 90,25 %, campuran biji asam jawa dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji asam dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 93,61 %, dan menggunakan aluminium sulfat yakni 70 mg/500ml dapat menurunkan 92,76 %.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN DI WILAYAH IKK LEUWIMUNDING, PALASAH, SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Riki Dwi Taruna
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.851 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1454

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi kehidupan manusia. Peningkatan pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air yang meningkat,sehingga terjadi juga di Kabupaten Majalengkaterutama IKK Leuwimunding, Palasah, Sumberjaya.Berdasarkan penelaahan atas kualitas air baku,Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, hasil pemeriksaan di laboratorium menjelaskan bahwa semua parameter memenuhi standar air baku, kecuali parameter E.coli sehingga membutuhkan proses desinfeksi. Oleh karena itu, pengolahan air minum yang lengkap tidak diperlukan.Dari hasil perhitunganproyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun perencanaanhingga tahun 2025, airbaku yang diperlukan sebesar 245 l/dtk.Sedangkan debit sumber mata air memiliki kapasitas sebesar 450 l/dtk.Unit yang akan digunakan yaitu bangunan penangkap mata air, bangunan penampung, desinfeksi dan reservoir. Perhitungan sistem perpipaan air minum menggunakansoftware EPANET 2.0. Dengan investasi rencana anggaran biaya sebesar Rp. 25.640.136.000,00.