Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Perbandingan Penegakan Demokrasi di Indonesia Pasca-Rezim Suharto dan Filipina Pasca-Rezim Marcos Kisno Hadi
Insignia: Journal of International Relations Vol 6 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Laboratorium Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.651 KB) | DOI: 10.20884/1.ins.2019.6.1.1246

Abstract

Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan dan menganalisis perjalanan memperoleh demokrasi di dua negara yang pernah sama-sama mengalami rezim anti demokrasi yaitu Indonesia di bawah Suharto dan Filipina di bawah Marcos. Dua negara ini sama-sama mengalami rezim militeristik, namun setelah demokrasi berhasil diraih dan ditegakkan tetap saja terjadi kecenderungan-kecenderungan tindakan aktor politik hendak mengembalikan ke keadaan anti demokrasi seperti praktik pemerintahan yang tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi yaitu korupsi, politik oligarki, lemahnya penegakan hukum di berbagai bidang, hingga separatisme. Ada 3 hal penting yang disampaikan dalam tulisan ini, yaitu pertama, keadaan rezim militeristik yang menguasai kedua negara; kedua, latar belakang kejatuhan rezim militeristik dan diperolehnya sistem demokrasi dalam pengelolaan negara; dan ketiga, tantangan penegakan dan pelaksanaan demokrasi bagi kedua negara dalam politik masa kini. Tulisan ini merupakan hasil studi pustaka dengan metode deskriptif explanatory dan teknik analisis data kualitatif interpretatif. Temuan studi ini ialah Pertama, praktik demokrasi menunjukkan banyak hal baik seperti implementasi good governance dan pembangunan ekonomi melalui infrastruktur dan pajak, namun disertai munculnya masalah baru seperti menguatnya oligarki di pusat dan daerah di bidang politik dan ekonomi hingga membesarnya praktik korupsi pejabat negara. Kedua, ada perbedaan sikap politik kedua negara dalam rekonsiliasi dengan rezim masa lalu, Filipina dapat melupakan trauma politik masa lalu yakni aktor politik masa kini yang merupakan warisan rezim politik masa lalu bisa bekerjasama dan berkonsentrasi membangun bangsa dan negara ke depan tanpa saling fitnah dan kecurigaan. Sedangkan di Indonesia, terjadi sikap politik berbeda, di mana saling curiga dan fitnah yang sering dikaitkan dengan warisan politik masa lalu; Ketiga, kedua negara terus bekerja keras mencari model demokrasi yang cocok; dan Keempat, kedua negara mempunyai tugas besar dalam menegakkan demokrasi dengan bekerja keras menciptakan kesejahteraan bagi warga negara, penegakan hukum termasuk pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba, kerjasama luar negeri dan membina hubungan politik pusat dan daerah. Kata kunci: Demokrasi, Militeristik, Negara, Perbandingan Politik, Politik Kontemporer Abstract This article describes and analyzes the journey of enforcement of democracy between Indonesia and Philipines which is occur after the end of regimes that tore both countries, i.e. by regime of Suharto in Indonesia and Marcos in Phillipines. But, the facts these countries still struggling to resolve tendencies that weaken democratization such as corruptions, oligarkhi of politics, weakness of law enforcement, separatism etc. For those reasons, author underlines three important things in this article to analyze problems, i.e., firstly, situation of regimes that control both countries; secondly, background of situation that overthrown the regimes and thirdly, the challenges of enforcement and implementation of democration for both countries in political situation today. This article is a library research that using descriptive explanatory method with qualitative interpretative data analitys. Finally, author find four results of the research, i.e. firstly, in practical of democracy, both countries display a good progress as a implementation of good governance and economic development e.g. in infrastructure and tax policy. But this situation raising new problems such as oligarchy strengthened in politics and economics sector both in national level and local regions level that result increase numbers of corruption of the rulers of government. Secondly, on political will between Indonesia and Philipines concerning of the reconciliation with the regime: Philipines decided to still involving actors of last regime to develop the country; but Indonesia still in trauma with the regime, suspicious, hatred are dominated as a result of political tension. Thirdly, both contries are still on going process to find the appropriate of democracy model. And fourthly, Indonesia and Philipines are strive to create prosperity and welfare for their people on law enforcement including eradication of corruption, fighting drugs abuse, build cooperation with foreign country and harmonizing of political relation between national and regional level. Keywords: Comparative Politics, Contemporary Politic, Democracy, Militeristic, State
TANTANGAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI MP3EI KORIDOR KALIMANTAN Kisno Hadi
Masyarakat Indonesia Vol 38, No 1 (2012): Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia
Publisher : Kedeputian Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmi.v38i1.300

Abstract

The development of Kalimantan corridor is one of key priorities in the economic masterplan (MP3EI). Kalimantan corridor plays a strategic function as a front line of Indonesias border with Malaysia and Brunei. For many years, Indonesia has neglected the development of this corridor. As a consequence, Kalimantan becomes an underdeveloped region. There is urgent need for restoring the infrastructure and transportation facilities, which are badly damaged and have been constraining access to the corridor. This paper has three main focuses: (i) the challenges of implementation of MP3EI; (ii) the need to recognize and adopt the innovation of local policies; and (iii) the implementation strategy for developing Kalimantan corridor.Keywords: Pembangunan, garis batas, koridor Kalimantan, inovasi, MP3EI.
The source of power of the Dayak Ma’anyan Tribes’ political thought and its influence on the elites Kisno Hadi
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 32 No. 3 (2019): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.432 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V32I32019.251-261

Abstract

This article describes the political thoughts of power and authority, especially concerning sources of energy and its influences, in the elite group of the Dayak Ma’anyan tribe. Dayak Ma’anyan linked to the Nan Sarunai Kingdom, which was a sovereign country in the politic, economy, social and cultural scope in the 14th century. It collapsed because of the Majapahit military intervention. The elites’ political thoughts highly influence the source of power in Nan Sarunai in the current era in local political practices. This article employed the descriptive, explanatory method paired with descriptive interpretative data analysis and enriched by in-depth interview to 10 informants. The analysed unit was an elite group of Dayak Ma’anyan in the Barito Timur Regency. The research discovered there to be two sources of power. First, there is procedure power, i.e. Adat (customary law), and second, there is substantial power, i.e. 1) Alatala (God) and Nanyu (gods or ancestry); 2) Tutur or Hurui (genealogy); 3) Panatau (treasuries) and 4) Pusaka Keagungan (symbols of power). These sources are the main influences of usable power, e.g. in the emerging of the East of Barito regency in 2002, in ethnic identity within the context of bureaucracy and elections. The data derived from in-depth interviews, Taliwakas (stories about local leader), Hiyang Wadian (sacred song of the priest in ritual), Sorosilah (stories on the histories of leaders) and the customary law of Dayak Ma’anyan. The data interpretation was based on the theory of traditional power by Benedict Anderson and the theory of the source of power by Charles F. Andrain.
Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam Proses Legislasi Pemekaran Daerah di Indonesia Agustin Teras Narang; Benius; Kisno Hadi; Revorlin Telaumbanua
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 2 No. 2 (2021): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v2i2.46

Abstract

Tulisan ini mendeskripsi tentang desentralisasi, pemekaran daerah dan peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pemekaran daerah telah dimoratorium (penghentian sementara) oleh pemerintah pusat, namun usulan pembentukan daerah otonomi baru (DOB) masih terus ada dan di antara yang masuk melalui DPD sampai tahun 2001 adalah 173 usulan. Pemekaran daerah merupakan wujud implementasi prinsip desentralisasi. DPD selaku wakil provinsi dan wakil masyarakat daerah di pusat belum memiliki kewenangan memutuskan pembentukan DOB, kecuali berwenang mengusulkan dan membahas RUU menjadi UU serta mengawasi pelaksanaan UU yang menjadi kewenangannya. Tulisan ini diangkat dari hasil diskusi Kuliah Umum Keterlibatan DPD dalam Pemekaran Daerah di Indonesia yang selenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya. Tujuan tulisan ini, Pertama, mengkonstruksi pemekaran daerah di Indonesia dan dinamikanya; dan Kedua, deskripsi keterlitaban DPD dalam proses legislasi pemekaran daerah.
Peran Bhabinkamtibmas Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial Kemasyarakatan Di Desa Kolam Kecamatan Tanah Siang Kabupaten Murung Raya Eri Berli Dino; Kisno Hadi; Rukiah
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 2 No. 2 (2021): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v2i2.86

Abstract

Peran Bhabinkamtibmas Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial Kemasyarakatan Di Desa Kolam Kecamatan Tanah Siang Kabupaten Murung Raya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dan mendeskripsikan berbagai persoalan yang muncul dalam Peran Bhabinkamtibmas Menyelesaikan Masalah Sosial Kemasyarakatan Di Desa Kolam Kecamatan Tanah Siang Kabupaten Murung Raya dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Peran Bhabinkamtibmas Menyelesaikan Masalah Sosial Kemasyarakatan tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah Kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan dua proses kegiatan, yaitu wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Bhabinkamtibmas di Desa Kolam Kabupaten Murung Raya menunjukan peran yang baik dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat Desa Kolam, hal ini dengan cara mediasi dan solusi penyelesaian secara kekeluargaan. Ketika ada masalah yang terjadi yang dilaporkan oleh masyarakat maka Bhabinkamtibmas dengan segera menyambang atau mendatangi tempat kejadian perkara dan menyelesaikan persoalan tersebut secara maksimal dengan musyawarah serta dengan ketentuan adat dan nilai-nilai budaya yang berlaku pada masyarakat di Desa Kolam tersebut. Selain itu sesuai tugas dan fungsinya Bhabinkamtibmas juga secara berkala memberikan penyuluhan atau sosialisasi menyangkut keamanan dan ketertiban Desa Kolam. Faktor faktor yang mempengaruhi Peran Bhabinkamtibmas dalam menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan adalah komunikasi yang baik dengan masyarakat desa, perhatian masyarakat desa yang memiliki kesetiaan kepentingan yang diusahakan pencapaiannya melalui partisipasi masyarakat desanya yang cukup baik. Selain itu faktor yang mempengaruhi juga adalah tidak adanya pos atau kantor Bhabinkamtibmas yang bersifat privasi, karena selama ini Bhabinkamtibmas masih ikut berkantor di kantor Desa Kolam, serta kurangnya personil yang hanya satu menyebabkan semua tugas yang dibebankan terlalu banyak. Dikatakan demikian karena faktor-faktor tersebut sangat berhubungan dengan peran yang dilakukan dalam melaksnakan tugas dan fungsi dari Bhabinkamtibmas. Masalah Sosial, Kemasyarakatan
Pelaksanaan Kerja Sub Bagian Program Dan Keuangan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gunung Mas Herlina; Radarmas; Kisno Hadi
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 2 No. 2 (2021): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v2i2.87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan Pelaksanaan Sub Bagian Program dan Keuangan Sekretariat DPRD Kabupaten Gunung Mas. Menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Sub Bagian Program dan Keuangan Sekretariat DPRD Kabupaten Gunung Mas. Populasi dalam sampel penelitian ini adalah Sekretaris DPRD, Kepala Bagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Keuangan di Sekretariat DPRD Kabupaten Gunung Mas, serta wawancara dengan Ketua PDIP Praksi, Ketua Kelompok Kerja Praksi, Ketua Praksi Demokrat. Populasi dalam sampel penelitian ini adalah Sekretaris DPRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kerja Subbagian Program dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas, adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam menjalankan tugas dan fungsinya. dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Secara teknis Sekretaris DPRD secara operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD, sedangkan secara administratif dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunung Mas. .umum, yaitu ketersediaan sumber daya aparatur; adanya program kerja dan mekanisme kerja yang terukur; adanya kewenangan dalam memberikan pelayanan; adanya kerjasama dan dedikasi serta disiplin kerja pegawai yang baik; adanya dukungan pimpinan dalam menjalankan fungsi bagian dan subbagian; serta koordinasi yang baik antar Bagian dan Subbagian di Sekretariat DPRD Kabupaten Gunung Mas.
Pelaksanaan Program Kerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Di Desa Kanamit Barat Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau Fitri; Kisno Hadi; Radarmas
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 2 No. 2 (2021): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v2i2.90

Abstract

Pelaksanaan Program Kerja  Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Di Desa Kanamit Barat Kecamatan Maliku  Kabupaten Pulang Pisau Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Kerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Kanamit Barat, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data Studi kepustakaan dengan membaca buku, dokumen-dokumen, undang-undang dan media informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, dan observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang di teliti serta interview dan wawancara mendalam dengan menggunakan  pedoman wawancara. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Program Kerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa, menampung aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Pelaksanaan Fungsi dalam pembuatan regulasi lebih terlaksana dan terealisasi, dalam menampung aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa yang belum maksimal dalam pelaksanaannya dikarenakan kurangnya pemahaman anggota BPD terhadap tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Di Desa Tumbang Torung Dinisintia; Evy Novitasari Ibie; Kisno Hadi
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 3 No. 1 (2022): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v3i1.95

Abstract

Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Di Desa Tumbang Torung Badan Permusyawaratan Desa memiliki fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat desa. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Tumbang Torung Kecamatan Bukit Santuai Kabupaten Kotawaringin Timur. Pokok Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menyalurkan aspirasi masyrakat desa Tumbang Torung dan juga apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menyalurkan aspirasi masyarakat desa Tumbang Torung. Jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Pendekatan Penelitian ini juga Menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di desa Tumbang Torung karena belum adanya mahasiswa/i yang melakukan penelitian disana. Bahwa Aspirasi Masyarakat desa itu sendiri tidak hanya sekedar langsung disampaikan oleh pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) namun juga melalui beberapa langkah-langkah agar dapat tersalurkan dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hal ini adalah anggota BPD yang masih belum memahami tugas dan fungsi mereka itu sendiri karena banyak anggota BPD yang sudah berusia lanjut dan juga faktor lain yaitu masyarakat yang tidak memahami fungsi BPD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat. Saran saya untuk Badan Permusyawaratan Desa Tumbang Torung agar dapat mengevaluasi dari amggotanya sehingga pelaksanaan fungsi tersebut dapat berjalan semestinya. Fungsi, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Aspirasi.
Dampak Sosial Penambangan Pasir Zirkon Tanpa Izin Di Desa Talangkah Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Kisno Hadi; Aris Chandra
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 3 No. 1 (2022): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v3i1.100

Abstract

Dampak Sosial Penambangan Pasir Zirkon Tanpa Izin Di Desa Talangkah Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak sosial yang terjadi akibat penambangan Pasir Zirkon tanpa izin di Desa Talangkah. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung yang mendorong terjadinya penambangan Pasir Zirkon Tanpa Izin di Desa Talangkah. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifata kuantitatif karena sifatnya adalah berbentuk kasus. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif teknik pengumpulan data menggunakan proses kegiatan yaitu. Wawancara atau interview, observasi atau pengamatan, dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian ini, hasil penelitian diketahui bahwa dampak sosial penambangan Pasir Zirkon tanpa izin di Desa Talangkah adalah terjadinya dampak sosial secara positif dan negatif baik itu dalam sosial ekonomi masyarakat, dampak kesehatan masyarakat dan dampak keamanan masyarakat, serta adanya faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mendorong sehingga terjadinya penambangan Pasir Zirkon tanpa izin di Desa Talangkah. Faktor pendukung tersebut antara lain faktor ekonomi, faktor hukum, faktor pendidikan, dan faktor sosial sehingga faktor-faktor inilah yang mendukung terjadinya penambangan Pasir Zirkon tanpa izin di Desa Talangkah. Faktor penghambat terjadinya penambangan Pasir Zirkon tanpa izin di Desa Talangkah yaitu faktor ekonomi dan faktor hukum di mana kedua faktor ini yang menghambat para pelaku penambang Pasir Zirkon untuk menambang. Dampak Sosial, Penambangan Ilegal.
Peran Mantir Adat Dayak Ngaju dalam Mempertahankan Nilai Adat Perkawinan di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Rinda Oktapiani Siahaan; Kisno Hadi
NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik Vol. 3 No. 2 (2022): NYULI, Jurnal Pemikiran Sosial dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56426/nyuli.v3i2.107

Abstract

Peran Mantir Adat Dayak Ngaju dalam Mempertahankan Nilai Adat Perkawinan di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Adanya Peran Mantir Adat di tingkat Kelurahan atau kecamatan dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan adat yang masih berlaku di tengah-tengah masyarakat, selain untuk mejaga kehidupan leluhur tokoh adat juga memiliki peran dan fungsi tersendiri dalam pelaksanaannya yang memiliki nilai, norma, aturan, dan hukum-hukum adat. Tujuan dari tulisan ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan hak, kewajiban dari seorang Mantir di kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil menunjukan bahwa (1) Mantir adat Kelurahan sudah melakukan tugas nya dengan baik, kepada masyrakat yang dilakukan dalam bentuk membantu masyarakat dalam kegiatan adat, menyelesaikan masalah yang ada di tengah masyarakat dengan jalur adat. (2) Faktor-faktor yang mendukung adalah partisipasi masyarakat baik dalam perorangan ataupun kelompok yang membantu Mantir dalam menjalankan kegiatan-kegiatan adat. Kata Kunci: Peran Mantir, Nilai Adat Perkawinan, Suku Dayak Ngaju