Bethy C. Matahelumual
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat Bethy C. Matahelumual
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.375 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v3i1.33

Abstract

SARISebagian besar penduduk Kabupaten Sumbawa Barat tinggal di kawasan pedesaan. Pertanian merupakan sumber utama pendapatan mereka. Sumber air tanah di Kabupaten Sumbawa Barat cukup melimpah, sehingga selain digunakan sebagai sumber air bersih, dapat juga dimanfaatkan untuk irigasi. Pengambilan percontoh air dilakukan di 8 kecamatan yaitu Kecamatan Sekongkang, Jereweh, Maluk, Taliwang, Brang Ene, Brang Rea, Seteluk, dan Poto Tano. Pendekatan berdasarkan diagram Wilcox dan perbandingan Serapan Natrium (Sodium Adsorption Ratio-SAR) digunakan untuk mengetahui kelayakan air tanah bagi keperluan irigasi. Kualitas air di Kabupaten Sumbawa Barat umumnya tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum tetapi dapat digunakan untuk keperluan irigasi.Kata kunci: air tanah, irigasi, diagram Wilcox, Sumbawa BaratABSTRACTResidents of West Sumbawa Regency are mostly live in rural area. Agriculture represents the main source of their earnings. In West Sumbawa Regency groundwater is quite abundant and it is used either as the source of drinking water and can also be used for irrigation. Shallow groundwater samples were taken in 8 Sub Districts namely Sekongkang, Jereweh, Maluk, Taliwang, Brang Ene, Brang Rea, Seteluk and Poto Tano. An approach based on Wilcox diagram and Sodium Adsorption Ratio (SAR) are used to find out ground water elegibility for irrigation.Water quality in West Sumbawa Regency generally does not meet the quality requirements of drinking water but can be used for irrigation.Keywords: groundwater, irrigation, Wilcox diagram, West Sumbawa
Potensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung Bethy C. Matahelumual
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.929 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v1i2.6

Abstract

SARIHujan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Air laut dan sebagian air di daratan menguap membentuk uap air yang terangkat dan terbawa angin di atmosfer, kemudian mengembun dan akhirnya jatuh ke daratan atau laut sebagai air hujan. Hujan secara alami bersifat asam dengan pH < 6, tetapi hujan dengan pH di bawah 5,6 didefinisikan sebagai hujan asam. Hujan asam dapat disebabkan secara alamiah, misalnya oleh emisi gas gunung api dan aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pupuk untuk pertanian terutama amonia. Hujan asam dapat menyebabkan pohon dan bangunan menjadi lebih rapuh, dan merusak patung tembaga di kota Bandung. Pada bulan Desember 2008 sampai dengan Juli 2009 telah dilakukan pengambilan contoh air hujan pada 8 lokasi Penakar Hujan, yaitu Pos Pengamatan Gunung Api (Pos PGA) Gunung Tangkubanparahu, Balitsa Lembang, Cihideung, Pusat Lingkungan Geologi, PT. Safilindo, Cikalong, Gunung Malabar, dan Buah Batu. Analisis kualitas air hujan mengacu pada Standard Methods dan Standar Nasional Indonesia, sedangkan kualitas air minum mengacu pada Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Hasil analisis fisika-kimia menunjukkan kadar unsur-unsur seperti kesadahan, besi, mangan, natrium, klorida, sulfat, nitrit, nitrat, dan zat padat terlarut dari percontoh air hujan lebih kecil dari standar air minum, kekeruhan, warna, dan amonium, mempunyai kadar tinggi di beberapa lokasi penakar hujan, sedangkan hujan asam terjadi pada bulan Desember 2009 dan April 2010 dengan nilai pH rendah < 5,6.Kata Kunci: Air, hujan, asamABSTRACTRain is part of hydrological cycle. Sea water and surface water on land evaporate to the atmosphere forming water vapor, then it condensates and finally fall on to sea or land as rain. Rain is naturally acid with pH < 6, but rain with pH lower than 5.6 is defined as acid rain. Acid rain is caused by human activities like industries, power plant, vehicles and factory processing of agriculture fertilizer especially ammonia. Acid rain can cause vegetation and buildings become more brittle, and the damage of copper statue in Bandung town. Since December 2008 until Juli 2009 samples of rain water had been taken (collected) from 8 rain gauge stations namely Tangkubanparahu volcano observatory, Balitsa Lembang, Cihideung,Center for Environmental Geology, PT. Safilindo, Cikalong, G. Malabar and Buah Batu. The analysis of rain water quality was based on Standard Methods and National standard of Indonesia, while drinking water quality is based on the Decree issued by Minister for Public Health Republic of Indonesia. The result of physical and chemical analysis show low concentration of substances such as iron, manganese, sodium, chloride, sulfate, nitrite, nitrate, and total solid dissolved of rain water sample is smaller than drinking water standard, cloudiness, color, and ammonium have high concentration in some rain gauges stations, meanwhile acid rain that occurred in December 2009 and April 2010 have low pH value < 5.6.Keywords: water, rain, acid
Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010 Bethy C. Matahelumual
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 1, No 3 (2010)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2074.466 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v1i3.11

Abstract

SARIAir tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meskipun memerlukan waktu lama puluhan hingga ribuan tahun. Apabila air tanah tersebut telah mengalami kerusakan kuantitas dan kualitasnya, maka proses pemulihannya selain memerlukan waktu lama juga biayanya tinggi dengan teknologi yang rumit. Itupun belum tentu kembali ke kondisi semula. Laju perkembangan Kota Jakarta yang pesat pada setiap sektor kehidupan menyebabkan meningkatnya kebutuhan air bersih, diperkirakan 70% berasal dari air tanah. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air tanah telah dianalisis sebanyak 70 (tujuh puluh) percontoh air tanah. Metode yang digunakan untuk mengetahui kuantitasnya adalah berdasarkan sebaran kedalaman sumur dan kedudukan muka air tanah, sedangkan kualitasnya mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 dan sistem STORET (Canter, 1977). Analisis percontoh air mengacu pada Standard Methods (APHA, 1995) dan Standard Nasional Indonesia (BAPEDAL, 1994). Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta tahun 2010 ini tidak ada yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Muka air tanah pada sistem akuifer tak tertekan adalah antara 0,48-12,14 m, pada akuifer tertekan atas antara 8,07-54,16 m, dan pada akuifer tertekan bawah antara 0,12-58,8 m.Kata Kunci: Kualitas dan kuantitas air tanah, sistem aquiferABSTRACTGround water includes to a renewable natural resources, even though it needs ten to thousand years. When the quality and the quantity of the ground water have been damaged, it needs high cost and sophisticated technology for restoration process to return to the previous condition. Rapid growing of Jakarta City in every life sector have caused the increase in clean water demand, of which about 70% is supplied from the ground water. Seventy samples of ground water had been analized to know quality and quantity of it in 2010. The method used to know the water quantity is based on the distribution of the well depth, and position of the surface of the ground water. The quality of the ground water on the other hand refers to the Decree of Public Health Minister for RI Number 907/MENKES/VII/2002 and STORET system (Canter, 1977). Water sample analysis was based on Standard Methods (APHA, 1995) and Standar Nasional Indonesia(BAPEDAL, 1994). Analysis result shows that the quality of GroundWater Basin of Jakarta in 2010 does not meet the requirement of drinking water. Groundwater surface at unconfined aquifer ranges between 0.48- 12.14 m, at upper confined aquifer ranges between 8.07-54.16 m and at under confined aquifer ranges between 0.12-58.8 m.Keywords: ground water quality and quantity, aquifer system
Kajian kondisi air tanah di Kecamatan Porong dan Tanggulangin tahun 2011-2013 Bethy C. Matahelumual
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.601 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v4i2.55

Abstract

ABSTRAKSemburan lumpur panas di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah berlangsung sejak akhir Mei 2006 hingga saat ini dan telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, terutama aspek sosial yang menimpa masyarakat di daerah Porong dan sekitarnya. Lokasi tempat mereka bermukim telah berubah menjadi lautan lumpur. Semburan lumpur Lapindo telah berlangsung selama tujuh tahun, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, bahkan hasil pengambilan gambar udara, Senin, 1 April 2013 sore, semburan lumpur bercampur asap putih masih terus keluar dari titik semburan dan meluber ke kolam penampungan. Pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dilakukan pengambilan percontohair sumur gali lokasi yang sama di Kecamatan Porong dan Tanggulangin. Metoda yang digunakan adalah analisis kualitas air di laboratorium dengan mengacu pada Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater dan Standard Nasional Indonesia. Kualitas percontoh air mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum dan sistem Storage and Retrieval (STORET) tentang Klasifikasi Mutu Air Tanah. Percontoh air sumur gali yang diambil dari Kecamatan Porong adalah sembilan belas, dan di Kecamatan Tanggulangin adalah dua puluh lima. Hasil analisis kualitas air sumur gali Kecamatan Porong sangat buruk dengan nilai STORET -116 (tahun 2011), -68 (tahun 2012), dan -76 (tahun 2013), bahkan kualitas air sumur gali di Kecamatan Tanggulangin lebih buruk dengan nilai STORET -126 tahun 2011, -110 tahun 2012 dan -104 tahun 2013.Kata kunci: kualitas, air, porong, tanggulangin, STORETABSTRACTHot mud blast in Siring Countryside, Sub District of Porong, Sidoarjo Regency, East Java, have taken place since end of May 2006 till in this time and have generated various negative impact to environment, especially social aspectwhich befall society in Porong area and its surroundings. Their location has turned into mud ocean. Lapindo mud blast has taken place during seven year, but up to now not yet shown to be desisted, even result of on air picture intake,Monday, 1 April 2013 evening, mud blast mixed white smoke still come out from blast spot and spread to collecting pond. Water samples collection of dug well have been taken from Porong and Tanggulangin Sub District in 2011,2012 and 2013. Methodology used is water analysis quality in laboratory based on Standard Methods Examination for Water and Wastewater, and Standar Nasional Indonesia. Quality of water based on Decree of Minister for PublicHealth RI Number 907/MENKES/SK/VII/2002 about Quality Standard of Drinking Water and Storage Retrieval  and system (STORET) about Classification of Ground Water Quality. Dug well water sample taken from Porong Sun District is nineteen, and in Tanggulangin Sub District is twenty five. Analysis result of dug well water quality in Porong Sub District is very bad with STORET value - 116 ( in 2011), - 68 ( in 2012), and - 76 ( in 2013), even the water quality of dug well in Tanggulangin Sub District is worse with STORET value - 126 in 2011, - 110 in 2012 and - 104 in 2013.Keywords: quality, water, porong, tanggulangin, STORET