Dadan Dani Wardhana
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole Untuk Penetapan Bidang Gelincir Gerakan Tanah di Jajaway, Palabuhanratu, Sukabumi Shinta Kiky Rachmawati; Yayat Sudrajat; Lina Handayani; Dadan Dani Wardhana
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v12i1.354

Abstract

ABSTRAKGerakan tanah di kompleks perkantoran Kabupaten Sukabumi di Jajaway, Palabuhanratu, terjadi di luar perkiraan dan perencanaan pembangunan sebelumnya. Untuk melihat kondisi dan luasan daerah gerakan tanah dan dalam usaha mengurangi resiko kerugian lebih besar, diperlukan identifikasi bidang gelincir gerakan tanah di kompleks tersebut. Bidang gelincir dicari berdasarkan model tahanan jenis yang diperoleh dari survei pengukuran geolistrik. Akuisisi data dilakukan pada 7 lintasan, dengan 6 lintasan berarah utara-selatan dan 1 lintasan berarah barat-timur. Metode akusisi yang digunakan adalah tahanan jenis multielektrode dengan konfigurasi dipole-dipole. Hasil penelitian membuktikan bahwa kondisi perlapisan batuan lepas tetapi lebih berat di atas lapisan lempung merupakan salah satu penyebab kejadian pergerakan tanah. Kejadian itu sangat terlokalisir karena kondisi seperti itu tidak ditemukan pada lintasan lainnya.Kata kunci: bidang gelincir, geolistrik, gerakan tanah, konfigurasi dipole-dipole, tahanan jenisABSTRACTGround movement in the Sukabumi Regency office complex (Jajaway, Palabuhanratu), occurred unexpectedly. To reduce the potential risk, we need to identify the slip surface to detect the possibility of more landslides. The resistivity model by the dipole-dipole geoelectrical method was applied to find the slip surface. Data acquisition was carried out in 7 lines: 6 north-south lines and 1 east-west line. The resistivity models present the distribution of resistivity below the surface. Above this clay layer, there is a higher resistivity layer, which is related to sandy tuff and breccia. The condition might cause the previous creeping type of ground movement. The type of layering is not found in the other lines. Therefore we do not expect a similar ground movement would occur in those lines.Keywords: dipole-dipole configuration, geoelectrical, landslide, resistivity, slip surface
MIKROZONASI SEISMIK WILAYAH KOTA PADANG BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR Adrin Tohari; Dadan Dani Wardhana
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 28, No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.27 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2018.v28.984

Abstract

Peristiwa gempa bumi pada tanggal 30 September 2009, dengan skala intensitas VII-VIII, mengindikasikan bahwa wilayah Kota Padang rentan terhadap amplifikasi tanah. Makalah ini menyajikan hasil analisis rasio spektra H/V untuk menghasilkan mikrozonasi kerentanan amplifikasi berdasarkan pengukuran mikrotremor. Hasil analisis menunjukkan variasi nilai periode predominan dan faktor amplifikasi yang dipengaruhi oleh jenis lapisan tanah dan struktur bawah permukaan. Berdasarkan variasi nilai faktor amplifikasi, wilayah Kota Padang dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) zonasi kerentanan amplifikasi. Kawasan perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan perkantoran di wilayah kecamatan Nanggalo, Padang Utara, Padang Barat dan Padang Selatan berada di zona kerentanan tinggi hingga sangat tinggi terhadap bahaya amplifikasi. Hasil zonasi ini sesuai dengan fakta-fakta kerusakan bangunan akibat fenomena amplifikasi yang terjadi pada gempa bumi 30 September 2009.The 30 September 2009 earthquake event with intensity VII to VIII (MMI scale) indicated that Padang City region is prone to soil amplification. This paper presents the results of H/V spectral ratio analysis to produce a microzonation map of amplification for Padang City based on microtremor measurement. The analysis of microtremor data shows that the predominant period and amplification factor of the soils are spatially varied and influenced by soil types and subsurface structure. On the basis of amplification factor, Padang City is classified into 5 (five) zones. High and very high susceptible zones are mainly concentrated in the very dense residential areas, trade and office areas, including the districts of Nanggalo, Padang Utara, Padang Barat, and Padang Selatan. The predicted amplification susceptibility zones are in a good agreement with the phenomena of building damages due to amplification during the 2009 earthquake.