Imam A. Sadisun
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat berdasarkan data inti bor dan CPTu Prahara Iqbal; Adrin Tohari; Imam A. Sadisun; Dwiharso Nugroho
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5817.602 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v5i1.61

Abstract

ABSTRAKKajian fasies dan sifat fisik sedimen Kuarter kaitannya dengan potensi likuifaksi di daerah Pesisir Kota Padang dan sekitarnya dilakukan dengan tujuan mendapatkan hubungan antara fasies dan karakteristik fisik sedimen Kuarter terhadap potensi likuifaksinya. Metode yang digunakan adalah observasi inti bor dan pola kurva CPTu untuk menentukan fasies yang berkembang, analisis laboratorium, dan analisis potensi likuifaksi untuk mengetahui karakteristik fisik setiap fasies. Berdasarkan asosiasi litologi, pengamatan pola kurva CPTu, analisis laboratorium, dan analisis potensi likuifaksi, terdapat tiga fasies yang berkembang di daerah penelitian dengan potensi likuifaksi yang berbeda. Fasies pasir fluvial memiliki potensi likuifaksi yang lebih tinggi daripada fasies pasir pematang pantai dan fasies lempung rawa, sedangkan fasies lempung rawa memiliki potensi likuifaksi yang paling rendah di antara fasies-fasies tersebut.Kata Kunci: Fasies sedimen Kuarter, CPTu, Likuifaksi, Kota PadangABSTRACTThe study of Facies and physical property of Quaternary sediments and its relationship with liquefaction potential was conducted at the coastal area of Padang city, West Sumatra Province in order to get the relationship between facies and physical characteristics of the Quaternary sediments and its liquefaction potential. The method used are core and CPTu patterns observations to determine the developed facies, laboratory analysis, and liquefaction potential analysis to determine the physical characteristics of each facies. Based on lithological associations, CPTu pattern observations, laboratory analysis, and liquefaction potential analysis, there are three facies that develop at the research areas with different liquefaction potential. Fluvial sand facies has greater liquefaction potential than the beach ridge sand facies and marsh clay facies, while marsh clay facies has the smallest one among two facies.Keyword: Facies and Quarternary sediments Kuarter, CPTu, liquefaction, city of Padang
Karakteristik Keteknikan Sedimen Kuarter Kaitannya dengan Potensi Bahaya Geologi di Kawasan DAS Cimanuk Bagian Hilir Rifki Asrul Sani; Eko Soebowo; Armein M. Fikri; Imam A. Sadisun
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v11i3.294

Abstract

ABSTRAKKabupaten Indramayu yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri didominasi oleh endapan Kuarter yang terdiri atas endapan fluvial, dataran banjir, pematang pantai, dan delta. Daerah tersebut terletak pada area dekat sesar aktif, yakni segmen sesar Baribis-Subang dengan besaran magnitudo 6,5 Mw. Penelitian di wilayah DAS Cimanuk bagian hilir Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik serta kaitannya dengan potensi bahaya geologi yang bisa terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan 4 inti bor teknik dan pola kurva sondir (10 CPTu dan 13 CPT) serta analisis laboratorium yakni ukuran butir, hydrometer, batas-batas Atterberg, dan klasifikasi sedimen. Berdasarkan pengamatan inti bor, pola kurva sondir, dan analisis laboratorium, jenis sedimen yang berkembang di daerah penelitian adalah lempung, lanau, lanau pasiran, pasir lanauan dan pasir dengan karakteristik yang spesifik. Tingkat kepadatan sedimen pasir serta tingkat konsistensi sedimen lempung bagian utara penelitian menunjukkan karakteristik yang relatif lebih lepas dan lunak dibandingkan dengan bagian selatan. Berdasarkan karakteristik keteknikan menunjukkan bahwa nilai N-SPT < 10 atau CPT/CPTu < 6.000 kPa pada sedimen pasir dan pasiran berpotensi terhadap likuefaksi dan nilai N-SPT < 4 atau CPT/CPTu < 5.000 kPa pada sedimen lempung dan lanau berpotensi terhadap amblesan. Kata kunci: bahaya geologi, Cimanuk, sedimen kuarterABSTRACTAs a future industrial area, Indramayu Regency is dominated by Quaternary sediment of fluvial, flood plain, beach ridge and deltaic sediments. The area is close to active faults, The Baribis-Subang fault segment with 6.5 Mw. This research is conducted around the lower Cimanuk catchment of Indramayu. Its aims to determine mechanical and physical characteristics related to potential geological hazards. The methods used in this research are 4 core observation, cone penetration patterns (10 CPTu and 13 CPT) and laboratory analysis such as grain size, hydrometer, Atterberg limits and sediment classification. Based on its methods, sediments that develop at the research area are clay, silt, sandy silt, silty sand and sand with specific character. Level consistency and density of clay and sand at the northern area is relatively soft and loose than the southern one. Based on engineering characteristics, the results show that NSPT < 10 or CPT/CPTu < 6,000 kPa value of sandy and sand sediment are potential against liquefaction and N-SPT < 4 or CPT/CPTu < 5,000 kPa value of silt and clay sediment are potential against subsidence. Keywords: geological hazards, Cimanuk, quarternary sediment
Hubungan Potensi Likuifaksi Pada Endapan Gunungapi Merapi Muda Dengan Kerusakan Bangunan Di Kabupaten Bantul Pada Kasus Gempabumi 27 Mei 2006 Taufiq Wira Buana; Muhammad Wafid A.N.; Imam A. Sadisun
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2163.566 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v7i2.98

Abstract

ABSTRAKKerusakan bangunan merupakan salah satu kerugian saat gempabumi 27 Mei 2006 di Kabupaten Bantul. Bangunanbangunan tersebut berada pada Endapan Gunungapi Merapi Muda yang berumur Kuarter, dan endapan tersebut merupakan material yang belum terkonsolidasi, tersususn atas endapan pasir, lanau, dan lempung yang relatif berada dalam kondisi jenuh air. Kondisi ini berpotensi untuk terjadinya likuifaksi dan telah terbukti dengan kejadian likuifaksi pada saat gempabumi tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan lokasi yang terlikuifaksi mengalami kerusakan bangunan yang relatif lebih parah. Konfirmasi dari penelitian terdahulu terhadap karakteristik likuifaksi yang terjadi pada saat itu telah diterapkan dengan pendekatan konsep tegangan siklik. Hasilnya menunjukkan potensi likuifaksi tinggi sebanding dengan tingkat kerusakan bangunan aktual yang telah dipetakan oleh UNOSAT dan RESPOND.Kata kunci: Endapan Gunungapi Merapi Muda, potensi likuifaksi, kerusakan bangunanABSTRACTBuilding damage is one of the earthquake destructed effects at May 27th, 2006 on Bantul region. The buildings lie on Quarternary Young Volcanic Deposits of Merapi Volcano that consist of unconsolidated material such as saturated sand, silt, and clay deposits. This condition is potential to liquefaction and it had proven when the earthquake occured. In fact, the liquefied locations show relatively extensive collapsed buildings. The early research with cyclic stress concept against liquefaction behavior due to earthquake have been confirmed. The result shows high liquefaction potential equivalent to actual damaged buildings rating mapped by UNOSAT and RESPOND.Keywords: Young Volcanic Deposits of Merapi Volcano, liquefaction potential, damaged buildings