Ugan B. Saing
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Semburan gas bercampur air dan lumpur di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur Akhmad Zaennudin; Hanik Humaida; Ugan B. Saing; Rachmad W. Laksono
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 4, No 3 (2013)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.414 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v4i3.57

Abstract

AbstrakSemburan gas bercampur air dan lumpur di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, JawaTimur terjadi pada bulan November 2012. Semburan tersebut dipicu oleh akumulasi gas hidrokarbon yang terperangkapdi bawah permukaan. Desa Metatu dan sekitarnya merupakan wilayah minyak dan gas bumi yang telah diusahakan sejak zaman Belanda, sehingga banyak dijumpai sumur minyak peninggalan Belanda. Gas hidrokarbon yang memicu semburan Metatu tersebut didominasi oleh gas metana berasal dari oil windowseperti yang terdapat di gunung lumpur LUSI, Sidoarjo, tetapi kedua mempunyai perbedaan dalam tingkat kematangannya. Kematangan gas metana dari semburan gas Metatu mempunyai tingkat kematangan yanglebih rendah dari tingkat kematangan LUSI.Kata kunci: Metatu, semburan gas, lumpurAbstractGases outburst mixed of water and mud in Metatu village, Benjeng subdistrict, Gresik regency, East Java occurred in November 2012. This outburst was trigerred by high pressure of hydrocarbon gases that were accumalted beneath the surface. Metatu and its surrounding is potensially petroleum and natural gases which was developed since Ducth era, so this area plenty of oil wells that were construted by Ducth. Hydrocarbon gases that trigger a gas outburst at Metatu is dominated by methane gas of oil window origin like as in LUSI mud volcano, Sidoarjo, but among them different in maturity degree. Hydrocarbon gas maturity of Metatu gas outburst is lower than LUSI.keywords: Metatu, gases outburst, mud
Erupsi Gunung Lokon berdasarkan kegempaan, deformasi, dan geokimia pada Januari 2013 Yasa Suparman; Ugan B. Saing; Akhmad Zaennudin
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 4, No 3 (2013)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1384.488 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v4i3.58

Abstract

ABSTRAKPeriode erupsi Gunung Lokon terjadi sejak tahun 2011 yang diawali oleh letusan freatik pada 22 Februari 2011, kemudian berlanjut dengan letusan yang terjadi pada 26 Juni 2011 dan letusan-letusan lainnya baik letusan freatik, freatomagmatik dan magmatik. Data kegempaan menunjukkan bahwa peningkatan kegiatan Gunung Lokon ditandai dengan meningkatnya Gempa Vulkanik (VA dan VB), Tremor dan Gempa Hembusan. Gempa Letusan dengan energi yang besar diawali dengan meningkatnya kejadian Gempa Vulkanik atau terekamnya Gempa Vulkanik dengan energi besar pada sehari atau beberapa jam sebelumnya. Interval waktu yang pendek antara peningkatan Gempa Vulkanik dengan terjadinya letusan menunjukkan bahwa Gunung Lokon masih belum stabil. Data deformasi menunjukkan bahwa terjadi inflasi pada saat sebelum terjadinya letusan. Nilai fluks SO2 serta rasio Cl/SO4 hasil analisis ash leachate pada Januari 2013 masih relatif sama dibandingkan tahun 2011 dan 2012.Kata kunci: Gunung Lokon, letusan Lokon, gempa vulkanik ABSTRACTLokon eruption period occured since 2011 was started by phreatic eruption on 22nd February 2011, followed by 26th June 2011 eruption and continous with phreatic; phreatomagmatic and magmatic eruptions. Seismic data shows that the increasing of Lokon activity charactarized by increased of Volcanic earthquakes (VA and VB), Tremor and Hembusan earthquakes. Large energy of explosion earthquakes begins with the increasing of volcanic earthquakes or volcanic earthquakes being recoreded with large of energy on a day or few hours before. Short time interval between increasing of volcanic earthquake and the occurrence of eruption showed that Lokon volcano is still not stable yet. Deformation data indicate that inflation occurred before the eruption. Value of SO2 fulks and Cl/SO4 ratio from results of ash leachate analysis in January 2013 remained relatively stable compared to 2011 and 2012.Keywords: Lokon Volcano, Lokon eruption, volcanic earthquakes
Studi awal fenomena kematian ikan di Danau Ranau, Sumatra Selatan Akhmad Zaennudin; Ahmad Basuki; Agus Solikhin; Ugan B. Saing
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 2, No 2 (2011)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5109.329 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v2i2.23

Abstract

SARIFenomena kematian ikan di Danau Ranau sering terjadi baik dalam skala kecil maupun besar dalam kurun waktu puluhan tahun. Setiap fenomena ini terjadi diawali oleh perubahan warna air danau yang semula jernih menjadi keruh berwarna putih susu pada beberapa lokasi yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah danau. Berdasarkan penyelidikan perubahan warna air tersebut terjadi akibat munculnya gas-gas vulkanik ke permukaan kemudian bereaksi dengan air danau. Semakin lama perubahan warna tersebut semakin banyak ikan yang mati. Pada awal April 2011 terjadi dalam skala cukup besar yang mematikan ribuan ikan baik yang dipelihara di dalam jala apung maupun ikan liar yang hidup bebas di danau tersebut. Penyelidikan dengan metoda geokimia dan seismik dapat mendeteksi adanya hubungan aktivitas kegempaan dengan emisi gas sulfur atau gas magmatik lainnya yang muncul ke permukaan melewati zona sesar yang ada pada wilayah ini.Kata kunci: Fenomena, kematian ikan, Ranau, gas vulkanikABSTRACTThe death of the fish phenomena in Lake Ranau often occurred either in small or large scales within ten of decades. Each of these phenomena preceded by discoloration of the lake water which was clear becomes cloudy white at several locations, which then spread throughout the lake. Based on investigation, the discoloration of the lake water was caused by the appearance of volcanic gases onto the surface and than react with the lake water. The longer the change of the lake water color, the more fish die. In early April 2011 occurred in a larger scale thousands of fish that were kept in floating nets and wild fish in the lake died Geochemical and seismic investigation methods can detect the relationship between seismic activity and sulfuric gas emissions or other magmatic gases that come out onto the surface through fault zone found in the area.Keywords: phenomena, the death of the fish, Ranau, volcanic gases