Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perencanaan Evakuasi Vertikal di Pulau Serangan, Provinsi Bali sebagai Alternatif Pengurangan Risiko Bahaya Tsunami Yunarto Yunarto; Anwar H. Z.; Wibowo Y. S.
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.648 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v6i2.83

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan peta bahaya tsunami multi-skenario Bali skala 1 : 25.000 mencakup magnitudo M9 tahun 2009, wilayah Pulau Serangan dimungkinkan terkena dampak tsunami kecil maupun tsunami besar. Lokasi evakuasi horizontal yang telah ditetapkan mengakibatkan waktu tempuh masyarakat lebih dari satu jam dari Pulau Serangan menuju Pulau Bali, sedangkan waktu perkiraan gelombang tsunami tiba di pantai diperkirakan kurang dari 38 menit (berdasarkan perkiraan waktu tiba tsunami Banyuwangi) setelah terjadinya gempa. Penelitian ini merencanakan evakuasi vertikal terhadap bahaya tsunami  yang dilakukan di Pulau Serangan bagian utara, yang bertujuan untuk mengurangi risiko masyarakat terhadap bahaya tsunami. Proses persiapan evakuasi masyarakat sejak diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setelah gempa kuat yang memicu gelombang tsunami hingga masyarakat mulai melakukan evakuasi diperkirakan memerlukan waktu sekitar 20 menit, dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi evakuasi (38-20 menit) <= 18 menit. Sebagai konsekuensinya, diperlukan shelter sebagai bangunan evakuasi vertikal yang dapat menyelamatkan masyarakat Pulau Serangan bagian utara  dalam waktu kurang dari 18 menit. Ada dua shelter yang akan dibangun, yaitu shelter 1 yang direncanakan BPBD Provinsi Bali dan shelter 2 sebagai shelter tambahan yang diusulkan. Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui services area pada Network Analyst terhadap kedua shelter dengan waktu evakuasi 18 menit, diperkirakan penduduk yang dimungkinkan dapat menjangkau  shelter 1 dan shelter 2, baik  pada siang dan malam hari, yaitu 2.830 orang dan 1.335 orang, sehingga total kapasitas kedua shelter 4.165 orang (melebihi jumlah penduduk Pulau Serangan bagian utara sebanyak 3.986 orang). Kata kunci : perencanaan evakuasi,  perkiraan waktu tiba, SIG, waktu evakuasi Vertical Evacuation Planning at Serangan Island, Bali Province, as an Alternative Reduction of Tsunami Hazard Risk ABSTRACTBased on the multi scenario tsunami hazard map Bali scale 1: 25,000 covering magnitude of M9 in 2009, the island of Serangan is possibly affected by small or large tsunami hazard. Horizontal evacuation sites that have been assigned lead people travel time of more than one  hour from Serangan Island to Bali Island, whereas the estimated time of tsunami waves arrive at the coast to be less than 38 minutes (estimated arrival time of  Banyuwangi tsunami) after the quake. Therefore, this study is aimed to prepare the vertical evacuation planning against tsunami hazard at Serangan Island at the northern part of the island. The vertical evacuation is aimed to reduce the tsunami risk. The evacuation preparation since   The BMKG announcement that the possibility of the tsunami that triggered by an earthquakes until people begin to evacuate is estimated to take approximately 20 minutes. Thus the time needed to reach the evacuation site (38-20 minutes) <= 18 minutes. As a consequence, the importance of vertical evacuation shelter as a building that can save people at north Serangan is less than 18 minutes. There are two shelters those will be built, the first shelter is planned  by BPBD of Bali Province and the second shelter  as an additional shelter is being proposed. Analysis through The Geographic Information System (GIS) based Network Analyst show that the evacuation time necessary to the second shelter is about 18 minutes, it is estimated that the population may reach Shelter 1 and 2, both at day and night with amount of 2,830 people and 1,335 people, bringing the total capacity of both shelter is 4,165 people (exceeding the population of the northern part of the Serangan island of 3,986 people). Keyword :  evacuation planning, GIS, estimated arrival time, evacuation time
SISTEM INFORMASI KEBUMIAN SEBAGAI SARANA PENYEDIAAN INFORMASI GEOLOGI DAERAH KARANGSAMBUNG Yunarto Yunarto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 15, No 1 (2005)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.9 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2005.v15.187

Abstract

Daerah Karangsambung merupakan daerah kompleks geologi yang unik, dimana tersingkap beraneka ragam jenis batuan yang berasal dari berbagai proses kejadian. Ada 30 titik lokasi batuan yang tersebar di daerah tersebut ditetapkan sebagai batuan yang dilindungi. Secara umum daerah Karangsambung ditujukan untuk studi ilmu kebumian bagi para peneliti, mahasiswa, pelajar dan umum. Untuk keperluan tersebut UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung - LIPI mendokumentasikan keanekaragaman jenis batuan dan keunikan aspek geologi melalui salah satu bentuk sistem informasi yang diberi nama “Sistem Informasi Kebumian” disingkat SIK. Sistem ini dibuat dalam bahasa MapBasic yang dijalankan melalui MapInfo (Software SIG). Melalui SIK ini, data dan informasi geologi daerah Karangsambung dapat langsung diperoleh dalam bentuk peta maupun tabulasinya, hanya dengan memilih objek peta atau melalui pencarian dengan kriteria yang diminta, sehingga sangat berguna sebagai salah satu alat bantu yang dapat menyebar-luasan informasi geologi daerah Karangsambung secara visual untuk tujuan pendidikan atau penelitian ilmu kebumian
Pemetaan Kesiapsiagaan Rumah Tangga Dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi Patahan Lembang Yunarto Yunarto; Yuliana Susilowati; Wawan Hendriawan Nur; Yugo Kumoro
JURNAL GEOGRAFI Vol 11, No 1 (2019): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v11i1.11328

Abstract

Patahan Lembang terletak di utara Kota Bandung yang melintang dari timur ke barat dengan panjang 29 km. Pengamatan geodetik membuktikan bahwa patahan Lembang adalah patahan aktif dan berpotensi memiliki risiko guncangan gempa besar. Banyak penduduk yang bermukim dan mencari penghidupan di wilayah sekitar patahan ini, yang mungkin dapat terdampak gempa dari patahan ini. Dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayah ini perlu kiranya memahami tingkat kesiapsiagaan rumah tangga, terutama yang berada di wilayah rawan bencana tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan indeks kesiapsiagaan rumah tangga secara spasial dalam mengantisipasi bencana gempa bumi patahan lembang di Kabupaten Bandung Barat bagian Utara. Hasil survey di Kecamatan Lembang, Parongpon dan  Ngamprah dengan menggunakan kuesioner tertutup, menunjukkan tingkat kesiapsiagaan rumah tangga di daerah kawasan patahan lembang dalam mengantisipasi gempa dikategorikan sudah hampir siap. Nilai indek kesiapsiagaan tertinggi terdapat di Kecamatan Lembang 61,38 %, disusul dengan Kecamatan Parongpon 59,15%, dan Kecamatan Ngamprah 55,66 %.Kata kunci : Patahan lembang, gempa, kesiapsiagaan Lembang fault is located in the north of Bandung City where crosses from east to west with a length 29 km. The observation of Geodetic proves that Lembang fault is the active fault and potentially has big earthquake shock risk. Many people settling down and working in around this fault may be able to be affected by this fault. In order to decrease the risk of the earthquake in this area, it is necessary to understand the level of preparedness of the household, especially people being in those disaster-prone areas. This research aims to map the index of preparedness of the household specifically in anticipating earthquake disaster of Lembang fault in the northern area of West Bandung Region. The result of the survey in Lembang, Parongpon and Ngamprah Districts using closed questionnaire shows the level of preparedness of household in the region of Lembang fault in anticipating earthquake being categorized almost ready. The highest index value of preparedness is in Lembang District with 61,3% followed by Parongpon District with 59,15% and Ngamprah District with 55,66%Keyword: Lembang Fault, Earthquake, Preparedness.