Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kegempaan di Zona Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah Suliyanti Pakpahan; Drajat Ngadmanto; Masturyono Masturyono; Supriyanto Rohadi; Rasmid Rasmid; Handi Sulistyo Widodo; Pupung Susilanto
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 6, No 3 (2015)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3714.791 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v6i3.88

Abstract

ABSTRAKSulawesi merupakan wilayah yang memiliki banyak sesar yang berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi. Potensibencana yang diakibatkan oleh sesar aktif di daratan dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan yang lebih parahdibandingkan dengan gempa bumi yang bersumber di lautan yang terjadi pada magnitudo yang sama. Penelitian inibertujuan untuk melakukan analisis kegempaan di sekitar zona sesar Palu Koro. Analisis kegempaan dilakukan denganmenentukan lokasi dan mekanisme sumber gempa bumi yang terjadi di daerah penelitian. Data yang digunakan adalahdata sinyal gempa bumi yang terekam pada jaringan Mini Regional Palu dalam kurun waktu Januari 2012 – Maret 2013dengan magnitudo lebih besar dari 4 Skala Richter. Rekaman sinyal gempa bumi ini tersimpan dalam format SEEDATLAS. Penentuan lokasi hiposentrum untuk setiap event dilakukan dengan metode Single Event Determination (SED),selanjutnya dilakukan relokasi menggunakan metode Joint Hyposentre Determination (JHD). Mekanisme sumber gempabumi ditentukan menggunakan software ISOLA dan plot secara spatial menggunakan software GMT. Hasil analisiskegempaan di sekitar sesar Palu Koro mengindikasikan bahwa sesar Palu Koro masih sangat aktif. Selain itu, lokasi danmekanisme sumber terbagi menjadi beberapa segmen. Seismisitas di wilayah ini tidak mengindikasikan lineasi yang utuh,tetapi terbagi dalam beberapa klaster yang diduga disebabkan oleh aktivitas segmen-segmen sesar Palu Koro dan sesar-sesarminor di sekitarnya. Ada tiga segmen sesar Palu Koro yang teridentifikasi, yaitu segmen Lindu, Toro, dan Balaroa.Kata kunci: kegempaan, sesar Palu Koro, relokasi hiposentrum, mekanisme sumberABSTRACTSulawesi is a region that has a lot of faults and potential to generate earthquake disasters. In the same magnitude, the potentialdisaster caused by active faults on land is more severe than earthquakes that originate in oceans. This study aims to analyze theseismicity around The Palu Koro Fault Zone. The seismicity analysis was carried out by determining the location and sourcemechanisms of earthquakes that occurred in the studied area using earthquake signals data recorded on the Palu Mini RegionalNetwork in the period of January 2012 - March 2013 with magnitude larger than 4 Richter Scale. The earthquake signalswere recorded and stored in the ATLAS SEED format. Determination of hypocentre for each event was carried out using SingleEvent Determination (SED) method, then the relocation was performed using Joint Hypocentre relocation Determination (JHD)method. The earthquake source mechanisms were determined using software ISOLA and spatial plot using software GMT. Theresults of analysis of seismicity around the Palu Koro fault indicate that this fault is still very active where the location and sourcemechanisms are divided into several segments. The seismicity in this region do not indicate lineasi intact but divided into severalclusters that might be caused by the activity of the segments of Palu Koro fault and minor faults in the vicinity. There are threePalu Koro fault segments identified, namely Lindu, Toro, and Balaroa segments.Keywords: seismicity, Palu Koro fault, hypocentre relocation, source mechanism
PENCITRAAN STRUKTUR KECEPATAN GELOMBANG RAYLEIGH DI PULAU SULAWESI DAN NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN AMBIENT NOISE TOMOGRAPHY Muhamad Fadhilah; Abdul Haris; Bayu Pranata; Agustya Adi Martha; Nova Heryandoko; Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 22, No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.156 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v22i1.778

Abstract

Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah yang memiliki tatanan tektonik kompleks, sehingga penting untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan wilayah tersebut. Metode Ambient Noise Tomography (ANT) digunakan untuk memahami struktur tektonik tersebut dengan mencitrakan struktur kerak atas di bawah area penelitian ini. Pada penelitian ini, kami menggunakan data waveform komponen vertikal dari Januari 2020 hingga Mei 2021 dari 89 seismograf INATEWS- BMKG di Pulau Sulawesi dan NTT. Secara umum, tahap pertama dimulai dari pemrosesan data berfokus pada persiapan data tunggal dan korelasi silang untuk memperkiraan fungsi Green antara pasangan stasiun. Estimasi waktu tempuh kelompok gelombang Rayleigh untuk periode 2 s dan 12 s diperoleh dari waktu tunda hasil korelasi silang. Peta yang diperoleh menunjukkan variasi kecepatan gelombang Rayleigh di daerah penelitian berkisar antara 1,8 – 2,5 km/s. Teknik analisis frekuensi-waktu (Frequency-Time Analysis) digunakan untuk mendapatkan kurva dispersi untuk mengukur kecepatan kelompok antar stasiun. Kecepatan grup digunakan sebagai input dalam inversi tomografi. Proses tomografi dilakukan dengan menggunakan FMST v1.1 dimana pemodelan forward dan inverse dilakukan secara iteratif. Hasil pemodelan untuk periode 2 s menunjukkan bahwa Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara memiliki anomali kecepatan yang lebih rendah (1,8 km/s) dibandingkan wilayah lain (2,0 – 2,3 km/s). Pada periode 12 s anomali kecepatan rendah berada di wilayah Sulawesi Utara. Anomali kecepatan rendah ini berkorespondensi dengan gunung berapi dan dataran Inter-Volcano yang berumur Kuarter di Sulawesi. Sementara untuk wilayah NTT nilai kecepatan gelombang Rayleigh berkisar antara 1,8 – 2,4 km/s.
RELOKASI GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE TELESEISMIK DOUBLE DIFFERENCE DI WILAYAH JAWA Tio A. P. Setiadi; Yunus Daud; Agustya Adi Martha; Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 23, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v23i1.842

Abstract

Relokasi hiposenter penting dilakukan untuk mendapatkan lokasi gempabumi yang akurat untuk studi relostruktur tektonik secara detail, seperti identifikasi pola bidang patahan, pola zona subduksi, dan identifikasi batas lempeng. Salah satu metode relokasi hiposenter terbaru adalah metode teleseismic Double-Difference (teletomoDD) yang menggunakan koordinat spherical model dan kecepatan seismik 3D. Penelitian ini dilakukan dengan merelokasi gempabumi yang terjadi di sekitar wilayah Jawa. Jumlah gempabumi yang direlokasi sebanyak 3570 dari 3653 event. Hasil dari relokasi hiposenter menunjukkan hiposenter yang lebih baik, yaitu gempabumi dengan kedalaman tertentu (fixed depth = 10 km) telah terelokasi dan distribusi hiposenter yang didapat menunjukkan pola penunjaman yang berasosiasi dengan pola subduksi dan patahan aktif di Pulau Jawa.
PEMETAAN VS30 DENGAN MENGGUNAKAN KORELASI ZHAO DI PESISIR CILACAP Robert Edison; Widjojo Adi Prakoso; Supriyanto Rohadi
Jurnal Geosaintek Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v8i1.12601

Abstract

Pada gempa Pangandaran 2006, pesisir Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah. Hal ini dikarenakan Kabupaten Cilacap terletak dekat dengan zona subduksi yang juga ditandai dengan tingginya aktivitas seismik di daerah tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan pada saat gempa adalah kelas tanah. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan jenis tanah adalah dengan menggunakan metode mikrotremor dan metode MASW, dimana dalam pengolahannya mikrotremor memanfaatkan respon tanah terhadap getaran untuk memberikan informasi tentang jenis tanah di daerah tersebut, sedangkan MASW menggunakan propagasi gelombang Rayleigh pada permukaan. Setelah itu, periode dominan hasil pengolahan mikrotremor dan Vs30 hasil pengolahan MASW dikorelasikan menggunakan Zhao’s Classification, menghasilkan Vs30 berdasarkan analisis regresi. Nilai periode dominan berkisar antara 0,10-1,07 s, sedangkan Vs30 dari korelasi berkisar antara 6,68-461,34 m/s. Kedua analisis menunjukkan bahwa Tritih Kulon terbukti memiliki kerusakan yang lebih parah pada saat gempa karena terdiri dari Tanah Lunak (SE) yang ditunjukkan oleh nilai periode dominan terpanjang dan nilai Vs30 terendah.
PENCITRAAN STRUKTUR KECEPATAN GELOMBANG RAYLEIGH DI PULAU SULAWESI DAN NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN AMBIENT NOISE TOMOGRAPHY Muhamad Fadhilah; Abdul Haris; Bayu Pranata; Agustya Adi Martha; Nova Heryandoko; Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v22i1.778

Abstract

Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah yang memiliki tatanan tektonik kompleks, sehingga penting untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan wilayah tersebut. Metode Ambient Noise Tomography (ANT) digunakan untuk memahami struktur tektonik tersebut dengan mencitrakan struktur kerak atas di bawah area penelitian ini. Pada penelitian ini, kami menggunakan data waveform komponen vertikal dari Januari 2020 hingga Mei 2021 dari 89 seismograf INATEWS- BMKG di Pulau Sulawesi dan NTT. Secara umum, tahap pertama dimulai dari pemrosesan data berfokus pada persiapan data tunggal dan korelasi silang untuk memperkiraan fungsi Green antara pasangan stasiun. Estimasi waktu tempuh kelompok gelombang Rayleigh untuk periode 2 s dan 12 s diperoleh dari waktu tunda hasil korelasi silang. Peta yang diperoleh menunjukkan variasi kecepatan gelombang Rayleigh di daerah penelitian berkisar antara 1,8 – 2,5 km/s. Teknik analisis frekuensi-waktu (Frequency-Time Analysis) digunakan untuk mendapatkan kurva dispersi untuk mengukur kecepatan kelompok antar stasiun. Kecepatan grup digunakan sebagai input dalam inversi tomografi. Proses tomografi dilakukan dengan menggunakan FMST v1.1 dimana pemodelan forward dan inverse dilakukan secara iteratif. Hasil pemodelan untuk periode 2 s menunjukkan bahwa Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara memiliki anomali kecepatan yang lebih rendah (1,8 km/s) dibandingkan wilayah lain (2,0 – 2,3 km/s). Pada periode 12 s anomali kecepatan rendah berada di wilayah Sulawesi Utara. Anomali kecepatan rendah ini berkorespondensi dengan gunung berapi dan dataran Inter-Volcano yang berumur Kuarter di Sulawesi. Sementara untuk wilayah NTT nilai kecepatan gelombang Rayleigh berkisar antara 1,8 – 2,4 km/s.
RELOKASI GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE TELESEISMIK DOUBLE DIFFERENCE DI WILAYAH JAWA Tio A. P. Setiadi; Yunus Daud; Agustya Adi Martha; Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v23i1.842

Abstract

Relokasi hiposenter penting dilakukan untuk mendapatkan lokasi gempabumi yang akurat untuk studi relostruktur tektonik secara detail, seperti identifikasi pola bidang patahan, pola zona subduksi, dan identifikasi batas lempeng. Salah satu metode relokasi hiposenter terbaru adalah metode teleseismic Double-Difference (teletomoDD) yang menggunakan koordinat spherical model dan kecepatan seismik 3D. Penelitian ini dilakukan dengan merelokasi gempabumi yang terjadi di sekitar wilayah Jawa. Jumlah gempabumi yang direlokasi sebanyak 3570 dari 3653 event. Hasil dari relokasi hiposenter menunjukkan hiposenter yang lebih baik, yaitu gempabumi dengan kedalaman tertentu (fixed depth = 10 km) telah terelokasi dan distribusi hiposenter yang didapat menunjukkan pola penunjaman yang berasosiasi dengan pola subduksi dan patahan aktif di Pulau Jawa.