Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Ekstrak Cabai Merah (Capsicum annuum L.) terhadap Kadar Nitrit pada Sosis di Kota Surakarta dengan Spektrofotometer UV-Vis Wimpy Wimpy; Tri Harningsih
Biomedika Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.676 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i1.224

Abstract

Makanan cepat saji sudah menjadi pilihan bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Fakta menunjukkan lebih dari 33% masyarakat Indonesia setiap hari mengkonsumsi makanan cepat saji karena pelayanan cepat,dan harga murah. Makanan cepat saji tidak dapat dikategorikan sebagai makanan sehat. Konsumen sering memesan makanan ini dengan kandungan lemak, kalori, gula, sodium yang banyak dan sedikit mengandung nutrisi serta vitamin. Nitrit seringkali ditambahkan dalam proses pembuatan sosis sebagai bahan pengawet, bahan tersebut diketahui sebagai penyebab penyakit kanker. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak cabai merah (Capsicum annuum L.) yang optimal untuk menurunkan kadar nitrit pada sosis di kota Surakarta dengan Spektrofotometer UV-Vis. Penelitian ini telah selesai dilakukan di laboratorium Makanan dan Minuman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional pada bulan Oktober sampai Desember 2016. Terdapat 6 sampel sosis tidak bermerk yang berasal dari 3 pasar di Surakarta dan data diambil menggunakan teknik Quota Sampling. Sampel sosis dengan penambahan ekstrak cabai merah menggunakan variasi konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Analisa menggunakan instrument Spektrofotometer AES-80 untuk menentukan kadar nitrit pada sosis. Hasil pengukuran kadar nitrit yaitu pada konsentrasi 0% kadar nitrit sebesar 33,459ppm; konsentrasi 25% sebesar 12,239ppm; konsentrasi 50% sebesar 11,070ppm, konsentrasi 75% sebesar 5,699 ppm dan konsentrasi 100% sebesar 3,935 ppm. Berdasarkan uji regresi linier menunjukkan hasil signifikan 0,044 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan karena nilai sig. < α (0,05), maka ada pengaruh penambahan vitamin C terhadap kadar nitrit pada sosis di kota Surakarta.
Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura Linn.) dan Daun Sirsak (Anonna muricata Linn.) Metode DPPH (2,2-diphenyl-1- picrilhidrazyl) Tri Harningsih; Wimpy Wimpy
Biomedika Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.729 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i2.422

Abstract

Daun kersen dan daun sirsak merupakan tanaman serta dapat digunakan menjadi obat. Daun kersen memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin dan steroid. Daun sirsak memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan sebagai antioksidan untuk menghambat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak daun kersen dan ekstrak daun sirsak dan dibandingkan dengan bentuk tunggal keduanya dalam menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari sampai Juli 2018 di B2P2TOOT Tawangmangu dan LaboratoriumKimia STIKES Nasional. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi daun kersen dan daun sirsak 2:1 memiliki nilai IC sebesar 6,9126 50 ppm dan dikategorikan sangat kuat. Nilai IC bentuk tunggal daun kersen sebesar 15,9999 ppm dan dikategorikan 50 sangat kuat. Bentuk tunggal daun sirsak sebesar 116,5376 ppm dan dikategorikan sedang. Kombinasi daun kersen dan daun sirsak 1:1 sebesar 28,1075 ppm termasuk dalam kategori sangat kuat. Kombinasi daun kersen dan daun sirsak 1:2 sebesar 28,4886 dan dikategorikan sangat kuat. Aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak daun kersen dan daun sirsak sangat kuat dibandingkan bentuk tunggal keduanya. Kombinasi ekstrak daun kersen dan ekstrak daun sirsak 2:1 memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Kata kunci: antioksidan, daun kersen, daun sirsak, quota sampling, DPPH
METODE REDUKSI TAHU BERFORMALIN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AIR GARAM YANG DITAMBAHKAN DENGAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L.) Tri Harningsih; Indah Tri Susilowati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.412 KB)

Abstract

ABSTRAKTahu merupakan makanan dengan kadar air mencapai 85% sehingga tahu tidak dapat bertahan lama.Beberapa produsen tahu diketahui menggunakan formalin sebagai bahan pengawet tahu. Salah satu carauntuk menurunkan kadar formalin adalah menggunakan air garam dan ekstrak bawang putih (Alliumsativum L.). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi air garam terhadap aktivitasekstrak bawang putih (Allium sativum L.) sebagai pereduksi tahu berformalin. Metode penelitian adalahmetode eksperimental dengan pendekatan pre post test without control. Pemeriksaan kadar formalinmenggunakan metode spektrofotometri UV-Vis (Spectronic 200). Uji hipotesis menggunakan uji regresilinier sederhana. Penelitian menggunakan enam sampel tahu berformalin dengan penambahan ekstrakbawang putih (Allium sativum L.) 20% dan air garam dalam berbagai variasi konsentrasi yaitu 0%,2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Penurunan kadar formalin tertinggi diperoleh pada konsentrasi 10% yaitu405,0441 ppm dan penurunan kadar formalin terendah diperoleh pada konsentrasi 0% yaitu 312,2371ppm. Kesimpulan terdapat hubungan yang sangat signifi kan (r = 0,997, sig= 0,000) antara variasikonsentrasi air garam terhadap aktivitas ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) sebagai pereduksitahu berformalin.Kata kunci : tahu, formalin, ekstrak bawang putih, air garam ABSTRACTTofu is a food with a moisture content reaches 85% so that it tofu as perishable food. Some manufacturerstofu to be using formaldehyde as a preservative. One way to reduce levels of formaldehyde is to use saltwater and extract of garlic (Allium sativum L.). The aim of research to determine the effect of variationsin the concentration of salt water on the activity of the extract of garlic (Allium sativum L.) as a reducingformalin of tofu. The research method is experimental method with pre post test approach withoutcontrol. The level of formaldehyde using UV-Vis spectrophotometry (Spectronic 200). The hypothesistesting using simple linear regression test. The study used six samples tofu of formalin with addition ofgarlic extract (Allium sativum L.) 20% and salt water in various concentrations as 0%, 2%, 4%, 6%,8% and 10%. 10% The salt concentration 10% decreased the highest levels of formaldehyde is 405.0441ppm whereas the control without the addition of salt decreased the lowest levels of formaldehyde is is312.2371 ppm. There is a very signifi cant correlation (r = 0.997, sig = 0.000) between the variation ofthe concentration of salt water on the activity of the extract of garlic (Allium sativum L.) as a reducingformalin of tofu.Keywords: tofu, formalin, extracts of garlic, salt water
PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI MINYAK GORENG Indah Tri Susilowati; Tri Harningsih
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.61 KB)

Abstract

ABSTRAKProses ketengikan yang mengakibatkan merosotnya kualitas minyak goreng kelapa terjadi pada minyakselama penyimpanan dan pemanasan. Proses yang merugikan ini dapat dihambat dengan penambahanantioksidan. Dalam penelitian ini digunakan antioksidan bawang putih (Allium sativum) yangmengandung fl avonoid untuk mencegah proses ketengikan pada VCO yang diolah dengan metodepemanasan. Tujuan penelitian untuk mengetahui penambahan bawang putih(Allium sativum) akanmeningkatkan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) yang dibuat pada metode pemanasan bertahap sebagaiminyak goring serta perbandingan kualitasnnya dengan VCO tanpa penambahan bawang putih (Alliumsativum). Parameter kualitas yang diuji meliputi kadar air; bobot jenis VCO sebelum penyimpanan danpemanasan; kadar asam lemak bebas, dan bilangan peroksida setelah pemanasan 160oC selama 10 menitpada hari ke 0, 5, dan 10. Hasil penelitian menunjukkan VCO dengan penambahan bawang putih 10%memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan VCO tanpa penambahan bawang putih, danmemenuhi standar APCC (Asian and Pacifi c Coconut Community).Kata kunci : bawang putih, kualitas, VCO, minyak goreng ABSTRACTRancidity process which resulted in the decline of the quality of cooking oil in the oil palm occurs duringstorage and heating. This harmful process can be inhibited by the addition of antioxidants. This studyused an antioxidant garlic (Allium sativum) which contains fl avonoids to prevent rancidity process onVCO is processed by the method of heating. The aim of research to determine the addition of garlic(Allium sativum) will increase the quality of Virgin Coconut Oil (VCO) which is made on the method ofgradual warming as cooking oil as well as comparison quality of VCO without the addition of garlic(Allium sativum). Quality parameters tested include water content; VCO specifi c gravity before storageand heating; levels of free fatty acids and peroxide value after heating 160oC for 10 minutes on days 0,5, and 10. The results showed VCO with the addition of garlic 10% have a better quality than the VCOwithout the addition of garlic and according to the standards of APCC (Asian and Pacifi c CoconutCommunity).Keywords: garlic, quality, VCO, cooking oil
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK SARANGSEMUT (MYRMECODIA PENDANS) DAN EKSTRAK KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME LODD.) DENGAN METODE DPPH (1,1-DIPHEYL-2-PICRILHIDRAZIL) W Wimpy; Tri Harningsih
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 8 No. 1, Januari 2017
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.209 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanaman sarang semut dan keladi tikus digunakan sebagai tanaman obat. Sarang semut memiliki kandungan tokoferol, fenolik dan flavonoid. Keladi tikus memiliki kandungan alkaloid, saponin, steroid, glikosida dan RIP (Ribosome Inacting Protein) efektif sebagai antioksidan dan penyembuhkan kanker. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antioksidan kombinasi tanaman sarang semut dan keladi tikus dibandingkan dengan bentuk tunggalnya dalam menangkal radikal bebas metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrilhidrazyl). Metode penelitian adalah metode analitik ekperimental dengan tekhnik quota sampling. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS (Spectrofotometer AES-80). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tanaman sarang semut dan keladi tikus 2:1 termasuk paling aktif dengan IC50 91,7234 ppm dan dikategorikan kuat. IC50 bentuk tunggal keladi tikus sebesar 369,2582 ppm termasuk kategori sangat lemah. Bentuk tunggal sarang semut sebesar 99,0533 ppm termasuk dalam kategori kuat. Kombinasi sarang semut dan keladi tikus 1:2 sebesar 262,4262 ppm termasuk dalam kategori sangat lemah. Aktivitas antioksidan kombinasi sarang semut dan keladi tikus lebih kuat pada fraksi butanol dibandingkan dengan bentuk tunggalnya. Kombinasi ekstrak sarang semut dan ekstrak keladi tikus 2:1 memiliki aktivitas antioksidan paling kuat. Kata kunci: antioksidan, DPPH, keladi tikus, sarang semut, radikal bebas, quota sampling ABSTRACT The Sarang semut plants and keladi tikus use as a medicinal plant. Sarang semut plants contains tocopherol, phenolic and flavonoid. Keladi tikus contains alkaloids, saponins, steroids, glycosides and RIP (Ribosome Inacting Protein) are effective as an antioxidant and cancer healing. This study aims to find out the antioxidant activity of the combination of Sarang semut plant and Keladi tikus compared to the singular in counteracting free radical DPPH(2,2-diphenyl-1-picrilhidrazyl) method. The study used an experimental analytical method with quota sampling technique. Test of the antioxidant activity using UV-VIS spectrophotometry (Spectrophotometer AES-80). The results of research assigmed that combination Sarang semut plants and Keladi tikus 2:1 with with IC50 91,7234 ppm included in the strong category. IC50 singular Keladi tikus at 369,2582 ppm including very weak category. Singular Sarang semut of 99,0533 ppm is included in the strong category. The combination of Sarang semut plants and Keladi tikus 1:2 at 262,4262 ppm included in the category of very weak. The antioxidant activity of the combination of the two extracts is stonger on buthanol than of the singular extract. Combination extract sarang Semut and keladi tikus with ratio 2:1 has the highest antioxidant activity. Keywords: antioxidant, DPPH, keladi tikus, sarang semut, free radical, quota sampling
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca Linn) DAN EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea Americana Mill) Wimpy Wimpy; Tri Harningsih; Whella Thalitha Larassati
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung sekolah tinggi ilmu kesehatan samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51352/jim.v6i2.365

Abstract

The kepok banana peel extract (Musa paradisiaca Linn) and avocado peel extract (Persea americana Mill) contain alkaloids, flavonoids, saponins and steroids. There is a linear relationship between antioxidant activity and sunscreen capability. The stronger antioxidant activity,the better sunscreen capability will be. This study aims to determine antioxidant activity and sunscreen capability from the combination of kepok banana peel extract and avocado peel extract compared to it’s single form. This study was conducted with quota sampling. The preparation of ethanol extract from kepok banana peel and avocado peel were using maceration method with 96 % of ethanol. The study was started by collecting samples, making the extract with 96% ethanol solvent, then continue with phytochemical testing, antioxidant activity testing of kepok banana peel extract and avocado peel extract with variation ratio (1:0), (1:1), (1:2), (2:1), (0:​​1). Further tests including cream formulation, cream stability test and in vitro SPF value determination was also conducted. The result of IC50 determination from : kepok banana peel extract is 122,77, belongs to medium category; avocado peel extract is 11,50, belongs to very strong category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (1:1) is 39,88, belongs to very strong category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (1:2) : 25,31, belongs to very strong category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (2:1) : 76,77, belongs to the strong category. The result of SPF measurement from the single form kepok banana is 16,21, belongs to ultra category; single form avocado peel is 21,21, belongs to ultra category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (1:1) is 21,32, belongs to ultra category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (1:2) is 21,52 belongs to ultra category; (kepok banana peel extract : avocado peel extract) (2:1) is 21,51, belongs to ultra category. The antioxidant activity from the variation ratio of banana peel extract and avocado peel extract (1:2) is stronger than the single form of banana peel extract, but it is weaker than the single form of avocado peel extract. The combination of kepok banana peel extract and avocado peel extract (1:2) has better sunscreen capability than it’s single form.