Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Geospasial Zonasi Sekolah Di Kota Banjarmasin Adib Muhammad Shodiq; Dewi Nur Indah Sari; Nurul Inayah
POROS TEKNIK Vol. 13 No. 1 (2021)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v13i1.983

Abstract

Berlakunya Permendikbud 51/2018 menghapus stigma sekolah unggulan dan non-unggulan disetiap daerah. Penerapan zonasi sekolah menyebabkan banyak sekolah yang kelebihan murid dikarenakan berada di lingkungan padat penduduk. Permasalahan di Kota Banjarmasin disebabkan karena adanya Perwalkot Banjarmasin 22/2017 yang mengatur mengenai zonasi sekolah. Peraturan tersebut membatasi zonasi berdasarkan kecamatan, tanpa memperhatikan kedekatan jarak rumah dengan sekolah yang dituju seperti diatur Permendikbud 51/2018 dan 20/2019. Permasalahan kelebihan dan kekurangan murid perlu ditinjau secara komprehensif dari berbagai aspek, salah satunya aspek spasial. Zonasi sekolah yang difokuskan pada penelitian ini adalah zonasi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN). Metode pada penelitian ini menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Analisisnya menggunakan analisis spasial dengan luaran berupa suatu peta zonasi SMP dan SMA di Kota Banjarmasin. Hasil zonasi ini digunakan untuk memberikan rekomendasi zonasi SMP dan SMA di Kota Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya permasalahan berkaitan dengan penerapan zonasi SMPN dan SMAN di Kota Banjarmasin. Hal ini dibuktikan dengan beberapa analisis yang telah dilakukan yaitu analisis sebaran, analisis spasial buffer, analisis CSRT dan analisis jaringan (Network Analysis). Daerah-daerah yang terdampak dari permasalahan yang timbul diantaranya yaitu Kelurahan Mantuil dan Sungai Lulut.
Pemetaan Partisipasif Desa Bingkulu Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Dewi Nur Indah Sari; Adib Muhammad Shodiq; Nurul Inayah; Yastin David Batara
Jurnal IMPACT: Implementation and Action Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/impact.v2i1.809

Abstract

Desa Bingkulu yang berada di Kecamatan Tambang Ulang memiliki potensi-potensi yang beranekaragam, tetapi belum begitu dikenal masyarakat luas karena kurangnya informasi. Belum adanya proses pemetaan partisipasif dan survey toponimi di Desa Bingkulu menyebabkan sulitnya mengetahui informasi berbasis geografis yang ada di desa tersebut. Ketiadaan peta desa menyulitkan perangkat dan masyarakat desa untuk mengetahui informasi batas administratif, penggunaan lahan serta informasi toponimi di wilayah Desa Bingkulu, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat dalam rangka tridarma perguruan tinggi tahun 2019, Program Studi DIII Teknik Geodesi melaksanakan pemetaan desa dengan memanfaatkan partisipasi dari masyarakat dan aparatur Desa Bingkulu. Hal ini bertujuan untuk membuat Peta Administratif Desa Bingkulu yang bisa dimanfaatkan maksimal oleh perangkat desa khususnya dan masyarakat desa pada umumnya. Pemetaan partisipasif dilakukan dengan cara survei lapangan dan survei toponimi. Selanjutnya penyajian dari peta desa dilakukan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis sehingga dihasilkan peta administratif desa tahun 2019 dan hasil survei toponimi sejarah beserta fasilitas umum yang ada di Desa Bingkulu. Kata Kunci: pemetaan partisipasif, desa, survei toponimi
ANALISIS ASPEK GEOMETRIK GENANGAN BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEMNAS Adib Muhammad Shodiq; Ferry Sobatnu; Nurul Inayah
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 22 No 01 (2022): Jurnal INTEKNA, Volume 22, No. 1, Mei 2022: 01 - 75
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bencana banjir yang cukup parah melanda Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021. Salah satu kecamatan yang terendam banjir yaitu Kecamatan Mandastana. Di Kecamatan Mandastana sebanyak 12 desa tergenang banjir sekitar 50 cm. Genangan banjir di Kecamatan Mandastana pada Januari 2021 dipengaruhi oleh pasang surut Sungai Barito dan fenomena global yaitu La Nina. Curah hujan Januari 2021 di Kecamatan Mandastana sebesar >500 mm. Meski demikian ternyata curah hujan tertinggi yang tercatat justru terjadi pada tahun 1991 dengan curah hujan 660 mm. Hal ini menunjukkan bahwasanya masih ada ancaman terjadinya genangan banjir yang lebih besar. Karena masih ada ancaman yang lebih besar, peneliti melakukan pemodelan genangan banjir di Kecamatan Mandastana menggunakan data Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS). Output penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi pemangku kepentingan untuk merencanakan mitigasi bencana banjir secara umum. Metode penelitian ini menggunakan teknologi yang sudah tersedia. Data yang dibutuhkan yaitu data primer dan sekunder. Pengolahan datanya menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dan SIG. Analisa penelitian dilakukan dengan pendekatan geospasial dan statistika. Menggunakan 22 titik sampel verifikasi lapangan, diperoleh tinggi genangan banjir dari hasil pemodelan. Nilai tinggi genangan banjir hasil pemodelan berkisar antara 0 s.d. 1,79 m. Nilai simpangan baku hasil pemodelan berkisar antara 0 s.d. 0,324 m. Nilai simpangan baku sebesar 0,324 m terletak di titik SP-12. Nilai tinggi genangan banjir hasil verifikasi lapangan berkisar antara 0,94 s.d. 1,657 m. Nilai simpangan bakunya berkisar antara 0,001 s.d. 0,02 m. Nilai simpangan baku sebesar 0,02 m terletak di titik SP-22. Nilai selisih tinggi genangan banjir berkisar antara 0,03 s.d. 1,494 m. Simpangan bakunya berkisar antara 0,001 s.d. 0,118 m. Berdasarkan analisis diketahui bahwa data DEMNAS dapat digunakan sebagai data pendekatan untuk pemodelan genangan banjir. Ancaman terjadinya genangan banjir masih ada dikarenakan curah hujan yang tertinggi bukan saat kejadian genangan banjir di awal tahun 2021. Sehingga rekomendasi mitigasi bagi pemangku kepentingan berupa pembuatan saluran irigasi yang terintegrasi dengan sungai, mempersiapkan retensi air, mempersiapkan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi.