Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REORIENTASI PEMAHAMAN PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH Nur Qomari
JURNAL PUSAKA Vol. 1 No. 1 (2013): Edisi 1
Publisher : LP3M IAI Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6084/ps.v1i1.3

Abstract

Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia dibedakan menjadi empat; pesantren, majlis ta’lim, madrasah, dan lembaga akademik (perguruan tinggi). Masing-masing kelembagaan tersebut tentunya memiliki karakteristik sesuai dengan porfermen masing-masing. Pesantren merupakan lembaga yang mengembangkan ilmu-ilmu keislaman paling tua di Indonesia, yang hingga kini masih eksis sesuai dengan model pembelajaran kyai pengasuh yang sekaligud penguasa tunggal masing-masing dan tetap dibuthkan oleh masyarakat dimana pesantren berada. Model pembelajarannya mengikuti karakter kyai-nya dan kyai-nya mengikuti kyai-nya begitu seterusnya. Majlis ta’lim merupakan lembaga yang sifatnya non formal, dengan tujuan utama mensosialisasikan pendidikan agama Islam di tengah-tengah masysrakat. Sementara Madrasah merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang berusaha mengkompromikan sistem pendidikan pesantren dan sistem pendidikan Nasional dengan misi utama memadukan pengetahuan agama dan pendidika umum yang notabena diasusmsikan bersumber dari negara barat. Sedangkan perguran tinggi Islam merupakan lembaga akademik yang misi utamanya mencetak intlektual muslim.Pendidikan Agama Islam saat ini di sekolah sedang menghadapi tantangan yang cukup serius, sebagaimana upaya pemerintah menyelenggarakan pendidikan agama pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang semuanya itu mendapatkan apresiasi posisitif dari berbagai fihak. Orientasi pendidikan Agama Islam di Sekolah adalah untuk mencetak hamba Allah di muka bumi ini menjadi khalifah fi al-ardl sekaligus untuk lebih memberikan penajaman potensi fitrah manusia secara maksimal menuju kedewasaan intelektual (intellectual ability), kematangan emosional (emotional ejurity).Kata Kunci: Reorientasi,  Pendidikan Agama Islam, tarbiyah.
Arus Baru Politik Islam: Pluralisme, Kontestasi, dan Demokratisasi Muhammad Adib; Nur Qomari
MAQASHID Vol. 1 No. 2 (2018): Mei 18
Publisher : Fakultas Syariah - IAI Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.416 KB) | DOI: 10.35897/maqashid.v1i2.129

Abstract

The recently political contestations in the Muslim world confirmed a new wave of Islamic politics. The political dynamics that have revolved so quickly and surprisingly, especially in non-Arab countries, are evidence that questioning the harmony between Islam and democracy, pluralism and human rights is no longer relevant. Even though it is not monolithic and is still in the “process of becoming”, the political dynamics that are revolving in a number of Muslim-majority countries actually lead to the same goal, namely the realization of a democratic and civilized politics. Keywords: Political Contestation, Democratization, Process of Becoming
Zakat: Solusi Pengentasan Kemiskinan Nur Qomari
Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah Vol. 2 No. 2 (2017): #4
Publisher : Department of Islamic Economic Law, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/iqtishodia.v2i2.98

Abstract

Poverty is one of the problems that become a homework for developing countries including in Indonesia. Some goverment programs that have been launched in order to overcome poverty do not seem reliable enough to be a solution to the problem, instead of succeeding, the poverty rate in Indonesia is getting higher. In Islamic economics, zakat is a concentrated discourse as one of the alternatives to breaking the problem of poverty. The majority of Indonesia’s Muslim population, provides a great opportunity for the achievment of poverty alleviation missions, it is believed that as more and more Muslim aware of the obligation to pay zakat, the greater the potential of collected zakat. Zakat wise management and fair distribution and equitable, of course, be one requirment taht must be fulfilled so that function of zakat can be felt by all society layer. This paper use the literature approah and draw the concusion that the potential of zakat in Indonesia reached a fantastic figure. Zakat can be used as an alternative solution to the problem of poverty in Indonesia. With professional management, the people of Indonesia must be optimistic that the poverty rate will soon decline. Keyword: Poverty, Zakat, Islamic Economics.