Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Asupan Protein Nabati dengan Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia Remaja Vegan Eniwati Eniwati; Ratna Dewi PS; Winda Trijayanthi Utama
Medula Vol 9 No 2 (2019): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v9i2.262

Abstract

Nutrition is one of the determinants of the quality of human resources. Malnutrition can cause failure of physical growth and development of intelligence, reduce work productivity and reduce endurance. The role of essential nutrients is basically not taken seriously by the community, especially adolescents. Insufficient nutritional needs in adolescents occur due to an imbalance in the intake of nutrients in the diet. The diet of adolescents is currently influenced by their environment, such as friends and media in choosing foods that tend to follow trends, coupled with wrong eating habits such as a vegetarian diet, dislike or abstinence from certain types of food. Vegetarian diets have a high risk for the occurrence of deficiency of several nutrients such as protein, iron, calcium, zinc, copper, amino acids, fatty acids, omega 3, omega 6, vitamin D, and Vitamin B12. Protein is the most high-risk nutrient that is deficient in vegetarians and has a function that is essential for the body in the formation of hemoglobin (Hb), protein plays an important role in the transportation of iron in the body. Therefore, a lack of protein intake can cause iron transport to be hampered resulting in iron deficiency resulting in anemia. Several studies have shown that there is a significant relationship between vegetable protein intake and hemoglobin levels.
Penatalaksanaan Pada An. A Balita 31 Bulan Dengan Gizi Kurang Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Eniwati Eniwati; Agung Ikhssani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1177

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tingkat kesehatan antara pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seseorang. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi kurang atau gizi buruk dapat memberikan dampak jangka pendek terhadap perkembangan anak yaitu anak mengalami gangguan bicara, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta menjadi apatis. Menerapkan pendekatan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dalam mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal serta menyelesaikan masalah berbasis Evidence Based Medicine yang bersifat family-approached dan patient-centered. Studi yang dilakukan adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari buku KIA pasien. An. A usia 31 bulan mengalami berat badan yang sulit naik sejak usia 10 bulan. Tidak ada keluhan lainnya. Pasien tidak rutin datang ke Posyandu semenjak pandemi. Riwayat persalinan pasien lahir di bidan pada usia kehamilan 37 minggu dengan BB lahir 2600 gram dan PB lahir 46 cm. Riwayat makan pasien yaitu ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, selanjutnya pasien mulai MP-ASI dan ASI hingga usia saat ini. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien setiap hari gemar makan jajan seperti biskuit, wafer, roti, gorengan dan permen. Saudara kandung ayah pasien yang tinggal serumah merupakan perokok dan kadang-kadang merokok di dalam rumah. Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan secara holistik, patient centered, family approach dan berdasarkan beberapa teori dan penelitian terkini. Pada proses perubahan perilaku, pasien sudah mencapai tahap adopsi.