Ratih Kusuma Ningtias
Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Program Tahfidzul Qur’an Dan Problematikanya Di Madrasah Tsanawiyah Al Fathimiyah Ratih Kusuma Ningtias
Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 2 (2019): Darajat : Jurnal PAI
Publisher : rogram Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.112 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know 1) Application of the Program in MTs Al Fathimiyah 2) problems encountered in the Application of the program of tahfidzul Qur’an 3) Solutions to the problems that exist in the program of tahfidzul Qur’an. This research was conducted by the author using a qualitative approach with a Grounden Theory theoretical foundation that seeks to develop theories from the bottom / bases carried out by inductive ways to describe the implementation of the Tahfidzulqur'an program and its Problems at MTs Al Fathimiyah. The data collection method uses observation, interviews and documentation. There was also the first result in the Implementation of the Tahfidzul Qur'an Program in the Madrasah Tsanawiyah Al Fathimiyah, which went quite well by implementing the National Curriculum and the Qur'an Education Curriculum by emphasizing the addition of the subjects of Tahfidzul Qur'an, and supported by facilities to facilitate the Tahfidzul program. The Qur'an. In addition, the teachers in the Implementation of the Tahfidzul Qur'an Program are competent teachers in their field, especially in the material of the Tahfidzul Qur'an. Secondly, Problems encountered in implementing the Tahfidzul Qur'an Program include a) the difficulty of students achieving the targets that have been determined due to students difficulty in reading the Qur'an b) Lack of student awareness about the importance of memorizing the Qur'an and preserving it c) The existence of boredom from students when learning activities. Third, Madrasah Tsanawiyah Al Fathimiyah made an alternative solution to overcome the problematics of the Implementation of the Tahfidzul Qur’an Program
Relevansi Pendidikan Multikulturalisme Nabi Muhammad dalam Konteks Keindonesiaan : Spirit Profetik dalam Mengelola Keragaman di Basis Masyarakat Multikultural Erna Herawati; Ratih Kusuma Ningtias; M Rudi Habibie
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 8 No 2 (2021): (Oktober 2021)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v8i2.306

Abstract

Tulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis tentang pola Nabi Muhammad SAW dalam mengelola heterogenitas masyarakat Madinah secara toleran dan inklusif. Pada waktu yang bersamaan tulisan artikel ini juga bertujuan untuk me-landing-kan dan mengontekstualisasikan patronisme Nabi Muhammad dalam mengelola keragaman etnis budaya dan agama dalam konteks pendidikan agama di Indonesia. Disisi lain, tulisan artikel ini juga bertujuan untuk mencari titik temu antara Pancasila dan nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad tentang toleransi beragama dalam piagam madinah. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan artikel ini adalah studi kepustakaan yang menekankan analisis datanya pada beragam sumber literatur yang otoritatif. Ada beberapa temuan dalam tulisan artikel ini, yaitu: Pertama, posisi Nabi Muhammad sebagai kepala negara yang mampu menginisiasi lahirnya piagam Madinah justuru harus dilihat sebagai cikal bakal teoritis pendidikan multikulturalisme. Dalam rangka mewujudkan pendidikan multikulturalisme tersebut, Nabi Muhammad menjadikan teologi rahmatan lil ‘alamin sebagai bahan bakar kognitif, afektif dan psikomotorik. Masyarakat Madinah yang plural diedukasi oleh Nabi Muhammad melalui nilai-nilai ajaran Islam yang universal. Keteladanan Nabi Muhammad dengan akhlaknya yang universal menjadi modal penting terwujudnya sikap toleransi dalam menyikapi multikulturalisme masyarakat Madinah. Kedua, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai varian ras, suku, agama dan budaya menjadi relevan untuk me-landing-kan nilai-nilai multikulturalisme tersebut. Ketiga, Pada waktu yang bersamaan Pancasila yang dijadikan sebagai falsafah hidup bernegara oleh masyarakat Indonesia selaras dengan ajaran-ajaran tentang toleransi di tengah kehidupan multikulturalisme masyarakat Madinah. Keragaman agama, suku dan budaya mampu disulam dan dirajut secara harmoni melalui nilai-nilai Islam yang universal sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila.