Bambang Nuryanto
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Relationship between Sheath Blight Disease Incidence, Disease Severity, and Rice Yield Laila Nur Milati; Bambang Nuryanto; Umin Sumarlin
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.3.113-120

Abstract

Produksi padi dapat mengalami penurunan akibat gangguan oleh penyakit hawar pelepah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani. Penelitian bertujuan memperkirakan penurunan hasil padi akibat penyakit hawar pelepah berdasarkan keparahan penyakit yang terjadi pada stadium masak susu. Penelitian dilaksanakan di rumah kawat dan lahan percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada musim hujan 2019/2020. Penelitian di rumah kawat menggunakan tiga varietas padi yaitu “Ciherang”, “Inpari 32 HDB”, dan “Baroma”; sedangkan penelitian di lahan percobaan menggunakan “Ciherang”. Inokulasi R. solani dilakukan pada tanaman padi stadium anakan maksimum dengan menyisipkan tanaman terinfeksi sebagai sumber inokulum penyakit diantara rumpun padi pada tingkat insidensi antara 5%–50%. Tingkat keparahan penyakit pada tanaman di rumah kawat dan lahan percobaan terus berkembang selama periode pengamatan dan mencapai berturut-turut 60.09% dan 70.56%. Lebih lanjut, keparahan penyakit yang tinggi menyebabkan penurunan hasil yang tinggi pula. Pengetahuan tentang hubungan insidensi dan keparahan penyakit bermanfaat dalam menentukan prediksi hasil sehingga pengendalian penyakit dapat dilakukan sedini mungkin untuk menghindari kehilangan hasil yang tinggi.
Resistance of Rice Varieties and Accessions to Dwarf Viruses Celvia Roza; Suprihanto Suprihanto; Dede Kusdiaman; I Nyoman Widiarta; Bambang Nuryanto; Oco Rumasa
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.3.92-102

Abstract

Identifikasi ketahanan plasma nutfah padi terhadap virus kerdil bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai varietas dan aksesi yang tahan terhadap virus kerdil padi, yaitu Rice ragged stunt virus (RRSV) dan Rice grassy stunt virus (RGSV). Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT1/MT2 tahun 2018. Materi genetik yang diuji yaitu 19 varietas padi yang sudah dilepas dan 50 aksesi plasma nutfah padi koleksi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Litbang Pertanian-Kementerian Pertanian. Pengamatan mengikuti metode skoring SES IRRI 2014. Respons tanaman uji terhadap RRSV dapat dikelompokkan menjadi rentan (1 varietas dan 22 aksesi), agak tahan (18 varietas dan 22 aksesi), dan tahan {2 aksesi, yaitu MDK Karawang (800 butir/Malai) (10597), dan Pulo Hitam (10615}. Respons tanaman uji terhadap RGSV dapat dikelompokkan menjadi rentan (16 varietas dan 34 aksesi), agak tahan (3 varietas dan 11 aksesi), dan tahan (1 aksesi, yaitu Ketik 1-1062). Lebih lanjut, aksesi padi yang tahan terhadap RRSV dan/atau RGSV dapat digunakan sebagai tetua dalam perakitan varietas yang tahan terhadap virus kerdil.
Hubungan Antara Inokulum Awal Patogen dengan Perkembangan Penyakit Hawar Upih pada Padi Varietas Ciherang Bambang Nuryanto; Achmadi Priyatmojo; Bambang Hadisutrisno; Bambang Hendro Sunarminto
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 16, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.11724

Abstract

Study on the role of initial inoculums on disease development of rice sheath blight caused by Rhizoctonia solani Kühn was conducted in glass house at the Faculty of Agriculture University of Gadjah Mada from December of 2009 to July of 2010. The aim of this study was to evaluate the importance of sclerotia and mycelium in plant debris as primary inoculum form of R. solani. Results indicated that both sclerotia and mycelium in plant debris significantly affect the development of rice sheath blight. Disease severity was closely related to the number of sclerotia on rice plant. The highest disease severity was observed in plant inoculated with 10 sclerotia per hills. Treatments of 6 sclerotia and 5 g plant debris per hills had comparable effect on disease severity and area under disease progress curve of rice sheath blight. The results suggested that sclerotia and mycelia in plant debris might play a major role as primary inocula of the disease in rice growing field.
PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN PADI BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PENGELOLAAN KOMPONEN EPIDEMIK Bambang Nuryanto
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 37, No 1 (2018): Juni, 2018
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v37n1.2018.p1-8

Abstract

                                                          ABSTRAKControl of rice diseases still rely on the use of synthetic chemical pesticides are relatively expensive so that control costs increase, reaching 25% of total production costs. In addition, the use of pesticides has been proven to pollute the environment, especially if applied in an uncontrolled manner. Environmental manipulation or ecological engineering has the potential to suppress the development of plant diseases. This can be done by selectively managing the cultivated components, including the selection of resistant varieties, the use of healthy seeds, perfect soil preparation, the use of organic materials, the simultaneous cultivation at the right time, balanced fertilization and regulation of irrigation crops. In addition to effective, disease control technology based on epidemic components can also reduce production costs by 60% and reduce the yield rate of rice up to 30%. Application of environmentally friendly disease control technology has many advantages in supporting the growth of rice plants. Development of ecology-based rice disease control technology at farmer level require field supervision or through a comprehensive field school.Keywords: Rice plant, disease control, ecology, epidemic ABSTRAKPengendalian penyakit tanaman padi hingga kini masihmengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetik yang relatifmahal sehingga biaya pengendalian meningkat, mencapai 25% daritotal biaya produksi. Selain itu, penggunaan pestisida sudah terbuktimencemari lingkungan, terutama jika diaplikasikan secara tidakterkendali. Manipulasi lingkungan atau rekayasa ekologi berpeluangmenekan perkembangan penyakit tanaman. Hal ini dapatdilakukan dengan mengelola komponen budi daya secara selektif,di antaranya pemilihan varietas tahan, penggunaan benih sehat,pengolahan tanah sempurna, penggunaan bahan organik,keserempakan tanam pada waktu yang tepat, pemupukanberimbang dan pengaturan pengairan tanaman. Selain efektif,teknologi pengendalian penyakit berdasarkan komponen epidemikini juga dapat menekan biaya produksi hingga 60% dan mengurangitingkat kehilangan hasil padi sampai 30%. Penerapan teknologipengendalian penyakit ramah lingkungan ini memiliki berbagaikelebihan dalam mendukung pertumbuhan tanaman padi.Pengembangan teknologi pengendalian penyakit tanaman padiberbasis ekologi di tingkat petani memerlukan pendampingan dilapangan atau melalui sekolah lapangan yang komprehensifKata kunci: Padi, pengendalian penyakit, ekologi, epidemik