Tri Wulandari
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KREATIVITAS SENI BATIK DI DESA WISATA JARUM KECAMATAN BAYAT KLATEN JAWA TENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5598

Abstract

The batik group in Jarum village is a group that has had batik skills and play a role in maintaining the existence of Jarum village as a tourist village. But entering the era of the Covid-19 pandemic, the batik group in Jarum village experienced many complex problems related to creativity in the development of batik products and management of branding promotion governance in the Covid-19 pandemic. The urgency of the situation, then through the implementation of the P3WILSEN Program  from ISI Yogyakarta is trying to offer alternative programs for developing batik designs and products, as well as the assistance of social media management. In the implementation of art counselling activities, this time using the method of literature studies, discussions, lectures, and experimental methods. The application of this method is intended so that the way obtained in the learning process gets optimal results. The result of the P3WILSEN  program is creating a new creation batik motif Mojo  Arum that has been registered in Intellectual Property Rights and making promotion branding  Nunggak Semi. It is expected that in the future, there will be follow-up with the implementation of other mentoring programs that synergize and be sustainable. Kelompok batik di Desa Jarum merupakan kelompok yang telah memiliki keterampilan membatik dan berperan dalam menjaga eksistensi Desa Jarum sebagai desa wisata. Namun memasuki era pandemi Covid-19, kelompok batik di Desa Jarum banyak mengalami permasalahan yang cukup kompleks, terkait dengan kreativitas dalam pengembangan produk batik dan manajemen tata kelola promosi branding di pandemi Covid-19. Adanya urgensi permasalah tersebut, maka melalui pelaksanaan Program P3wilsen dari ISI Yogyakarta ini mencoba menawarkan alternatif program pengembangan desain dan produk batik, serta pendampingan manajemen media sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni kali ini digunakan metode kajian literatur, diskusi, ceramah, dan metode eksperimen. Penerapan metode ini dimaksudkan agar cara yang diperoleh dalam proses belajar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil capaian Kegiatan P3wilsen, yaitu pembuatan motif batik kreasi baru Mojo Arum yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual dan menciptakan branding promosi Nunggak Semi. Diharapkan ke depan terdapat tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
EKSISTENSI BATIK ENCIM DALAM ARENA PRODUKSI KULTURAL DI PEKALONGAN Tri Wulandari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 1 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i1.25255

Abstract

This study aims to explain the strength of Encim batik existence in cultural production arenas including limited-production arenas and large-scale production arenas. The theory of the cultural production arena by Pierre Bourdieu helped in this study in particular, include: 1) material and symbolic aspects of the production of cultural works, 2) the role of mediators who have a role in the use of works. The research method used is qualitative research is descriptive and the method of data retrieval through observation, documents, interviews, and triangulation. Analysis methods include data reduction, data presentation, and data verification. The results of this study explain that the existence of Encim batik in the production-limited arena is strengthened by the consistency of entrepreneurs and batik artists from Peranakan China by maintaining the quality of Encim batik both in terms of visual beauty, technical manufacturing, and usefulness functions. Entering the large-scale production arena, the excellenge of quality are simplified, because it follows the demand of the Encim batik market tastes. Therefore, batik industry entrepreneurs in Pekalongan reproduce Encim batik with all its creativity, so that it has an impact on the birth of innovative forms of creative industry products such as batik products Encim write, stamp, night screen printing, and printing. The of Encim batik is influenced by economic capital, cultural capital, social capital, and symbolic capital used as a force to survive in batik business competition.Keywords: existence, batik encim, cultural production.AbstrakKajian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan eksistensi batik Encim dalam arena produksi kultural mencakup arena produksi terbatas dan arena produksi skala besar. Teori arena produksi kultural oleh Pierre Bourdieu membantu dalam kajian ini khususnya meliputi: 1) aspek material maupun simbolis dari produksi karya-karya kultural, 2) peran mediator yang mempunyai andil dalam pemaknaan karya. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan metode pengambilan data melalui observasi, dokumen, wawancara, dan triangulasi. Metode analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa eksistensi batik Encim dalam arena produksi terbatas diperkuat dengan adanya konsistensi pengusaha dan seniman batik dari Cina Peranakan dengan menjaga kualitas batik Encim baik dari aspek keindahan visual, teknis pembuatannya, dan fungsi kegunaanya. Memasuki arena produksi skala besar, maka keunggulan kualitas tersebut mengalami penyerderhanaan, karena mengikuti permintaan selera pasar batik Encim. Oleh karena itu, para pengusaha industri batik di Pekalongan mereproduksi batik Encim dengan segala kreativitasnya, sehingga berdampak pada lahir inovasi bentuk produk-produk industri kreatif yang beraneka ragam seperti produk batik Encim tulis, cap, sablon malam, maupun printing. Eksistensi batik Encim dipengaruhi adanya modal ekonomi, modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik yang digunakna sebagai kekuatan untuk bertahan dalam persaingan usaha batik.Kata Kunci: eksistensi, batik encim, produksi kultural. Author: Tri Wulandari : Institut Seni Indonesia Yogyakarta References:Amidjaja, N. T. (1966). Batik. Jakarta: Djambatan.Bourdieu, P. (2009). An Introduction to the Work of Pierre Bourdieu: The Practice Theory, (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik; Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Bourdieu, Terjemahan Pipit Maizer. Yogyakarta: Jalasutra.___________. (2015). The Field of Cultural Production: Essay on Art and Literatur, Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya, Terjemahan Yudi Santosa. Yogyakarta: Kreasi Wacana.Djomena, N. S. (1990). Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.Fashri, F. (2014). Pierre Bourdieu Menyingkap Kuasa Simbol. Yogyakarta: Jalasutra.Ishwara, H., L. R.Yahya, & Moeis, X. (2011). Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Koleksi Hartono Sumarsono. Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia.Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.Soedarso. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan Eksistensi Dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.Susanto, S. (1984). Seni dan Teknologi Kerajinan Batik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Wulandari, Tri. (2017). “Koleksi Museum Batik Danar Hadi”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 17 Desember 2017, Solo.
Penyuluhan Seni Batik pada Kelompok PKK Padukuhan Karangwetan Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5739

Abstract

Anggota kelompok PKK Karangwetan, Tegaltirto, Berbah tergolong pemula atau awal dalam bidang kerajinan batik. Tentu mereka belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang proses batik. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang desain dan teknik batik sampai perwujudan produk menjadi permasalahan utama. Adanya pelaksanaan program penyuluhan seni ini mencoba menawarkan alternatif program keterampilan tekstil khususnya teknik batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang cara membuat desain motif batik yang diwujudkan dari produk elemen interior hingga penguasaan ketereampilan khusus teknik dasar batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni ini menggunakan metode ceramah dan metode praktik. Hasil penyuluhan seni batik berupa produk elemen interior, seperti taplak meja dan sarung bantal.  Program penyuluhan seni ini dilaksanakan dengan konsep pelatihan keterampilan batik, telah menjadi bukti nyata bahwa seni batik masih dapat dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya, serta diharapkan ada tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
Fixator Mix-Nature: Experiment of Fixator Composition as a Natural Color Booster For Handmade Batik On Cotton Fabric Media Tri Wulandari
Corak Vol 11, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v11i2.9187

Abstract

The natural staining process requires a fixator as a locking or reinforcing agent for colour results. The fixator materials used in general are an alum, lime, and tunjung. The natural nature of colour extract substances and the use of appropriate fixators influences the strength of natural colour results in handmade batik. This Mix-Nature Fixator experimental research combines a mixture of ingredients from alum, lime, and tunjung with a composition ratio of 1:1:1, 1:2:1, 1:3:1, - 2:1:1, 2:2:1, 2:3:1 - 3:1:1, 3:2:1, 3:3:1. The purpose of this study is to compile a table of the composition of mixed fixators of alum, lime, tunjung; to know the components of chemical elements; and to explain the success rate of Fixator Mix-Nature in the fixation process of dyeing natural colour batik on cotton fabrics. This research uses experimental methods and literature studies as the primary data collection techniques. The element test method uses the Qualitative ED-XRF test method. The practice of analyzing natural colour data results compares colour fastness test results to soap washing. The results of this experimental research are: 1) Fixator Mix-Nature table from the comparison of the composition of alum, lime, and tunjung; 2) the chemical elements in the Mix-Nature Fixator can be a unitary component of the reinforcing agent resulting from natural colours; and 3) The success rate of using the Mix-Nature Fixator that most affects the quality of natural colours is A3 Code Fixator. Code A3 Fixator results from Alum material: Chalk: Tunjung in a ratio of 1:3:1 are highly recommended as fixator substances in the fixation of natural colours.
Penyuluhan Seni Batik pada Kelompok PKK Padukuhan Karangwetan Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5739

Abstract

Anggota kelompok PKK Karangwetan, Tegaltirto, Berbah tergolong pemula atau awal dalam bidang kerajinan batik. Tentu mereka belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang proses batik. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang desain dan teknik batik sampai perwujudan produk menjadi permasalahan utama. Adanya pelaksanaan program penyuluhan seni ini mencoba menawarkan alternatif program keterampilan tekstil khususnya teknik batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang cara membuat desain motif batik yang diwujudkan dari produk elemen interior hingga penguasaan ketereampilan khusus teknik dasar batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni ini menggunakan metode ceramah dan metode praktik. Hasil penyuluhan seni batik berupa produk elemen interior, seperti taplak meja dan sarung bantal.  Program penyuluhan seni ini dilaksanakan dengan konsep pelatihan keterampilan batik, telah menjadi bukti nyata bahwa seni batik masih dapat dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya, serta diharapkan ada tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.