Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TRADITIONAL COCONUT OIL PURIFICATION USING ACTIVATED CHARCOAL COCONUT SHELL ADSORBENTS Nining Putri Kurnianingsih; Maherwati Maherawati; Tri Rahayuni
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2020): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v4i1.848

Abstract

Coconut oil in West Kalimantan is still largely a traditional coconut oil because it has not gone through a refining process. To improve the quality of traditional coconut oil, the addition of activated charcoal can be used as an adsorbent so as to improve the quality of coconut oil. Activated charcoal can be made from materials that contain high carbon, one of which is a coconut shell. The purpose of this study was to determine the effect of adding activated charcoal to improving the quality of traditional coconut oil and the concentration of adding activated charcoal that produced the best characteristics of coconut oil. The research design used was a Randomized Block Design with one factor (coconut shell active charcoal concentration) 6 levels of treatment (0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%) with 4 replications. The data obtained were analyzed using ANOVA (ɑ = 5%) if there was an influence followed by BNJ test (ɑ = 5%). The results showed that the addition of coconut shell activated charcoal with a concentration of 1% -5% to traditional coconut oil can significantly reduce free fatty acid levels. In addition, the addition of activated charcoal affects the sensory attributes of color and aroma to be better than the control (without the addition of activated charcoal). The best traditional coconut oil produced in this study is traditional coconut oil added with coconut shell activated charcoal with a concentration of 5% with chemical and sensory characteristics as follows: water content 0.138%, free fatty acid content 0.428%, saponification number 231, 9 mg KOH / g, color value 4,88, and aroma value 3,68.Keywords: adsorbent, activated charcoal, coconut oil, refining, coconut shell
Wuluh Star Fruit (Averrhoa bilimbi Linn) and Pineapple (Ananas comosus L.) Formulations on the Quality of Fruit Syrup Eva Mayasari; Agustia Agustia; Tri Rahayuni
International Journal of Advance Tropical Food Vol 2, No 1 (2020): May
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ijatf.v2i1.6158

Abstract

Syrup is an alternative processed food derived from fruits. Fruit syrup is produced from starfruit and pineapple juice formulations. This study aims to get the best quality of fruit syrup from starfruit juice extracts and pineapple. The study design used a Randomized Block Design with one treatment factor consisting of the ratio of starfruit and pineapple juice that is 3: 1; 2: 1; 1: 1; 1: 2; 1: 3 of a total of 300 mL of juice. The results showed that the more pineapple ratio added to the manufacture of fruit syrup, it can increase the pH value, vitamin C, total dissolved solids, viscosity, total sugar and sensory appearance
Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Biji Cempedak (Artocarpus champeden) terhadap Karakteristik Fisikokimia Kue Semprit Lucky Hartanti; Selviana Putri Herawati; Tri Rahayuni
Journal of Food and Culinary Vol. 5 No. 1 [Juni 2022]
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jfc.v5i1.6293

Abstract

Kue semprit adalah salah satu kue kering jenis biskuit berlemak dan termasuk dalam klasifikasi kue kering dengan teknik semprot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan mutu dari kue semprit dengan adanya substitusi tepung biji cempedak, serta mendapatkan substitusi terbaik dari tepung terigu dengan tepung biji cempedak berdasarkan karakteristik fisikokimia dan sensori. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor, yaitu substitusi tepung terigu dan tepung biji cempedak (P) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tepung biji cempedak sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan kue semprit berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu, protein, dan karbohidrat, namun tidak berpengaruh terhadap kadar lemak kue semprit. Perlakuan terbaik diperoleh dari substitusi tepung terigu dengan 60% tepung biji cempedak dengan hasil uji karakteristik fisikokimia berupa kadar air 2,51%, kadar abu 1,48%, kadar lemak 30,28%, kadar protein 7,99%, dan kadar karbohidrat 57,74%.
Pengaruh Beberapa Jenis Abu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Mentimun pada Tanah Gambut. Sebastianus Aci; Tri Rahayuni; Elly Mustamir
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.8696

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis abu yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil mentimun pada tanah gambut. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 31 Maret 2014 sampai dengan tanggal 11 Mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan : A (abu sekam padi); B (abu jerami padi); C (abu tandan kosong kelapa sawit); D (abu alang - alang) terdiri dari 6 ulangan, setiap ulangan terdapat 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi, berat kering tanaman (g), jumlah buah pertanaman (buah), berat buah pertanaman (g), kehijauan daun (Spad unit), volume akar (cm3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis abu tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan.   Kata kunci : Abu, Mentimun, Tanah Gambut.
KOMBINASI TWEEN 80 DAN MALTODEKSTRIN PADA PEMBUATAN BUBUK DAUN KESUM (Polygonum minus Huds.) DENGAN METODE FOAM-MAT DRYING: Application of Foam-Mat Drying with a Combination of Tween 80 and Maltodextrin in the Production of Kesum Leaf Powder (Polygonum minus Huds.) Eva Mayasari; Yudita Wahyunita Harahap; Tri Rahayuni
Pro Food Vol. 9 No. 1 (2023): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v9i1.290

Abstract

Daun kesum (Polygonum minus Huds.) merupakan bumbu yang umumnya ditambahkan pada berbagai masakan khas Kalimantan Barat, Indonesia. Flavor yang dihasilkan oleh daun kesum berasal dari senyawa aktif aroma yang termasuk ke dalam senyawa volatil. Penggunaan daun kesum dalam bentuk segar memiliki kelemahan diantaranya adalah masa simpan yang relatif singkat, tidak praktis, flavor yang tidak stabil, dan mudah terkontaminasi. Pembuatan bubuk daun kesum menggunakan metode pengeringan foam-mat adalah salah satu upaya untuk mengatasi kelemahan dalam penggunaan daun kesum segar. Metode pengeringan foam-mat membutuhkan tween 80 sebagai bahan pembusa dan maltodekstrin sebagai bahan pengisi untuk mempercepat proses pengeringan, melindungi komponen flavor dan memperbesar volume. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kombinasi yang terbaik dari penambahan tween 80 dan maltodekstrin pada pembuatan bubuk daun kesum berdasarkan karakteristik kimia, fisik dan sensoris. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu tween 80 (0,5% dan 1%) dan maltodekstrin (5%, 10%, dan 15%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pembusa tween 80 1% dan maltodekstrin 10% merupakan perlakuan terbaik, memiliki kadar air 3,76%, aw 0,38, rendemen 10,17%, higroskopisitas 1,90%, kelarutan 91,43%, dan skor sensoris atribut aroma 4,56 (sangat beraroma), dan atribut warna 5 (putih kekuningan).