Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Bentuk Bukaan Pada Lantai Bangunan Terhadap Tingkat Kenyamanan Termal Pada Rumah Panjang Suku Dayak Brusu Kecamatan Sekatak Provinsi Kalimantan Utara Eko Wahyudi; Sholehah Sholehah
Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/be.v3i2.1172

Abstract

The longhouse is a home for Brusu Dayak tribes who live in North Kalimantan, which always develops as the building length increases following the increase in the number of family heads in one family. Compared to other Dayak houses, long brusu Dayak tribes have no windows but rely solely on openings on the roof and openings on the building floor as ventilation ventilation. This affects the thermal comfort of the longhouse. In general, this study aims to determine how much influence the shape of the openings on the floor of the brusu dayak longhouse building on the level of thermal comfort.The method in this study includes direct observation of the spaciousness of the shape of the building and the shape of the floor openings in the longhouse, as well as direct measurement at several points that have been determined, namely: measurement of temperature, humidity, air movement using several measuring devices, namely: thermometer, anemometer, hygro thermometer and iinfrared thermometer, measurements are made on the interior of a long house with 15 measuring points, where each point is measured for 24 hours with a measurement time every 2 hours. The results of this study note that the shape of the openings on the floor affects the level of thermal comfort in the longhouse, this is evidenced when the condition of the floor hole is closed there is an increase in the effective temperature in the room even though the increase in the effective temperature is not significant.
BANGUNAN DAN AREA PENDUKUNG DI KAWASAN DESA JELARAI SELOR SEBAGAI ECOMUSEUM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN Sholehah; Damar Satria Wardana
Jurnal Teknik SILITEK Vol. 1 No. 02 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasifik Morotai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.388 KB) | DOI: 10.51135/jts.v1i02.19

Abstract

Potensi masyarakat suku Dayak di desa Jelarai Selor yang masih kental dengan tradisi budayanya sangat penting untuk dilestarikan agar tidak memudar dan tergerus oleh perkembangan jaman. Salah satu cara pelestarian yang bisa dilakukan, yaitu menjadikan desa Jelarai Selor sebagai Ecomuseum. Pemilihan Ecomuseum sebagai pendekatan pelestarian kebudayaan diharapkan mampu berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, karena dalam Ekomuseum masyarakat setempat adalah pelaku utama yang menjadi objek sekaligus penggerak dalam kegiatan pelestarian budaya yang ada. Upaya menjadikan desa Jelarai Selor sebagai Ecomuseum perlu didukung dengan penyediaan bangunan dan area pendukung, karena pada desa Jelarai selor ketersediaan sarana dan prasarana masih sangat minim. Metode yang dipergunakan dalam perencanaan ini, yaitu dengan melakukan studi literatur, tinjauan preseden desain, melakukan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui potensi dan tantangan yang ada, dilanjutkan dengan melakukan analisis dan bermuara pada rekomendasi desain bangunan dan area pendukung. Untuk mempersiapkan desa Jelarai Selor sebagai Ekomuseum, bangunan dan area pendukung yang perlu untuk direncanakan, adalah bangunan pengelola, bangunan penyimpanan dan ruang pamer barang-barang bernilai sejarah dan seni, pusat kuliner, pusat souvenir serta fasilitas pendukung lainnya untuk menunjang kinerja bangunan dan tapak. Pendekatan srsitektur berkelanjutan dilakukan dengan cara memasukkan unsur budaya setempat sebagai bentuk penghargaan terhdap ekspresi dan budaya setempat. Unsur budaya setempat yang dominan diaplikasikan, yaitu pada bentuk bangunan (bentuk panggung dan rumah Panjang), penggunaan ornament dekoratif yang sesuai dengan peruntukan, penggunaan material dan teknologi yang familiar oelh masyarakat, serta orientasi bangunan yang menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat suku Dayak dimana sungai sebagai orientasi utama dalam menetukan perletakan bangunan.
Perencanaan dan Perancangan Kawasan Waterfront Berbasis Ekowisata di Bulu Perindu, Kaltara Sholehah Sholehah; Abdillah Samsir
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.195 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4305

Abstract

Eksistensi Kota Tanjung Selor sebagai kota sungai ditekankan dengan berkembangnya pelabuhan Pesawan di Desa Tanjung Selor Timur, namun dengan kondisi geografis Kota Tanjung Selor yang terletak di sepanjang Daerah Aliran Sungai yaitu Sungai Kayan dan beberapa anak sungainya. Hal tersebut membuat Kota Tanjung Selor dan sekitarnya seperti kawasan Bulu Perindu di Desa Tanjung Selor Hulu dapat dikategorikan sebagai daerah rawan bencana seperti gempa bumi, bencana banjir akibat pasang surut air laut dan banjir dari hulu sungai kayan, belum lagi diperparah dengan bantaran sungai yang dihiasi rumah-rumah darurat dan tidak permanen menambah citra buruk daerah tersebut sebagai bantaran sungai yang sebenarnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata khususnya di kawasan Bulu Perindu Desa Tanjung Selor Hulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan penalaran induktif yang diterapkan pada kawasan lokasi penelitian, untuk membahas tahapan-tahapan penelitian yang mengarah pada hasil perencanaan dan perancangan kawasan waterfront berbasis ekowisata berdasarkan nilai-nilai konservasi dan karakter kearifan lokal masyarakat. wilayah dan lokasinya berada di tepi Sungai Kayan di Desa Bulu Perindu Tanjung Selor Hulu, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik citra kawasan dengan menguraikan unsur-unsur kawasan seperti kondisi lingkungan, fungsi dan teknologi bahan bangunan yang akan direkomendasikan. Hasil pembahasan atau temuan dalam penelitian ini menyimpulkan dan menambah saran untuk memperkuat karakter kearifan lokal kawasan Bulu Perindu. Diperlukan pendekatan kajian dan arahan Ruang Publik. Dalam hal ini pendekatan ekowisata merupakan suatu bentuk konsep perencanaan dan perancangan kawasan berupa Waterfront, yang memberikan ruang bagi tumbuh kembangnya waterfront city secara optimal, dengan potensi dan keunikan yang unik baik secara fisik maupun non fisik, serta menunjang perekonomian. kegiatan dan dapat digunakan sebagai desain dalam menyatukan wilayah.