Wisma Nugraha Ch.R.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Interaksi Sosial Tradisi Bagurau Saluang Dendang Minangkabau di Sumatera Barat Rustim Rustim; Wisma Nugraha Ch.R.; G.R. Lono Lastoro Simatupang
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 20, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.607 KB) | DOI: 10.24821/resital.v20i1.3509

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang komunikasi pertunjukan tradisi bagurau saluang dendang di Minangkabau sebagai kontak sosio-kultural dan identitas kelompok pagurau. Bagurau merupakan pertunjukan seni tradisi saluang dendang yang melibatkan kelompok-kelompok pagurau untuk berinteraksi dalam pertunjukan. Pendekatan yang digunakan adalah komunikasi pertunjukan yang terbagi pada dua bentuk, yakni komunikasi sebagai proses dan komunikasi sebagai produksi makna. Data penelitian bersumber dari teks-teks pertunjukan berupa dendang, pantun-pantun, dan perilaku interaksi pagurau dalam pertunjukan dan keterhubungannya dengan realitas sosio-kultural masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga pola interaksi antara penyaji dan pagurau pertunjukan, yaitu satu arah (interaksi antara pendendang dengan satu kelompok pagaurau), dua arah (interaksi antara pendendang dengan antar dua kelompok pagurau) dan multi arah (interaksi pendendang dengan banyak kelompok pagurau). Interaksi dalam pertunjukan ini sebagai wadah kontak sosial pagurau untuk berintegrasi yang berfungsi sebagai penyangga kelangsungan pertunjukan dan perwujudan eksistensi kelompok antar komunita pagurau.Social Interaction of Bagurau Saluang Dendang Minangkabau Tradition in West Sumatra. This study examines the performance communication of bagurau saluang tradition of Minangkabau as a socio-cultural contact and the identity of pagurau groups. Bagurau is a performance of saluang dendang tradition which involves pagurau groups to interact during the show. Therefore, the study applies communication performances approach which is divided into two forms, namely communication as a process and communication as the production of meaning. The research data based on performance texts in form of dendang, pantun and pagurau interaction behavior in performance and its relation with the socio-cultural reality of the local community. The research finding shows three patterns of interaction between performer and the pagurau, namely: one-way interaction (between the pendendang with one group of pagaurau), two-ways interaction (between the pendendang with two groups of pagurau) and multi-ways interaction (between  pendendang with many groups of pagurau). Finally, the interaction in this performance is a medium of pagurau social contact to integrate that serves as a buffer of the continuity of the performance and the realization of group existence among pagurau communita.Keywords: interaction; bagurau; saluang dendang
ROKAT PANḌHÂBÂ SEBAGAI PERTUNJUKAN BUDAYA MASYARAKAT MADURA DI KABUPATEN SUMENEP Eko Wahyuni Rahayu; Wisma Nugraha Ch.R.; A.M Hermien Kusmayati
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v1n1.p9-22

Abstract

Rokat panḍhâbâ adalah ritual tradisi dalam kehidupan masyarakat Madura yang diselenggarakan bagi orang panḍhâbâ, yaitu orang-orang yang kelahirannya identik dengan pandawa (Jawa: wong sukerta). Dalam mitos masyarakat Madura, orang-orang yang termasuk dalam kategori orang panḍhâbâ diyakini dalam perjalanan kehidupannya akan mendapatkan kesialan atau tertimpa kemalangan. Rokat panḍhâbâ dilaksanakan pada intinya bertujuan untuk membebaskan orang panḍhâbâ dari ancaman yang dapat mengganggu kehidupan, baik kehidupan secara individu maupun keluarga. Tulisan ini akan mengungkap keunikan penyelenggaraan rokat panḍhâbâ sebagai peristiwa budaya masyarakat Madura khususnya di wilayah Kabupaten Sumenep. Hasil analisis menunjukkan, bahwa pelaksanaan rokat panḍhâbâ dalam tradisi masyarakat Madura di Sumenep dilakukan dengan rangkaian bermacam ritual dan perlengkapan sesaji baik berupa bahan-bahan makanan yang masih mentah, makanan siap saji, perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan busana, serta menghadirkan seni pertunjukan sebagai sarana ritual utama. Adapun rangkaian kegiatan ritual secara inti meliputi empat tahap yaitu, (1) pergelaran topèng ḍhâlâng lakon Murwakala (Bathara Kala), (2) ritual bersuci, (3) ritual pembayaran ijab kabul, dan (4) ritual penebusan. Penyelenggaraan rokat panḍhâbâ dengan berbagai elemen pendukung dan segala tata cara pelaksanaannya merupakan gejala sosial atau sebuah peristiwa œpertunjukan atau lebih tepatnya sebagai œpertunjukan budaya sebagaimana yang terkonsepsikan oleh Milton Singer.Kata kunci: rokat panḍhâbâ, pertunjukan budaya, Madura.