I Ketut Yasa
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aspek Musikologis Gêndér Wayang dalam Karawitan Bali I Ketut Yasa
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 17, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.328 KB) | DOI: 10.24821/resital.v17i1.1689

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola permainan gamelan atau gender wayang pada pertunjukan wayang Bali. Gȇndér wayang terdiri dari dua pasang instrumen, sepasang gȇndér gede dan sepasang gȇndér barangan. Kedua pasang gender ini menghasilkan pola permainan yang saling mengunci (interlocking figuration) yang sangat khas. Pola permainan ini diberi nama ubit-ubitan atau cecandetan. Data diperoleh melalui pengamatan terhadap pertunjukan wayang Bali. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 ubit-ubitan yaitu nyendhok, bolak-balik nuduk, tulak wali, bolak-balik ngutang, nyalud, uber-uberan, mulek, silih berganti, oles-olesan, dan nguluin. Sedang ritme terdapat 7 jenis, yaitu ngumad, ngambang, ngantung, kesiab, imbuh nada, imbuh gatra, dan salah gatra. 
Konsep Dasar Pengembangan Semar Pagulingan "Tirta Sari" Dialog I Ketut Yasa dengan Anak Agung Oka Dalem I Ketut Yasa
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2251.026 KB) | DOI: 10.33153/keteg.v4i1.587

Abstract

Dialog I Ketut Yasa dengan Anak Agung Made Oka Dalem
Kajian Aspek Kultural Semar Pagulingan I Ketut Yasa
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3154.772 KB) | DOI: 10.33153/keteg.v8i1.613

Abstract

Ever since the spread of Semar Pagulingan to the countryside in Bali (out of the palace walls), it has experienced a significan change in form and function. This change is supposedly caused by an existing influence from non-aesthetic factors such as politics, religion and social issues. On the other hand, this change is also unavoidable from the views and behaviours of the Semar Pagulingan artists who, only depend on one side which is only to stay alive. With this view and attitude of conservation, sometimes without the artist realizing it, the Semar Pagulingan loses its soul. Referring to this, this study expresses various factors which trigger the change of the form and funclion Semar PagulinanKeyword : Semar Pagulingan, change, factors
Aspek Organologis dan Musikologis Suling Kebyar I Ketut Yasa
PANGGUNG Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.094 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i1.482

Abstract

ABSTRACTSuling kebyar (kebyar flute) is a flute that is used in a Gong Kebyar ensamble. Gong Kebyar can be interpreted as a gamelan in which it plays using the system of "kekebyaran" that is playing by prioritizing the compactness of voice, melody, and the tempo in a full variation.  Suling kebyar is studied from the organological and musicological approaches. From the organological aspect, it indicates that the place to find the materials is nearly vanished; the drying process requires a longer time, while the tool and manufacture procedures are simple. Meanwhile from a musicoloical aspect, it indicates that the gending using the flute mostly has a motif, not patterned, and has a smooth character. The musical aspect produces a falseto sound because of the tones coming from the bilah instruments (gangsa, jublag, and jegogan) which have two versions of sound, namely pengumbang and pengisep.Keywords:  kebyar flute, organology and musicology approachesABSTRAKSuling kebyar adalah suling yang digunakan dalam perangkat gong kebyar.  Gong Kebyar dapat diartikan sebagai suatu barungan/perangkat gamelan yang menabuhnya menggunakan sistem “kekebyaran”, yaitu menabuh dengan mengutamakan kekompakan suara, melodi, dan tempo penuh variasi. Suling Kebyar dikaji dari aspek organologis dan musikologis. Hasil penelitian organologis menunjukkan bahwa lokasi bahan sudah mulai langka, proses pengeringan membutuhkan waktu relatif lama, sedangkan alat dan kronologis pembuatan bersifat sederhana. Sedangkan hasil kajian  musikologis menunjukkan bahwa gending yang menggunakan suling kebanyakan bermotif,  bukan jalinan, yang berkarakter halus.  Musikalitas yang dihasilkan berkesan fals (blero), karena nada-nada dari instrumen bilah (gangsa, jublag, dan jegogan)  memiliki suara dua versi yakni: pengumbang dan pengisep.  Kata Kunci: suling kebyar, organologis, dan musikologis