p-Index From 2020 - 2025
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal TEKNIKA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI TENTANG PENGARUH JENIS MEDIA PENDINGIN DENGAN KEDALAMAN PEMBUBUTAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN PADA PROSES PEMBUBUTAN LOGAM Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.264 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v4i2.72

Abstract

Proses produksi merupakan proses pembentukan material menjadi sebuah produk yang dikehendaki. Guna mendapatkan produk yang berkualitas maka pengembangan-pengembangan kegiatan produksinya harus dilakukan, salah satu ukuran yang berhubungan dengan kualitas hasil produksi adalah kehalusan permukaan benda hasil pekerjaan. Dalam proses pembubutan akan terjadi panas pada saat kegiatan mata pahat menyayat benda kerja, untuk itu perlu dilakukan proses pendinginan dengan memberikan semacam cairan pada waktu proses pembubutan itu berlangsung. Panas yang timbul saat pembubutan itu akan mempengaruhi tingkat kehalusan permukaan pada benda kerja sebagai akibat dari gesekan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan sebagai studi dalam rangka mengetahui besarnya pengaruh media pendingin dalam proses pembubutan terhadap kehalusan permukaan logam dengan media pendingin berupa minyak pelumas, drumus dan udara. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kehalusan permukaan yang terendah didapat dengan mempergunakan media pendingin dromus. Kata Kunci: Media pendingin, Kehaluasan Permukaan, Bubut, Material
PENGARUH VARIASI SUHU TEMPERING 200oC 400oC 600oC TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN BAJA JIS G4801 SUP 9 Septian Pranata; Asmadi Asmadi; Tarmizi Husni; Reny Afriany
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.88 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v7i2.146

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu tempering terhadap kekerasan dan ketangguhan baja karbon medium SUP 9 yang dilakukan proses tempering. Spesimen dibagi menjadi 2 bagian yaitu spesimen tanpa perlakuan dan spesimen dengan perlakuan pemanasan pada suhu 850oC dengan waktu penundaan 1 jam, kemudian di quench air. Proses ini menghasilkan baja yang keras, rapuh dan getas. Kemudian spesimen tersebut di temper kembali dengan variasi suhu temper 200oC, 400oC dan 600oC dengan waktu penundaan 30 menit dan selanjutnya dilakukan pendinginan udara. Dengan memanaskan kembali baja tersebut maka akan didapatkan baja yang mempunyai kekerasan yang lebih rendah dari baja yang dilakukan pemanasan pada suhu 850oC, tetapi mempunyai nilai ketangguhan yang lebih besar dibandingkan dengan baja yang di panaskan pada suhu 850oC. Dari hasil pengujian menunjukkan nilai kekerasan paling rendah yaitu pada suhu temper 600oC. Dari hasil pengujian impak menunjukkan nilai ketangguhan bahan paling rendah yaitu pada suhu temper 200oC. Hal ini menunjukkan semakin besar suhu temper yang digunakan maka semakin menurun kekuatan tariknya dan sebaliknya semakin besar suhu temper yang digunakan maka semakin besar pula nilai ketangguhan baja tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan dan ketangguhan baja setelah ditemper berbanding terbalik. Kata Kunci: quenching, suhu tempering, kekerasan, ketangguhan.
ANALISA PENGARUH RADIUS HIDUNG PAHAT TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA PEMBUBUTAN BAJA KARBON RENDAH ST-37 Tarmizi Husni; Rita Djunaidi; yeny pusvyta; Aqino Aqino
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.102

Abstract

Proses pembubutan adalah suatu proses pengurangan material atau penyayatan logam untuk membentuk suatu produk dengan cara pemutaran benda kerja. Dalam proses ini akan terdapat pengaruh dari hasil pemakanan terhadap kekasaran permukaan benda kerja. Kekasaran permukaan sebuah benda kerja dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yang paling sederhana adalah dengan menganggap jarak antara puncak tertinggi dan lembah terdalam sebagai ukuran dari kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan yang dihasilkan oleh bentuk berkakas sayat dan ingsutan sebagai akibat dalamnya alur-alur proses pengerjaan, dimana proses ini akan ditinjau terhadap benda kerja tersebut dengan pemakanan yang tetap dan dengan sudut yang berbeda demi mendapatkan hasil yang baik.Penelitian ini dilakukan dengan proses memvariasikan hidung pahat terhadap nilai kekasaran pada pembubutan baja karbon rendah ST-37.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat geometri yang terbaik pada proses permesinan dengan mesin bubut, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.Analisa yang dilakukan dengan menguji nilai kekasaran permukaan benda kerja menggunakan alat uji kekasaran berupa SJ-201P Surface Roughness tester. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa radius hidung 0,5 mm, dengan kecepatan putar benda kerja (n) 409,46 Rpm, kecepatan pemakanan (feed) 0,4 mm/r, dan kedalaman potong (a) 3 mm, didapat nilai kekas kekasaran permukaan benda kerja paling kasar yaitu: Ra 0,521 µm, sedangkan pada radius hidung 1,5 mm, tingkat kehalusan permukaan cenderung lebih halus dengan Ra 0,329 µm, sedangkan kecepatan potong dan kedalaman makan konstan. Kata Kunci : Pembubutan, Kekasaran, Radius, Hidung Pahat
PERBANDINGAN PENGARUH PENGELASAN DENGAN PREHEAT DAN NON PREHEAT PADA LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.199 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v7i1.124

Abstract

Didalam proses produksi manufaktur, proses pengelasan menjadi proses yang sangat penting dan vital guna merekayasa dan mereparasi logam. Apabila kualitas yang dihasilkan dalam suatu proses atau pekerjaan pengelasan kurang maksimal tentu akan berpengaruh besar terhadap kualitas pekerjaan, tentunya juga terhadap keselamatan, baik terhadap keselamatan pekerjaan maupun keselamatan terhadap produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses preheat dan non preheat pengelasan terhadap kekuatan tarik dan kekerasan las SMAW. Dalam penelitian ini bahan yang digunakan berupa baja paduan rendah dengan tipe baja AISI 4340 dengan dimensi 20 mm x 180 mm. Proses preheating dilakukan dengan proses tempering pada suhu 3000C dengan waktu tempuh 1 (satu) jam. Pada pengelasannya dengan menggunakan las jenis SMAW. DC polaritas terbalik yaitu pemegang elektroda dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V Ganda, dengan sudut 700, elektroda menggunakan E7016 dengan diameter 3,2 mm. Spesimen dilakukan pengujian tarik dan kekerasan. Dari penelitian ini ternyata pada kondisi preheat kekerasan yang didapat lebih rendah dibanding pada kondisi non preheat, sedangkan kekuatan tarik pada kondisi preheat didapat lebih besar dibandingkan pada kondisi non preheat. Kata kunci: Preheat, pengelasan SMAW, kekuatan tarik, kekerasan, Baja AISI 4340.
PERHITUNGAN BIAYA PENGELASAN TERHADAP KETEBALAN PELAT DAN JENIS SAMBUNGAN LAS di PT. “B” Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.129 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v4i1.62

Abstract

Dalam proses produksi manufaktur proses pengelasan merupakan proses yang sangat pital untuk menyambung dua buah logam. Dalam penentuan harga jual produk secara konvensional biasanya ditentukan berdasarkan pada berat benda tersebut. Untuk memperkirakan besarnya biaya pengelasan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain; jenis logam yang akan dipergunakan dalam pengelasan, jenis dari sambungan las yang akan dipakai, ketebalan dari bahan yang akan di las, kecepatan leleh dari elektroda pengelasan serta posisi dari proses pengelasan. Penelitian ini menggunakan variasi terhadap ketebalan plat dan sambungan las kemudian dihitung besarnya biaya dalam proses pengelasan tersebut. Untuk menentukan besarnya biaya tersebut dipergunakan metode penelitian waktu, sehingga biaya-biaya yang akan terakumulasi dalam penelitian ini terdiri dari biaya elektroda, biaya peralatan, biaya listrik dan biaya tenaga kerja. Dari hasil analisa yang dilakukan dalam penelitian ini didapat bahwa dalam proses pengelasan biaya yang besar diserap oleh biaya elektroda, kemudian biaya terbesar dari jenis sambungan las adalah dalam melakukan pengelasan dengan sambungan las lurus serta posisi pengelasan secara vertikal memberikan biaya paling besar. Kata Kunci : Biaya, Pengelasan SMAW, Sambungan Las, Deposit
ANALISA PENGARUH PROSES TEMPERING TERHADAP KEKERASAN PADA BAJA AISI 4337 DENGAN VARIASI HOLDING TIME Tarmizi Husni; Rita Djunaidi; Reny Afriany; Ferdiansyah Ferdiansyah
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.669 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v5i2.91

Abstract

ABSTRAK Dalam perkembangan industri yang sangat pesat sekarang ini, kebutuhan dan pemakaian material yang memiliki keuletan dan ketangguhan semakin banyak dipergunakan orang dalam rangka untuk menjadikan material dengan sifat yang keras dan getas. Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai kegiatan pengolahan material dengan pemanasan dan pendinginan yang terkontrol untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Guna mendapatkan keinginan tersebut suatu proses yang lazim dipergunakan adalah proses tempering. Proses tempering memiliki tujuan untuk menghilangkan kegetasan dan menciptakan material menjadi ulet dan tangguh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu tunda pada saat proses tempering dengan lamanya waktu yang ditentukan yaitu dengan variasi waktu selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam, proses ini dilakukan dengan temperatur 660 0C, kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap kekerasan terhadap baja tersebut dengan menggunakan metode Vickers. Dalam proses penelitian ini dipergunakan bahan berupa baja paduan rendah yang mengandung kadar C = 0,30 – 0,38 %, Si = 0,10 – 0,350 %, dan Mn = 0,45 – 0,70 %. Kemudian bahan diberi perlakuan berupa pemanasan dengan suhu temper 6600C. Dalam proses pengujian ini spesimen diberlakukan pengujian adalah pada bagian tengah, pinggir dan bagian yang paling dekat dengan kulit. Dari hasil pengujian yang mempergunakan alat uji kekerasan berupa Vickers ternyata didapatkan bahwa kekerasan baja yang sangat signifikan terdapat pada spesimen dengan waktu tunda selama 3 (tiga) jam sebesar 22 %, sedangkan pada saat waktu tunda selama 1 (satu) dan 2 (dua) jam nilai kekerasan pada spesimen memberikan perubahan secara berkala dengan prosesntase yang sama besar.
PENGARUH PUTARAN MESIN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN MITSUBISHI LANCER TAHUN 2003 Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.888 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v5i1.80

Abstract

Kendaraan bermotor merupakan suatu alat transfortasi yang dipergunakan manusia dalam menunjang aktivitas kegiatan sehari-hari. Semakin hari tingkat pertumbuhan kendaraan motor ini menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi, keadaan ini akan menjadi sumber penyebab terjadinya pencemaran di kota-kota besar. Oleh karena itu gas buang yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor harus dapat diminimalkan atau dikontrol sedemikian rupa. Salah satu cara untuk mengetahui volume dari emisi gas buang pada kendaraan bermotor adalah dengan meneliti sejauh mana keterkaitan antara suatu putaran mesin kendaraan bermotor terhadap emisi gas buang pada kendaraan tersebut, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara putaran mesin kendaraan Mitsubishi Lancer terhadap emisi gas buangnya. Pengujian ini dilakukan terhadap kendaraan Mitsubishi Lancer Model Engine 4G93 tahun 2003 yang dilakukan pada bengkel mobil PT. Lautan Berlian Utama Motor Palembang, dengan alat uji Exhaust Analyzer TechnometerType G530-OM00140cNET. Proses penelitian ini dilakukan dengan mengamati besarnya volume emisi gas buang CO (%), CO2 (%) dan HC (ppm) dengan variasi putaran mesin 500 rpm, 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm dan 3000 rpm. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa semakin tinggi putaran mesin kendaraan akan menyebabkan volume emisi gas buang CO dan HC yang dihasilkan akan semakin tinggi. Disamping itu juga dapat diketahu kondisi dan kinerja dari kendaraan yang dipergunakan masih dalam kondisi prima. Kata Kunci : Pencemaran, Emisi Gas Buang, Karbondioksida, Hidrokarbon, karbon monoksida, Kinerja.
ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP KUALITAS BAJA PADUAN RENDAH AISI 4340 Nur Yunianto; Tarmizi Husni; Yeny Pusvyta; Reny Afriany
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 8 No 1 (2021)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v8i1.176

Abstract

Dalam dunia industri manufaktur proses pengelasan dalam membuat suatu produk memegang peran penting guna menghasilkan produk yang berkualitas. Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam atu lebih dengan menggunakan energi panas. Setiap proses pengelasan yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan jenis sambungan las yang dipakai sesuai dengan jenis konstruksinya. Kualitas hasil produksi berhubungan erat dengan efisensi, kemampuan operator, energi dan biaya. Tulisan ini disajikan dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Variasi Arus Pengelasan Terhadap Kualitas Baja Paduan Rendah AISI 4340, dengan titik berat pembahasan kualitas dititik beratkan dengan melakukan pembatasan hanya pada kekuatan tarik dari hasil proses pengelasan SMAW dengan elektroda E6013. Metodologi yang dipergunakan adalah dengan melakukan proses pengelasan terhadap baja paduan rendah AISI 4340 diameter 20 mm, menggunakan variasi arus pengelasan mulai dari arus 90 A, 100 A dan 110 A., selanjutnya spesimen dilakukan pengujian kekuatan tarik menggunakan mesin uji tarik Universal Testing. Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan didapat hasil bahwa arus pengelasan berpengaruh pada kualitas baja paduan, dalam hal ini pembatasan pembahasan khusus terhadap kekuatan tarik. Adapun arus yang tepat untuk pengelasan menggunakan elektroda E6013 diameter 2,6 mm adalah pada saat arus sebesar 100 ampere dengan hasil kekuatan tarik sebesar 45,08 kg/mm2 . Selanjutnya pada arus pengelasan 90 ampere memberikan kekuatan tarik sebesar 41,46 kg/mm², dan untuk arus 110 ampere sebesar 33,96 kg/mm². Kata kunci: Baja AISI 4340, Las SMAW, Elektroda E6013, Kekuatan tarik
ESTIMASI BIAYA PRODUKSI DAN PENENTUAN HARGA ALAT PENUKAR KALOR DI PT. B Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.353 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v1i1.7

Abstract

ABSTRAK Alat Penukar Kalor (APK) merupakan suatu peralatan industri yang mempunyai fungsi strategis dalam berbagai proses industri, terutama dalam industri kimia, untuk industri perminyakan, industri pupuk dan lain sebagainya. Guna mengantisifasi perkembangan dan peluang permintaan penawaran APK dalam negeri yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka industri manufaktur yang bergerak dalam proses pabrikasi APK perlu melakukan standarisasi dalam proses pabrikasi dan penawaran harga yang dilakukannya, sehingga perusahaan akan dapat mengantisifasi perubahan unsur-unsur biaya yang terjadi dan akan memberikan keluasan gerak pada perusahaan untuk mendapatkan order melalui tender-tender yang ada. Sistem estimasi terhadap perhitungan biaya pabrikasi dan penentuan harga APK yang dilakukan, dilaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses penentuan harga sebuah unit APK dengan ketepatan dan kecepatan terhadap estimasi perhitungan biaya yang akan dilakukan. Penentuan sistem estimasi dilakukan terhadap rangkaian proses pabrikasi unit-unit APK dalam kegiatan produksi yang dilakukan. Dari hasil analisa terhadap sistem yang dilakukan dapat diketahui besarnya biaya pembuatan APK (harga pokok produksi) tipe shell and tube sebesar Rp. 39.208.630,- dari system ini ternyata dapat memberikan kontribusi penghematan dalam perhitungan penawaran harga terhadap biaya 30 %, waktu 85 %, jam tenaga kerja 72 % dan jam pekerja 20 %. Kata Kunci: Estimasi Biaya, Pabrikasi, Manufaktur, Alat Penukar Kalor
ANALISA PERBANDINGAN LAS TIG DAN LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN STAINLESS STEEL 304 Noviansyah Noviansyah; Reny Afriany; Asmadi Asmadi; Tarmizi Husni
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 8 No 2 (2021)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.312 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v8i2.193

Abstract

Stainless Steel (baja tahan karat) adalah salah satu logam ferro yang banyak digunakan dalam dunia teknik, seperti untuk peralatan proses dalam industri makanan dan kimia, peralatan bedah, mesin perkakas, dan lain-lain. Salah satu jenis Stainless Steel yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Stainless Steel 304. Stainless Steel 304 dapat dilas dengan metode las SMAW, TIG dan SAW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode las TIG dan SMAW terhadap kekuatan tarik dan kekerasan Stainless Steel 304. Pengelasan SS 304 dengan metode las TIG dan SMAW pada penelitian ini menggunakan tipe sambungan butt joint dengan bentuk kampuh V. Kualitas pengelasan secara visual dilihat dari uji penetran, sedangkan pengujian sifat mekanik meliputi uji tarik dan uji kekerasan vickers. Hasil dari uji penetran pada daerah las, untuk kedua metoda las tersebut tidak menampakkan adanya cacat pada bagian permukaan luar, sehingga dapat dikatakan dengan prosedur las yang benar, metoda las TIG dan SMAW dapat memberikan hasil las yang baik pada Stainless Steel 304. Pada pengujian tarik, kekuatan tarik tertinggi terdapat pada pengelasan TIG dengan rata-rata nilai tegangan sebesar 75,5 kgf/mm2. Sedangkan pada pengelasan SMAW dengan rata-rata nilai tegangan sebesar 33,5 kgf/mm2. Pada pengujian kekerasan, nilai tertinggi terdapat pada pengelasan TIG dengan nilai kekerasan rata-rata sebesar 242,13 VHN, sedangkan pada pengelasan SMAW sebesar 210,75 VHN. Kata kunci: Stainless Steel 304, Las TIG, Las SMAW, Kekuatan Tarik, Kekerasan