FIONA ANGGRAINI TOISUTA
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

AGAMA DAN RELIGIOSITASNYA, SUATU RENUNGAN BAGI PARA PENGANUT AGAMA FIONA ANGGRAINI TOISUTA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 2, No 2 (2016): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v2i2.40

Abstract

Mencermati berbagai gejolak peristiwa politik yang menggunakan agama sebagai alat tunggangan akhir-akhir ini tentunya membuat setiap kita bertanta-tanya; apakah agama kita cukup baik dan agama yang lain tak cukup baik? Pertanyaan ini tentunya hanya akan mengaburkan mata nurani kita dalam memadang yang lain, bahkan mungkin akan memperparah penyakit ekslusivisme dan sentime beragama yang sudah sejak alam membatin dalam agama ajaran. Para pengikut agama butuh dicerahkan agar tidak ditunggangi oleh kepentingan apapun. Pencerahan pikir yang paling mendasar ialah bagaimana merenungkan agama dan religiositas yang tidak boleh dipisahkan oleh para pengikutnya. Demikianlah tulisan ini dibuat sebagai renungan sederhana tentang pentingnya religiositas dalam beragama.
MENILISIK POTENSI FEMINIS PARA LELAKI FIONA ANGGRAINI TOISUTA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.27

Abstract

Penganiayaan masih terjadi dan dialami oleh perempuan. Di jalanan atau di rumah masih saja ada perempuan-perempuan muda yang dicaci maki, ditampar, ditendangi, dijambak, dan dipukuli hingga babak belur oleh suami atau bahkan oleh pacar lelaki mereka. Bukan saja kekerasan fisik yang dialami oleh perempuan, namun kekerasan secara verbal juga telah dialami perempuan.Rata-rata perempuan telah menikah dan memiliki anak khususnya para perempuan yang bekerja pada ranah publik memiliki beban kerja yang melebihi laki-laki dan umumnya hampir tidak punya waktu untuk diri mereka. Perempuan telah turut menjadi tulang punggung keluarga dan sekaligus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya bagi suami dan anak-anak mereka, mereka telah hidup dengan beban kerja yang menguasai diri mereka. Dengan kata lain, perempuan telah menjadi seperti budak dalam kontruksi budaya patriarkhi. Meskipun mereka sadar bahwa mereka adalah pribadi yang otonom, namun patriarki telah begitu kuat mengikat mereka dalam suatu kewajiban sebagai perempuan dan ibu atas keluarga mereka.Terlepas dari laki-laki dan kontruksi budaya patriarkhi yang telah menghadirkan dan menjadi pelaku utama kekerasan dan penganiayaan kepada perempuan, bagi penulis laki-laki adalah juga manusia biasa yang memiliki perasaan dan moralitas kemanusiaannya atau bahkan memiliki potensi feminis dalam dirinya.Dan kemanusiaan laki-laki yang mestinya dirangsang untuk membuat mereka lebih peka dan tersadarkan bahwa perjuangan untuk membebaskan perempuan dari tindakan kekerasan bukan hanya menjadi persoalan perempuan.Atas dasar pikir inilah artikel ini disodorkan sebagai sebuah rangsangan feminisme dalam diri laki-laki, diharapkan artikel ini dapat menjadi sumbangan bagi upaya feminisme di Indonesia.