Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) yang Berasal dari Salah Satu Rawa di Palembang, Indonesia Mauizatul Hasanah; Muhamad Rizkyah. A.P; Kiki Amelia
Jurnal Penelitian Sains Vol 18, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.98 KB) | DOI: 10.56064/jps.v18i3.19

Abstract

Potensi antioksidan dari ekstrak dan fraksi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) yang berasal dari salah satu rawa di Palembang, Indonesia, telah diketahui. Sampel segar eceng gondok diperoleh dari rawa di Seduduk Putih, Palembang. Ekstraksi dilakukan terhadap 1000 g daun segar menggunakan pelarut etanol. Ekstrak kental kemudian difraksinasi menggunakan pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran (n-heksan, etil asetat, air). Uji fitokimia dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi yang diperoleh. Potensia antioksidan diketahui dengan menguji aktifitas ekstrak dan fraksi dalam menghambat radikal bebas difenilpikrilhidrazil (DPPH), dengan pengamatan absorbansinya pada alat Spektrofotometri UV-Vis. Hasil rendemen ekstrak kental diperoleh 2,68 %(b/b), sedangkan rendemen masing – masing fraksi berturut – turut untuk tiap pelarut adalah 30,94 %b/b (pelarut air), 39,65 %b/b (pelarut etil asetat), 5,80 %b/b (pelarut n-heksan). Hasil uji fitokimia terhadap fraksi, senyawa kimia yang terlarut di fraksi air dan etil asetat adalah golongan flavonoid, fenolik dan saponin, sedangkan n-heksan melarutkan steroid. Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa kekuatan potensi antioksidan dari ekstrak total etanol sebesar 164 µg/ml, fraksi air sebesar 367,70 µg/ml, fraksi etil asetat sebesar 104,40 µg/ml, fraksi n-heksan  sebesar 611,51 µg/ml. Kesimpulan, fraksi etil asetat memiliki potensi yang paling tinggi sebagai antioksidan.
Kajian Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis Hubunganya dengan Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada Pasien Bedah Digestif Kiki Amelia; Hafid Komar
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 3 (2019): J Sains Farm Klin 6(3), Desember 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.965 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.3.186-190.2019

Abstract

Antibiotik profilaksis diberikan untuk mencegah Infeksi Daerah Operasi (IDO) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola penggunaan antibiotik profilaksis terhadap angka kejadian IDO. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data medical record dan pengamatan langsung. Observasi IDO diamati secara langsung luka pascaoperasi, yang pertama diruang perawatan pada saat ganti perban, observasi kedua dilakukan di poliklinik bedah pada saat kontrol berulang. Infeksi Daerah Operasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu IDO insisional superfisial, IDO insisional dalam, IDO organ/rongga. Hasil penelitian ini menunjukkan angka kejadian IDO pada pasien bedah digestif sebesar 17,5% memenuhi kriteria diagnosa IDO superficial. IDO ditemukan paling cepat hari ketiga dan paling lama pada hari kelima pasca operasi. Jenis antibiotik profilaksis dan lama penggunaan antibiotik profilaksis tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap angka kejadian IDO (p>0,05). Akan terapi waktu pemberian antibiotik mempunyai hubungan bermakna terhadap angka kejadian IDO (p<0,05).
Peningkatan Laju Disolusi Ibuprofen Sistem Dispersi Padat Dengan Poloxamer 188 PEG 6000 Metode Peleburan Kiki Amelia; Doddy Rusli
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 4, No 2 (2023): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v4i2.15185

Abstract

Polimer poloxamer 188 PEG 6000 merupan bahan tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi zat aktif dalam sediaan padat, ibuprofen merupakan obat yang mempunyai kelarutan yang rendah tetapi memiliki permeabilitas yang tinggi masuk dalam klasifikasi Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju disolusi ibuprofen sistem dispersi padat dengan penambahan polimer poloxamer 188 PEG 6000. Pada penelitian ini Sistem dispersi padat dibuat dengan metode peleburan dengan variasi Ibuprofen Poloxamer 188-PEG 6000 yaitu 1 : 0,75 : 0,25; 1 : 0,5 : 0,5; 1 : 0,25 : 0,75. Sebagai pembanding dispersi padat dibuat campuran fisik dengan komposisi yang sama. Metode penelitian uji disolusi menggunakan alat disolusi metode dayung (tipe 2) pada medium dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 900 ml pada suhu 370C ± 0,5OC dengan kecepatan 100 r.p.m selama 60 menit. Hasil dari penelitian  menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum ibuprofen murni dalam dapar fosfat pH 7,4 adalah 264 nm, dispersi padat Ibuprofen-Poloxamer 188-PEG 6000 dapat meningkatkan laju disolusi ibuprofen dibandingkan dengan campuran fisik dan Ibuprofen murni. Dispersi padat 1:0,75 merupakan formula dengan hasil disolusi terbaik