Paridjo
Universitas Pancasakti Tegal

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analysis the Ability of Mathematic Connection With Cooperative Learning Model Thinking Pair Share and Thinking Pair Square Miftakhul Jannah; Paridjo Paridjo; Wikan Budi Utami
MEJ (Mathematics Education Journal) Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Department of Mathematics Education University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/mej.v3i1.8415

Abstract

The study aims to determine the better mathematical connection capabilities between those taught using cooperative learning models of the type of Think Pair Share or Think Pair Square, and describe the mathematical connection ability of students taught by cooperative learning models of Think Pair Share and Think Pair Square types. The population in this study were all students of class VIII of SMP Negeri 2 Adiwerna in the academic year of 2017/2018. Quantitative samples use 2 experimental classes. While the qualitative sample is 12 high, medium and low ability students. Data collection was carried out quantitatively, namely by tests, and qualitative by observation, documentation, and interviews. The results of this study showed that the mathematical connection ability taught with the Think Pair Share type of cooperative learning model was better than Think Pair Square, the mathematical connection ability of students taught by Think Pair Share and Think Pair Square learning models was partly achieved by the low group students , medium, and high.
Efektivitas pembelajaran melalui Whatsapp grup terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika Siska Sagita Mustami; Paridjo Paridjo; Wikan Budi Utami
Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE) Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)
Publisher : UM Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/jpse.v6i2.6827

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran melalui WhatApp grup dapat mencapai KKM 77.(2) Pembelajaran melalui WhatsApp Grup efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Populasi penelitian peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Ketanggungan kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2019/2020. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Teknik  analisis data menggunakan uji t satu sampel pihak kanan, uji Paired Sample T Test dan Uji N-Gain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi vektor dalam bentuk soal uraian berjumlah 6 item soal. Hasil penelitian : (1) Rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakanpembelajaran melalui WhatsApp grup mencapai 77. (2) Pembelajaran melalui WhatsApp Grup tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Pada nilai pembelajaran melalui WhatsApp grup (posttest) lebih kecil dari nilai pembelajaran luring (pretest) ini berarti peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran melalui WhatsApp grup (Posttest) tidak lebih baik dari pembelajaran luring (Pretest) dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, hal ini dikarenakan pada pembelajaran luring guru berinteraksi langsung dengan peserta didik sehingga terpantau seluruh kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan WhatApp grup.
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK Nelu Meisye Rakhmahwati; Paridjo Paridjo; Rizqi Amaliyakh Sholikhakh
JIPMat Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v4i2.4238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis tulis peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi kubus dan balok. Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII G SMP Negeri 1 Brebes Tahun pelajaran 2018/ 2019. Pengambilan subjek menggunakan  purposive sampling dari nilai tes kemampuan komunikasi matematis sebanyak 6 subjek yaitu masing-masing 2 subjek dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi, 2 subjek dengan kemampuan komunikasi matematis sedang, dan 2 subjek dengan kemampuan komunikasi matematis rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.  Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kemampuan komunikasi matematis tulis untuk subjek dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi  mencapai lima indikator kemampuan komunikasi matematis , subjek dengan kemampuan komunikasi matematis sedang mencapai tiga indikator kemampuan komunikasi matematis dan subjek dengan kemampuan komunikasi matematis rendah mencapai dua indikator kemampuan komunikasi matematis.
ANALISIS KESALAHAN SISWA SECARA PROSEDURAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL TRANSFORMASI GEOMETRI Dea Ayuningtyas Abdul Wahid; Eleonora Dwi Wahyuningsih; Paridjo Paridjo
JIPMat Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v6i1.8125

Abstract

Tujuan penelitian : (1) Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi transformasi geometri berdasarkan kesalahan prosedural, (2) Apa saja faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika pada materi transformasi geometri berdasarkan kesalahan prosedural. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan subjek diambil sebanyak 6 subjek yaitu masing-masing 2 subjek dengan kemampuan tinggi, 2 subjek dengan kemampuan sedang dan 2 subjek dengan kemampuan rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes. Sebelum soal tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu soal tes diajukan kepada validator ahli untuk dinilai kevalidan logisnya. Hasil penelitian menunjukkan : indikator kesalahan prosedural yaitu 1. Ketidakteraturan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal matematika, 2. Tidak tepat dalam perhitungan, 3. Tidak melanjutkan langkah penyelesaian secara hirarki, 4. Kurang tepatnya penggunaan simbol-simbol. (1) subjek Tinggi 1 tidak memenuhi 4 indikator kesalahan prosedural, subjek Tinggi 2 memenuhi 1 indikator kesalahan prosedural yaitu indikator 3, subjek Sedang 1 dan Sedang 2 memenuhi 2 indikator kesalahan prosedural yaitu indikator 3 dan 4, subjek Rendah 1 memenuhi 3 indikator kesalahan prosedural yaitu indikator 2, 3 dan 4 dan subjek Rendah 2 memenuhi 4 indikator kesalahan prosedural, (2) faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan prosedural yaitu tidak terbiasa menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan, tidak dapat menghitung dengan tepat, lupa untuk menuliskan hasil akhir yang diperoleh dan bingung dengan simbol yang harus dituliskan.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DITINJAU PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MATERI MATRIKS Dzunur Aeni Hanarafa; Paridjo Paridjo; Rizqi Amaliyakh Sholikhakh
JIPMat Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v6i2.9374

Abstract

Tujuan penelitian : (1) mendeskripsikan kemandirian belajarisiswa di kelas X BDP SMK Negeri 1 Dukuhturi, (2) mendeskripsikan kemampuan koneksi matematika siswa di kelas X BDP SMK Negeri 1 Dukuhturi, (3) mendeskripsikan kemampuan koneksi matematika ditinjau dari  kemandirian belajaran siswa kelas X BDP SMK Negeri 1 Dukuhturi pada materi matriks. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pemeriksaan subjektif. Strategi purposive sampling digunakan untuk mengambil subjek penelitian sebanyak 6 siswa, yang terdiri dari 2 subjek dengan kemandirian belajar tinggi, 2 subjek dengan kemandirian belajar sedang dan 2 subjek dengan kemandirian rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan : (1) kemandirian belajar matematika siswa kelas X BDP SMK Negeri 1 Dukuhturi berada pada kategori normal pada klasifikasi sedang dengan jumlah 25 siswa. (2) kemampuan koneksi matematika siswa kelas X BDP SMK Negeri 1 Dukuhturi pada materi matriks berada dalam klasifikasi sedang karena dapat menjawab beberapa pertanyaan dengan memenuhi 3 sampai 4 indikator, (3) kemampuan koneksi dengan kemandirian belajar tinggi dapat memenuhi 4 sampai 6 indikator, kemampuan koneksi matematika dengan kemandirian belajar sedang dapat memenuhi 3 sampai 4 indikator, dan kemampuan koneksi matematika dengan kemandirian rendah memenuhi 1sampai 2 indikator.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MAHASISWA DENGAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR Paridjo Muhammad; Budi Waluya; Rochmad Rochmad
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2018): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v9i1.2338

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi dan aktivitas belajar mahasiswa mata kuliah aljabar dalam materi fungsi kuadrat dan aplikasinya. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan sejauh mana kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah fungsi kuadrat dan aplikasinya pada mata kuliah Aljabar. Subjek penelitian ini adalah  mahasiswa pendidikan matematika semester 1 sebanyak 58 orang yang berasal dari SMA jurusan IPA (SMA-IPA) berjumlah 35 orang, SMA Jurusan IPS (SMA-IPS) berjumlah 11 mahasiswa  dan SMK berbagai jurusan  berjumlah 11 orang yang, responden  dipilih melalui teknik random sampling  masing-masing 2 mahasiswa. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa kelompok SMA-IPA memiliki  kemampuan memecahkan masalah lebih baik dari kelompok SMA-IPS dan kelompok SMK. Kemampuan komunikasi matematika kelompok SMA-IPA lebih baik dari kemampuan komunikasi matematika kelompok SMA_IPS dan kelompok SMK. Kekurangan untuk kelompok SMA-IPS dan kelompok SMK menyelesaiakn dalam  masalah aljabar menggunakan rumus-rumus kalkulus. Kekurangan secara umum mahasiswa belum menuliskan jawaban akhir dalam menjawab pertanyaan soal. Untuk aktivitas belajar  dengan metode kooperatif model Group Investigation membuat aktivitas belajar mahasiswa baik sekali, namum mahasiswa dalam  keberanian berpendapat dan mengkomunikasikan hasil dengan kriteria baik Kata kunci: Komunikasi Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar 
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK MATERI AJAR OPERASI HITUNG ALJABAR DENGAN PEMODELAN TEORI RESPON BUTIR (Studi Pengembangan pada Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Adiwerna Tahun Ajaran 2016/2017) Indah Rizqi Kurniawati; Purwo Susongko; Paridjo -
JPMP Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/jpmp.v1i1.784

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui prosedur penyusunan tes diagnostik kesulitan belajar matematika materi operasi hitung aljabar dengan pemodelan teori respons butir,2.  Mengetahui kualitas tes diagnostik kesulitan belajar matematika operasi hitung aljabar yang dianalisis dengan teori respons butir, 3.Memperoleh informasi kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dimunculkan dalam tes diagnostik yang telah disusun.Penelitian ini merupakan penelitian research and development yang dengan dengan prosedur penelitian research and development Sugiyono, yaitu: Potensi dan masalah, mengumpulkan Informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba yang diperluas, dan penggunaan produk pada kondisi sesungguhnya. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 102 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukan tes diagnostik yang telah disusun secara kualitatif memenuhi aspek velid, aspek praktis, dan aspek efektif. Tes diagnostik yang telah disusun cocok dengan model dua parameter dan memiliki tingkat kesukaran berkisar antara -2,080 sampai 1,749.  Tes diagnostik memberikan informasi Indikator kesulitan yang paling banyak terjadi adalah kesalahan konsep dengan presentase rata-rata sebanyak 15.15%, yang kedua adalah kesalahan konsep dan hitung dengan presentase rata-rata 11,51%,  yang ketiga kesalahan hitung dengan presentase rata-rata 9.09%, dan yang terakhir kesalahan analisis atau pemahaman soal dengan presentase rata-rata 7.78%. Lebih dari 50% peserta didik harus remidi dan mengulang sebagian. Kata Kunci: Instrumen tes, tes diagnostik, model teori respons butir
Suatu Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Paridjo
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2006)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5726.796 KB)

Abstract

Tujuan pembelajaran di sekolah senantiasa untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang sedang dipelajari. Dari sekian banyak siswa di suatu kelompok belajar, sebagian mengalami keberhasilan dan sebagian yang dipalajari disekolah, termasuk pelajaran matematika. Bagi siswa yang selalu gagal memperoleh nilai baik dalam Matematika, menganggap bahwa Matematika itu sulit dan membosankan. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat. Selain itu kesulitan disebabkan juga oleh faktof khusus antara lain kesulitan menyelesaikan soal cerita. Kesulitan-kesulitan dalam belajar, khususnya belajar matematika bila kesulitan belajar untuk masing-masing sub pokok  bahasan tidak segera diatasi sedini mungkin akan berpengaruh terhadap proses belajar matematika secara utuh. Suatu cara mengatasi kesulitan belajar, khususnya belajar matematika untuk mempelajari konsep, prinsip dan keterampilan, masalah dihubungkan dengan pengalaman sehari-hari siswa,guru melibatkan siswa dalam membuat generalisasi, guru dalam menjelaskan konsep-konsep matematika kepada siswa menggunakan bahasa yang sederhana dan gunakan alat peraga bila diperlukan serta pembelajaran remedial untuk kesulitan yang sifatnya klasik.